Jumlah pendulang dari lokasi tambang rakyat di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua, yang mengungsi akibat serangan sekelompok orang semakin bertambah.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Jumlah pendulang dari lokasi tambang rakyat di Distrik Seredala, Kabupaten Yahukimo, Papua, yang mengungsi akibat serangan sekelompok orang semakin bertambah. Saat ini, total pendulang yang mengungsi ke Kabupaten Boven Digoel menjadi 417 orang.
Hal tersebut disampaikan Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ahmad Mustofa Kamal, di Jayapura, Kamis (5/9/2019). Sehari sebelumnya, pendulang yang mengungsi 311 orang.
Lima pendulang masih menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Mereka terluka karena terkena panah dan parang.
Ahmad mengatakan, 387 petambang telah berada bersama organisasi paguyuban kampung halamannya di Boven Digoel. Sementara 30 pendulang lainnya masih dalam perjalanan dari Polsek Kouw ke Tanah Merah, ibu kota Boven Digoel.
”Lima pendulang masih menjalani perawatan di rumah sakit setempat. Mereka terluka karena terkena panah dan parang. Saat ini kondisi mereka semakin membaik,” kata Ahmad.
Ia menuturkan, penyidik Polres Boven Digoel masih memeriksa sejumlah pendulang yang melihat langsung penyerangan oleh sekelompok warga tersebut pada Minggu (1/9). ”Kami masih mendalami pemicu kelompok tersebut menyerang para pendulang. Apakah terkait persaingan bisnis atau motif lainnya,” tuturnya.
Sementara itu, Kepala Polres Asmat Andy Enoch, saat dihubungi, mengatakan, tim dari Polres Asmat yang berjumlah 10 orang belum berhasil tiba di lokasi kejadian karena faktor alam. Meski masuk dalam wilayah Yahukimo, lokasi penambangan itu jaraknya lebih dekat dengan Kabupaten Asmat.
Tim dari Polres Asmat itu hendak menyelidiki kebenaran informasi dari salah seorang pendulang yang selamat dari penyerangan tersebut. Pendulang itu mengaku melihat lima orang tewas karena dipanah pada Minggu sekitar pukul 17.00 WIT.
”Kondisi air sungai yang surut pada musim kemarau ini menyebabkan tim kami kesulitan ke lokasi tambang. Saat ini tim kami masih tertahan di Kampung Mabul. Daerah ini berbatasan langsung dengan Yahukimo,” papar Andy.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Cpl) Eko Daryanto mengatakan, pihaknya akan menyiapkan helikopter untuk membantu proses evakuasi para pendulang di lokasi tambang.
Sebelumnya, Yori Silib, tokoh masyarakat di Yahukimo, mengaku mendapatkan informasi terkait pembunuhan pendulang emas di Minim dari salah seorang warga yang bermukim di dekat lokasi penambangan.
”Informasi dari warga tersebut, diperkirakan jumlah korban jiwa lebih dari enam orang. Namun, harus ada pengecekan dari pihak kepolisian agar data tersebut valid,” ujarnya.