MS (27), warga Desa Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, jadi korban kekerasan seksual. Dia diperkosa lalu dibunuh, Selasa (7/1/2020) dini hari. Jasadnya terkubur di kebun karet.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
BANDAR LAMPUNG, KOMPAS — MS (27), warga Desa Bangun Jaya, Kecamatan Gunung Agung, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Lampung, menjadi korban kekerasan seksual. Dia diperkosa lalu dibunuh, Selasa (7/1/2020) dini hari. Jasadnya terkubur di kebun karet dekat rumahnya. Salah seorang pelaku adalah tetangganya sendiri.
Kepala Kepolisian Sektor Gunung Agung Ajun Komisaris Tri Handoko, Selasa, mengatakan, kasus ini pertama kali terungkap saat DM, anak korban, panik ketika dapur rumahnya terbakar. DM segera meminta tolong kepada kakeknya, Mulyono. Beruntung, api dapat segera dipadamkan.
Akan tetapi, keluarga curiga saat melihat banyak bercak darah di kasur. Kondisi rumah juga berantakan. MS tidak ada di sana. Keluarga korban hanya menemukan anak bungsu korban, S, yang sedang tertidur. Selama ini, MS hanya tinggal bersama kedua anaknya karena suaminya merantau di Jakarta.
”Saat itu, saksi tidak menemukan korban di rumahnya. Kejadian itu langsung dilaporkan kepada kami. Tim langsung bergerak ke lokasi,” kata Tri.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi yakin telah terjadi pembunuhan di rumah itu. Pelaku diduga orang yang dikenal korban yang datang ke sana malam sebelumnya. Pencarian pelaku pembunuhan pun mengarah kepada T, tetangga yang juga masih saudara korban.
Polisi langsung menangkap pelaku di rumahnya. T mengakui perbuatannya. Dia melakukannya bersama temannya yang berinisial S, yang belakangan juga ditangkap polisi. T mengatakan mereka mengubur jasad korban di kebun karet tak jauh dari rumahnya. Jenazah korban dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diotopsi.
Hingga saat ini, tersangka T dan S juga masih ditahan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Polisi masih mendalami motif kedua pelaku.
Direktur Eksekutif Lembaga Advokasi Damar Lampung Sely Fitriani memaparkan, selama 2019, pihaknya menerima 200 laporan tindak kekerasan seksual terhadap perempuan. Dari semua kasus itu, 59 persen kasus kekerasan dilakukan di ruang privat.
Dia menambahkan, mayoritas pelaku kekerasan terhadap perempuan memang didominasi oleh orang dekat. Selain keluarga, tetangga atau teman berpotensi menjadi pelaku.