Tingkatkan Kekebalan Tubuh Anak dengan Aktivitas Fisik
Anak-anak perlu kekebalan atau daya tahan tubuh yang baik agar tidak mudah terserang penyakit. Salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh adalah membiasakan mereka beraktivitas fisik minimal 60 menit sehari.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SURABAYA, KOMPAS — Anak-anak memerlukan kekebalan atau daya tahan tubuh yang baik agar tidak mudah terserang penyakit. Salah satu cara meningkatkan kekebalan tubuh yang mudah dilakukan dan nyaris tanpa biaya adalah membiasakan mereka melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit sehari.
Pakar tumbuh kembang anak Rumah Sakit Umum Daerah dr Soetomo Surabaya, Ahmad Suryawan SpA (K), mengatakan, daya tahan tubuh merupakan salah satu pilar penting penyangga tumbuh kembang anak dan pengembangan otak anak supaya optimal. Apabila daya tahan tubuhnya terganggu, anak akan mengalami gangguan dalam proses tumbuh kembangnya.
”Untuk mendapatkan daya tahan tubuh dan pengembangan otak yang maksimal, salah satu caranya adalah membiasakan anak beraktivitas fisik dengan pola-pola yang sesuai usia,” ujar Suryawan pada acara konferensi pers ”Pentingnya Aktivitas Fisik untuk Stimulus Daya Tahan Tubuh Anak Bersama Stimuno” di Tunjungan Plaza, Surabaya, Sabtu (2/11/2019).
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan agar anak dengan rentang usia 5-17 tahun beraktivitas fisik minimal 60 menit dalam sehari dan tiga kali dalam seminggu. Aktivitas fisik pada anak tersebut sebaiknya difokuskan pada tiga hal, yakni aerobik, penguatan otot, dan penguatan tulang.
Pengajar di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya ini mengatakan, kegiatan aerobik antara lain berlari, melompat-lompat, dan menari. Aerobik ini dapat meningkatkan ketahanan kardiorespirasi, yakni kemampuan tubuh melakukan aktivitas fisik yang intens dan berkesinambungan dengan melibatkan sekelompok otot besar. Hal itu menjadi unsur penting dalam menjaga kesegaran jasmani.
Adapun upaya penguatan otot bisa dilakukan dengan permainan menggunakan alat bermain, tarik-menarik, dan memanjat pohon. Sementara olahraga yang dianjurkan untuk menguatkan tulang adalah kegiatan tumbukan, seperti berlari, lompat tali, bermain basket, dan tenis.
”Aktivitas fisik ini dirasakan semakin penting pada era modern seperti sekarang ini karena pola hidup anak-anak yang mendorong mereka malas bergerak. Contohnya, lebih asyik bermain gawai,” kata Suryawan.
Kondisi anak-anak yang lebih asyik bermain gawai itu diperparah dengan lingkungan yang buruk, seperti meningkatnya polusi udara akibat asap kendaraan bermotor yang semakin pekat. Menurut Suryawan, pada kondisi seperti itu, tidak ada jalan selain membiasakan aktivitas fisik atau menjadikannya sebagai gaya hidup.
Tidak ada jalan selain membiasakan aktivitas fisik atau menjadikannya sebagai gaya hidup.
Agar aktivitas fisik mampu menjadi gaya hidup, perlu banyak kegiatan menarik yang merangsang aktivitas fisik anak. Contohnya, penyediaan taman bermain yang dilakukan oleh Pemerintah Kota Surabaya. Selain itu, supaya hasilnya lebih maksimal, pihak sekolah dilibatkan. Caranya, memasukkan aktivitas fisik dalam kurikulum pendidikan sehingga terpola durasi dan frekuensinya.
Partisipasi swasta
Selain memerlukan kontribusi orangtua, pemerintah daerah, dan lembaga pendidikan, upaya menggelorakan aktivitas fisik sebagai gaya hidup pada anak-anak juga membutuhkan sumbangsih dari pihak swasta. Salah satunya dilakukan oleh PT Dexa Medica melalui program ”Timo Land School to School”.
Director of Consumer Health Dexa PT Dexa Medica Andrew Sulistya mengatakan program Timo Land School to School ini hadir di 838 sekolah dasar yang tersebar di 30 kota di seluruh Indonesia. Selain itu, ada juga program ”Stimuno Timo Land” yang hadir di pusat perbelanjaan di Jakarta, Bandung, dan Surabaya.
Stimuno Timo Land diisi dengan kegiatan kompetisi seni dan olahraga. Di bidang seni, ada kompetisi tari tradisional, tari modern, dan vocal group, sedangkan di bidang olahraga meliputi free style ball, seni bela diri, dan hula hoop.
”Program yang digelar hampir di seluruh kota di Indonesia ini diharapkan dapat mendorong pola hidup sehat anak-anak melalui aktivitas fisik,” ucap Andrew.