Polresta Solo Terapkan Kewaspadaan Level Tertinggi
Aparat gabungan Polri dan TNI akan menjaga semua gereja di Solo, Jawa Tengah, untuk memberikan jaminan rasa aman pada saat pelaksanaan ibadah Natal. Kewaspadaan terhadap potensi aksi terorisme pun ditingkatkan.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Aparat gabungan Polri dan TNI akan menjaga semua gereja di Solo, Jawa Tengah, untuk memberikan jaminan rasa aman pada saat pelaksanaan ibadah Natal. Kewaspadaan terhadap potensi aksi terorisme pun ditingkatkan.
Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Solo Ajun Komisaris Besar Iwan Saktiadi mengatakan, ada total 169 gereja Kristen dan Katolik di Solo. Setiap gereja akan mendapatkan pengamanan dengan jumlah personel bervariasi.
Semua dianggap rawan. Kami tidak underestimate, kami tidak menyepelekan situasi. Kami tetap harus meningkatkan kewaspadaan di level tertinggi.
Selain Polri, pengamanan juga melibatkan personel TNI, Satpol PP Pemkot Solo, pengamanan internal gereja, dan organisasi masyarakat. Salah satu potensi kerawanan yang diwaspadai adalah aksi terorisme.
”Semua dianggap rawan. Kami tidak underestimate, kami tidak menyepelekan situasi. Kami tetap harus meningkatkan kewaspadaan di level tertinggi. Artinya, dengan meningkatkan kewaspadaan di level tertinggi, kami selalu waspada dan bisa memberikan jaminan rasa aman kepada masyarakat yang beribadah di gereja maupun saat merayakan Tahun Baru,” katanya seusai apel Gelar Pasukan Operasi Lilin Candi 2019 di Solo, Kamis (19/12/2019).
Menurut Iwan, 1.600 personel aparat gabungan Polri dan TNI telah disiapkan. Penempatan aparat keamanan di setiap gereja bergantung pada situasi dan jumlah jemaat di gereja tersebut. Pihaknya telah membagi gereja menjadi tiga kluster berdasarkan jumlah jemaat dan situasi gereja.
”Gereja dalam kluster ring 1 itu jumlah jemaat lebih banyak dan pelaksanaan kegiatan dimungkinkan ada potensi-potensi kerawanan yang harus diantisipasi lebih awal,” ujarnya.
Iwan mengatakan, Polresta Solo telah mengumpulkan pengurus setiap gereja untuk berkoordinasi serta memastikan prosedur standar operasi pelaksanaan pengamanan gereja, baik oleh Polri, TNI, maupun pengamanan internal gereja serta organisasi masyarakat. Ini sebagai salah satu upaya mengantisipasi potensi aksi teror saat pelaksanaan ibadah Natal. Polri juga telah mengantisipasi aksi sweeping oleh ormas.
”Perintah tegas dari Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia yang menindakalanjuti perintah dari Presiden Negara Republik Indonesia, tidak ada siapa pun juga diizinkan untuk mengganggu pelaksanaan ibadah Natal,” katanya.
Iwan menambahkan, untuk memberi rasa aman sekaligus juga mencegah potensi kejahatan jalanan selama perayaan Natal dan Tahun Baru 2020, Polresta Solo dan pemangku kepentingan terkait juga telah menyita minuman keras ilegal jenis ciu (miras lokal) sebanyak 853 liter dan 241 botol miras berbagai jenis selama enam bulan terakhir.
Selain itu, polisi juga menangkap sembilan tersangka pengedar narkoba dalam kurun waktu dua bulan terakhir. Dari tangan mereka disita barang bukti total 26,63 gram sabu. Iwan menambahkan, potensi kerawanan lain saat libur Natal dan Tahun Baru adalah kemacetan lalu lintas.
Kepala Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Solo Ari Wibowo mengatakan, ada 24 lokasi rawan kemacetan di dalam kota. Dinas Perhubungan Solo pun telah menyiapkan rekayasa lalu lintas dengan memasang barikade untuk mengantisipasi kemacetan di lokasi-lokasi tersebut.
Lokasi rawan kemacetan tersebut mencakup lima pelintasan kereta api sebidang, yaitu Purwosari, Pasar Nongko, Balapan, Joglo, dan Ledoksari. Selain itu, ada 13 titik persimpangan jalan, 4 pasar tradisional, serta 2 pusat perbelanjaan.