Keluarga Korban Kecelakaan Kapal Pieces Cemas Menanti Hasil Pencarian
Para keluarga korban kecelakaan Kapal Pieces mengaku cemas menanti perkembangan informasi terkait upaya pencarian. Mereka berharap segera ada titik terang terkait nasib keluarga mereka.
Oleh
KRISTI UTAMI
·3 menit baca
BREBES, KOMPAS — Keluarga korban kecelakaan kapal Pieces mengaku cemas menanti perkembangan informasi terkait upaya pencarian. Mereka berharap segera ada titik terang terkait nasib keluarga mereka.
Sofandy (43), orangtua salah satu siswa SMK Negeri 1 Bulakamba, Kabupaten Brebes, yang menjadi korban kecelakaan kapal Pieces, sudah tiga kali dalam sehari menelepon tim evakuasi dari Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) Banjarmasin. Sofandy ingin segera mendapatkan titik terang terkait nasib anaknya, Hikmal Ramadhan (16).
”Hari ini saya sudah tiga kali menelepon Basarnas Banjarmansin untuk mengetahui perkembangan pencarian. Saya berharap, anak saya dan seluruh korban bisa segera ditemukan,” kata Sofandy, Sabtu (3/8/2019), di Brebes.
Orangtua dari siswa lain yang menjadi korban, Sudarno (60), sudah dua hari tak bisa makan dan tidur dengan tenang. Meski sudah mendapat informasi bahwa anaknya, Muhammad Samlawi (18), ditemukan dalam keadaan selamat, Sudarno tetap belum bisa tenang sebelum bertemu dengan anaknya.
”Saya diberi tahu oleh pihak sekolah perihal kecelakaan yang menimpa anak saya, Jumat (2/8/2019) siang. Mereka mengatakan, anak saya ditemukan dalam keadaan selamat. Akan tetapi, saya belum lega sampai saya bisa melihat Samlawi dengan mata kepala saya sendiri,” tutur Sudarno saat ditemui di rumahnya, di Desa Kupu, Kecamatan Wanasari, Kabupaten Brebes.
Secara terpisah, Kepala SMK Negeri 1 Bulakamba Slamet Riyadi membenarkan bahwa Hikmal dan Samlawi yang menjadi korban kecelakaan kapal Pieces merupakan siswanya. Selain itu, ada tiga siswa SMK Negeri 1 Bulkamba lain yang menjadi korban, yakni Frebiantama Alan Saputra (16), Muhammad Kastari (16), dan Priyanto (16).
Rencananya, Minggu (4/8/2019) petang, pihak sekolah dan para orangtua korban akan berangkat ke Pekalongan untuk menjemput korban yang berhasil dievakuasi.
Slamet menjelaskan, kejadian siswa praktik yang kapalnya mengalami kecelakaan baru pertama kali terjadi di SMK Negeri 1 Bulakamba sejak 2005.
Menurut Slamet, pihak sekolah pertama kali mendapat kabar perihal kecelakaan kapal Pieces pada Kamis (1/8/2019) malam dari pihak Syahbandar Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. Pada keesokan harinya, pihak sekolah mendatangi keluarga korban satu per satu untuk menyampaikan kabar tersebut.
”Menurut informasi yang kami dapatkan, satu siswa kami atas nama Samlawi ditemukan dalam keadaan selamat. Rencananya, Minggu (4/8/2019) petang, pihak sekolah dan para orangtua korban akan berangkat ke Pekalongan untuk menjemput korban yang berhasil dievakuasi,” ujar Slamet.
Dihubungi secara terpisah, Kepala Seksi Kesyahbandaran Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan Rakim mengatakan, hingga saat ini pihaknya masih menanti kedatangan para korban yang berhasil dievakuasi. Enam korban tersebut dibawa menuju Pekalongan menggunakan kapal ikan dan diperkirakan tiba di Pekalongan pada Minggu petang.
”Ada enam korban yang dibawa oleh kapal tersebut. Dua korban dinyatakan selamat dan empat lainnya dalam keadaan meninggal,” ucap Rakim.
Berdasarkan informasi yang diperoleh Rakim, dua korban selamat adalah Bambang Subagio (52) dan Muhammad Samlawi. Adapun terkait identitas empat korban meninggal, Rakim belum mendapatkan informasi.
Kapal Pieces dengan berat 93 gros ton yang ditumpangi 32 nelayan asal Kota Pekalongan dan Kabupaten Pekalongan serta 5 siswa praktik dari SMK Negeri 1 Bulakamba itu diduga mengalami kecelakaan pada Senin, 29 Juli. Sedianya kapal ikan dengan alat tangkap purse seine pelagis itu akan melaut ke perairan Selat Makassar.
Kapal tersebut melaporkan rencana keberangkatan kepada pihak syahbandar pada Minggu, 21 Juli, dan baru berangkat pada keesokan harinya. Menurut Rakim, kapal yang dinakhodai oleh Nasori (41) itu berangkat dalam keadaan layak. Nakhoda kapal, masinis, dan kepala kamar mesin kapal tersebut juga memiliki sertifikasi dan surat kecakapan melaut.