Normalisasi Drainase dan Penghijauan Antisipasi Genangan di Tol Cipali
Penanaman ribuan pohon secara bertahap dan normalisasi drainase di sekitar tol dilakukan sebagai upaya mengantisipasi genangan air di ruas Tol Cikopo-Palimanan. Genangan air di Tol Cipali terjadi pada akhir 2019.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
INDRAMAYU, KOMPAS - Pengelola Jalan Tol Cikopo-Palimanan bersama sejumlah pihak menanam ribuan pohon secara bertahap dan memperdalam drainase di sekitar tol. Upaya itu untuk mengantisipasi jalan bebas hambatan tersebut terendam air saat curah hujan tinggi seperti terjadi akhir 2019.
Penanaman 200 pohon dilakukan secara simbolis di Jalan Tol Cipali Kilometer 122, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (10/1/2020). Turut hadir antara lain, General Manager Operasi PT Lintas Marga Sedaya selaku pengelola Tol Cipali, Suyitno; Wakil Kepala Kepolisian Resor Indramayu Komisaris Nanang Suhendar; dan Asisten Daerah Bidang Pemerintahan Setda Kabupaten Indramayu Jajang Sudrajat.
"Kami akan menanam pohon secara bertahap di sekitar tol dari KM 122 hingga KM 142 seluas 40 hektar," kata Suyitno. Pihaknya menargetkan menanam 39.600 pohon jenis trembesi, mahoni, mangga, nangka, sukun, dan sirsak. Daerah tersebut sebelumnya berupa tanah lapang.
Menurut Suyitno, penanaman pohon yang mampu menyerap air menjadi upaya jangka panjang mengantisipasi banjir di tol. Apalagi, saat arus balik, Selasa (31/12/2019), ruas Tol Cipali KM 136.200 sempat terendam air.
Ketika itu, ruas tol sepanjang sekitar 250 meter terendam sedalam 15-20 sentimeter. Air berasal dari luapan Sungai Cilalanang. Arus kendaraan terganggu pukul 17.00-18.00. Persawahan di kiri dan kanan tol juga terendam air.
Curah hujan yang saat itu mencapai 74 milimeter per jam ditengarahi menjadi penyebab terendamnya ruas tol. Drainase tol tak mampu menampung derasnya air.
Adapun upaya jangka pendek untuk mengantisipasi banjir, katanya, antara lain mengangkat sedimentasi Sungai Cilalanang untuk memperdalam saluran pembuangan air di tol. "Kami juga sedang membuat tanggul sepanjang 200 meter," ucapnya.
Pihaknya juga memasang kamera pengintai (CCTV) di lokasi tersebut untuk memantau ketinggian air. Dengan begitu, pihaknya dapat segera bertindak agar air tidak merendam jalan tol yang dilalui sekitar 30.000 kendaraan setiap hari tersebut.
Pada saat bersamaan, pihaknya berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Instansi tersebut mengelola sejumlah sungai di sekitar tol.
Kepala Bidang Operasi Pengelolaan Sumber Daya Air BBWS Cimanuk-Cisanggarung Abdul Ghoni Majdi mengatakan, pihaknya masih menginventarisasi kondisi sungai di sekitar tol. Di Cipali, terdapat lima sungai yang termasuk daerah aliran Sungai Cimanuk dan Ciwaringin.
Selain Cipali, terdapat 13 sungai yang melintas di ruas Tol Palimanan-Kanci. Sebanyak 11 sungai tersebar di ruas Tol Kanci-Pejagan dan dua sungai di ruas Pejagan-Pemalang.
Menurut Ghoni, secara umum, sungai tersebut mengalami pendangkalan sehinga dapat memicu luapan saat hujan deras. "Kami akan melaporkan hasil inventarisasi sungai ini ke pusat (Kementerian PUPR) untuk menunggu penanganan selanjutnya," katanya.
Ahmad Faa Izyin, prakirawan BMKG Stasiun Meteorologi Kertajati mengatakan, hujan lebat diprediksi masih melanda wilayah Indramayu dan sekitarnya hingga 12 Januari. Hujan lebat berkisar 50 milimeter (mm) sampai 100 mm per hari. Padahal, normalnya, intensitas hujan hanya 20 mm per hari.