Sebanyak 2.025 personel gabungan dikerahkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dalam perayaan Natal di Papua. Sejumlah potensi ancaman menjadi perhatian aparat.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
ILAGA, KOMPAS — Sebanyak 2.025 personel gabungan dikerahkan untuk mengantisipasi gangguan keamanan dalam perayaan Natal di Papua. Selain kepolisian, dukungan personel juga dari TNI, dinas perhubungan, dan pramuka. Sejumlah potensi ancaman menjadi perhatian aparat.
Kepala Kepolisian Daerah Papua Inspektur Jenderal Paulus Waterpauw, seusai apel pasukan Operasi Lilin 2019 di Jayapura, Kamis (19/12/2019), mengatakan, 2.025 personel gabungan ini untuk memperkuat tugas pengamanan personel yang telah ada di setiap kepolisian resor.
Ribuan personel ini cukup untuk mengamankan Natal di Papua. Namun, kami akan terus menganalisis situasi keamanan.
Dalam dua hari terakhir terjadi insiden kontak senjata di Kabupaten Intan Jaya serta konflik antara aparat kepolisian dan warga di Kabupaten Yahukimo. Insiden kontak senjata antara Satgas Gakkum TNI-Polri dengan kelompok kriminal bersenjata di Intan Jaya menewaskan dua anggota TNI pada Selasa, 17 Desember. Sementara konflik di Yahukimo pada Rabu, 18 Desember, menewaskan satu anggota Brimob asal Riau.
”Ribuan personel ini cukup untuk mengamankan Natal di Papua. Namun, kami akan terus menganalisis situasi keamanan,” kata Paulus.
Selain itu, lanjutnya, kepolisian juga mengantisipasi peredaran minuman keras dan narkoba yang dapat memicu konflik sosial di antara warga dan juga kecelakaan lalu lintas.
Kepala Biro Operasi Polda Papua Komisaris Besar Gatot Ariwibawa menuturkan, Jayapura menjadi prioritas pengamanan Natal karena terdapat banyak gereja dengan jumlah jemaat yang banyak.
Ia menyatakan, setiap kepala polres telah diinstruksikan untuk memberdayakan pihak keamanan dari gereja dan meningkatkan patroli di setiap gereja. Polisi pun menyiapkan tiga sampai empat anjing pelacak di lokasi tertentu agar tidak sampai kecolongan.
Pekan lalu, Densus 88 Polri meringkus tujuh terduga teroris di Sentani, Kabupaten Jayapura. Para terduga teroris itu berasal dari jaringan Lampung dan Medan.
Bupati Puncak Willem Wandik, salah satu tokoh masyarakat Pegunungan Papua, mengimbau masyarakat menyambut Natal dengan penuh damai dan sukacita. ”Kami berharap masyarakat menyambut Natal dengan suasana kekeluargaan dan tidak mudah terpengaruh untuk menciptakan konflik,” katanya.