Atap samping dan plafon Gerbang Tol Weleri, ruas Tol Semarang-Batang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, rusak pada Selasa (10/12/2019) sore akibat angin puting beliung. Gerbang pun sempat ditutup selama tiga jam.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Angin puting beliung yang terjadi Selasa (10/12/2019) sore menghebohkan jagat media sosial. Di lokasi, angin kencang itu di antaranya merusak atap samping dan plafon Gerbang Tol Weleri, ruas Tol Semarang-Batang, Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Gerbang pun sempat ditutup tiga jam sebelum dibuka kembali pada pukul 18.42.
Direktur Utama PT Jasamarga Semarang Batang (JSB) Arie Irianto menjelaskan, peristiwa terjadi pukul 15.40. Angin puting beliung datang dari arah timur dan membuat atap samping (list plank) serta plafon Gerbang Tol (GT) Weleri terlepas dan rusak.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu. ”Namun, kejadian itu membuat (komponen yang lepas) menimpa peralatan tol. Penanganan sementara kerusakan telah dilakukan. Juga dilakukan pemeriksaan peralatan tol serta jaringan listrik,” kata Arie.
Akibat peristiwa itu, layanan transaksi di GT Weleri, baik yang masuk maupun keluar, ditutup sementara pukul 15.45. Arus lalu lintas pun dialihkan ke GT Kendal dan GT Kaliwungi. Pukul 18.42, GT Weleri dibuka dan beroperasi normal.
Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana (BPBD) Jateng Sudaryanto menuturkan, angin kencang memang terjadi di sejumlah daerah di Jateng pada Selasa sore. Selain di Kendal, dampak kerusakan juga terlihat, antara lain, di Kota Semarang dan Kabupaten Semarang.
Menurut dia, angin kencang hanya berlangsung 15 menit, tetapi memberi dampak kerusakan. ”Seperti di Kantor Dinas Ketahanan Pangan Jateng (di Ungaran). Sejumlah atap roboh dan ada satu mobil yang parkir tertimpa pohon tumbang,” ucap Sudaryanto.
Sementara di Kota Semarang, sejumlah pohon tumbang, salah satunya di Kecamatan Gunungpati. Dari pantauan, juga ada tiang lampu yang nyaris ambruk.
Sudaryanto meminta masyarakat waspada dengan potensi bahaya dari angin kencang, yang memang kerap terjadi pada musim pancaroba. Adapun BPBD kabupaten/kota bersiaga dan akan langsung segera menangani setelah ada laporan kejadian.
Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Semarang Iis W Harmoko mengatakan, hujan dan angin kencang yang terjadi belakangan ini memang seperti pada saat kondisi pancaroba.
”Pada saat masa transisi seperti ini, biasanya awan kumulonimbus sangat cepat sekali terbentuk dan matang. Efeknya membuat potensi cuaca ekstrem terjadi. Kemungkinan selama Desember diprediksi masih terjadi. Di pantura (Jateng) sudah musim hujan, tetapi belum merata,” katanya.