39 Korban Jiwa Selama 20 Bulan akibat Serangan KKSB
Sebanyak 39 orang tewas akibat serangan kelompok kriminal separatis bersenjata di sejumlah daerah di Papua dalam 20 bulan ini. Terakhir, anggota TNI Angkatan Darat, Prajurit Satu Sirwandi Abdullah, meninggal pada Sabtu (17/8/2019) malam.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Sebanyak 39 orang tewas akibat serangan kelompok kriminal separatis bersenjata di sejumlah daerah di Papua dalam 20 bulan ini. Terakhir, anggota TNI Angkatan Darat, Prajurit Satu Sirwandi Abdullah, meninggal pada Sabtu (17/8/2019) malam.
Pratu Sirwandi Abdullah meninggal karena terkena peluru di perut dan pinggang, sedangkan rekannya, Pratu Panji, terkena tembakan di lengan bagian kiri. Keduanya mendapatkan serangan dari kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) pimpinan Egianus Kogoya di Habema, Kabupaten Jayawijaya, ketika mengantar logistik ke Distrik Mbua, Kabupaten Nduga, Jumat pukul 15.30 WIT.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel Cpl Eko Daryanto, di Jayapura, mengatakan, Sirwandi mengembuskan napas terakhir di Rumah Sakit Umum Wamena, Jayawijaya, Sabtu kemarin pukul 21.35 WIT.
”Jenazah Sirwandi telah dibawa ke kesatuannya, Batalyon 751 Raider/Vira Jaya Sakti, di Sentani, Kabupaten Jayapura. Menurut rencana, jenazah almarhum akan dibawa ke kampung halamannya di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Senin (19/8/2019) ini,” kata Eko.
Ia menuturkan, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayor Jenderal Yosua Pandit Sembiring telah menginstruksikan seluruh jajaran di daerah rawan teror KKSB untuk bersiaga.
”Seluruh anggota TNI AD di daerah seperti Nduga dalam kondisi waspada. Kemungkinan besar kelompok Egianus menyerang karena semakin terdesak oleh anggota kami yang berada di daerah Nduga,” tuturnya.
Ia menyatakan, Kodam XVII/Cenderawasih belum bisa mengambil langkah tegas, seperti operasi militer, karena belum ada instruksi dari pimpinan tertinggi.
Seluruh anggota TNI AD di daerah seperti Nduga dalam kondisi waspada. Kemungkinan besar kelompok Egianus menyerang karena semakin terdesak oleh anggota kami yang berada di daerah Nduga.
Diketahui, 39 korban meninggal itu terdiri dari 23 warga sipil serta 16 aparat keamanan dari pihak TNI dan Polri. Sementara korban luka dari warga sipil sebanyak 7 orang dan aparat keamanan 13 orang.
Adapun KKSB telah terlibat dalam 37 kasus penembakan pada 2018 hingga Agustus 2019. ”Dengan peristiwa penembakan aparat keamanan dan warga sipil yang belum terhenti, kami akan tetap berada di Nduga untuk menjaga keselamatan warga setempat,” ucapnya.
Pelaksana Tugas Kepala Perwakilan Komnas HAM Wilayah Papua Frits Ramandey menyesalkan terjadinya insiden penyanderaan hingga penembakan aparat keamanan yang belum terhenti. ”Kejadian ini sudah melanggar nilai kemanusiaan dan murni tindakan kriminalitas. Aparat keamanan harus menggunakan upaya penegakan hukum untuk menghadapi kelompok ini,” ujar Frits.