Jalur Pengurai Pantura Ditargetkan Beroperasi untuk Mudik Lebaran
Pembangunan jalan lingkar utara yang menghubungkan Brebes dan Tegal, Jateng, kembali dilanjutkan. Jalan strategis yang dapat mengurai kepadatan di pantura ini ditargetkan bisa dioperasikan untuk arus mudik Lebaran 2020.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
TEGAL, KOMPAS - Setelah dihentikan sejak 2013, pembangunan jalan lingkar utara atau jalingkut yang menghubungkan Kabupaten Brebes dan Kota Tegal, Jawa Tengah, kembali dilanjutkan. Jalan strategis yang dapat mengurai kepadatan di jalur pantai utara ini ditargetkan bisa dilintasi saat arus mudik Lebaran, Mei mendatang.
Proyek pembangunan Jalingkut Brebes-Kota Tegal sepanjang 17,4 kilometer dimulai pada 2010. Seharusnya, jalan tersebut sudah selesai dibangun dan bisa dilintasi pada 2014. Namun, pada tahun 2013, kontraktor pelaksana pembangunan PT Bumirejo atau PT Brantas Abipraya menangguhkan pekerjaan.
Hal itu disebabkan perusahaan belum mendapatkan pembayaran termin bulanan sejak Oktober hingga Desember 2012. Pembayaran termin yang belum dibayarkan kala itu senilai Rp 16 miliar. Persoalan itu hingga kini masih berproses hukum di Mahkamah Agung.
Pembangunan lanjutan sudah kami mulai sejak awal Januari 2020 dan targetnya selesai pada Desember 2020.
Pada Juli 2019, di Brebes, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengungkapkan keinginannya untuk meminjam jalingkut, yang menjadi barang bukti dalam kasus tersebut. Basuki berharap, proses pembangunan bisa tetap berlanjut seiring berjalannya proses hukum.
"Pembangunan lanjutan sudah kami mulai sejak awal Januari 2020 dan targetnya selesai pada Desember 2020. Meski begitu, pada saat mudik Lebaran atau Mei mendatang, Jalingkut Brebes-Kota Tegal diharapkan sudah bisa digunakan secara fungsional," kata Pejabat Pembuat Komitmen Bina Marga Wilayah 1 Jawa Tengah Yudi Harto Suseno, di Kota Tegal, Rabu (8/1/2020).
Menurut Yudi, dari panjang total 17,4 kilometer, baru sekitar 3 kilometer yang dikerjakan hingga tahun 2013. Artinya, Bina Marga masih memiliki pekerjaan rumah untuk melanjutkan sekitar 14 kilometer lagi. Proyek pembangunan tersebut menyerap anggaran sekitar Rp 200 miliar dari APBN.
Yudi mengklaim, tidak ada kendala apa pun dalam pembangunan Jalingkut Brebes-Kota Tegal. Pihaknya pun optimistis, pembangunan jalan tersebut selesai sebelum tenggat waktu yang ditentukan.
Berdasarkan pantauan Kompas, Rabu petang, proyek jalingkut di wilayah Kota Tegal digunakan oleh beberapa orang untuk berlatih balapan. Beberapa truk pengangkut pasir dan batu juga lalu-lalang di sekitar lokasi.
Pemandangan tersebut kontras dengan pemandangan di tempat serupa pada Juni 2019. Kala itu, masyarakat sekitar memanfaatkan proyek jalingkut yang mangkrak untuk menjemur udang rebon.
Secara terpisah, Wakil Bupati Brebes Narjo berharap Jalingkut Brebes-Kota Tegal bisa segera diselesaikan dan difungsikan pada saat arus mudik Lebaran 2020. Menurut Narjo, jalur itu sangat diperlukan untuk memecah arus kendaraan di jalan pantai utara (pantura).
"Saat jalingkut sudah beroperasi, kendaraan-kendaraan besar sudah tidak boleh lewat jalur dalam kota sehingga potensi kemacetan di jalan dalam kota di Brebes dan Kota Tegal bisa ditekan," ujar Narjo. Hal tersebut juga bisa mengurangi potensi kecelakaan akibat aktivitas kendaraan-kendaraan besar.
Sementara, Wali Kota Tegal Dedy Yon Suproyono menuturkan, selain memberikan kenyamanan bagi para pengguna jalan, pembangunan Jalingkut Brebes-Kota Tegal akan membawa dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar.
Peluang-peluang ekonomi baru akan muncul sehingga kesejahteraan masyarakat sekitar bisa meningkat. "Jika ada jalan baru, minimal akan ada usaha-usaha, seperti warung, restoran, bengkel, dan lain-lain," ujar Dedy.
Dedy menambahkan, peluang investasi juga timbul seiring dengan beroperasinya jalingkut. Kemudahan akses antardaerah menjadi salah satu daya tarik bagi investor.