Sampah Menumpuk di Pasar Angso Duo, Bau Menyengat Dikeluhkan
Tumpukan sampah di Pasar Angso Duo, Kota Jambi, Provinsi Jambi hingga dua pekan usai Lebaran, tak kunjung terangkut. Sampah kian menumpuk dan menebarkan bau menyengat di segala penjuru. hal itu dikeluhkan para pengunjung maupun pedagang pasar.
Oleh
IRMA TAMBUNAN
·2 menit baca
JAMBI, KOMPAS — Tumpukan sampah di Pasar Angso Duo, Kota Jambi, Provinsi Jambi, hingga dua pekan seusai Lebaran tak kunjung terangkut. Sampah kian menumpuk dan menebarkan bau menyengat di segala penjuru. Hal itu dikeluhkan para pengunjung ataupun pedagang pasar.
Tumpukan sampah menyebar di sebagian blok, yakni Blok A dan B, yang diisi pedagang daging, ikan, sayuran, bumbu, dan warung makan. Tumpukannya memenuhi halaman yang menjadi area parkir kendaraan.
Menurut Budi, pedagang kebutuhan pokok di pasar itu, sejak pasar dibuka kembali seusai Idul Fitri, sampah tak kunjung terangkut. ”Hanya ada petugas yang menyapu sampah. Tapi dibiarkan saja menumpuk, tidak diangkut ke tempat pembuangan akhir,” ujarnya, Rabu (19/6/2019).
Oleh karena tidak tahan bau sampah yang menyengat, Budi menutup kiosnya hampir satu pekan terakhir. Ia baru mulai berjualan Rabu ini. ”Kami sudah tidak tahan baunya,” katanya.
Menurut Malau, pedagang kentang di pasar itu, ia telah menanyakan kepada petugas kebersihan. Namun, hingga kini truk pengangkut sampah tak kunjung datang. Ia meminta pengelola pasar segera turun tangan mengatasi masalah itu.
Petugas kebersihan setempat, Wanti, mengatakan, dirinya hanya ditugasi mengumpulkan sampah tercecer, bukan untuk mengangkut. ”Silakan ditanyakan langsung kepada pengelola pasar,” katanya.
Saat dikonfirmasi lewat telepon, Juru Bicara PT Eraguna Bumi Nusa (EBN) selaku pengelola pasar, Wahab, menjelaskan, sampah tidak diangkut di sepanjang Blok A hingga B karena terhadang maraknya pedagang kaki lima. Menjelang Lebaran lalu, banyak pedagang kaki lima merambah masuk ke dalam pasar. Mereka berjualan di halaman parkir kendaraan.
”Saat petugas mau mengangkut sampah, malah dihalangi pedagang kaki lima. Akhirnya, petugas kami tidak bisa bekerja,” katanya.
Saat petugas mau mengangkut sampah, malah dihalangi pedagang kaki lima. Akhirnya, petugas kami tidak bisa bekerja.
Wahab juga menyebutkan, masuknya pedagang kaki lima dipicu praktik preman dalam pasar. Para pedagang kaki lima memberikan sejumlah uang kepada preman agar tetap aman berjualan. Padahal, sejak pasar diresmikan Oktober 2018, pengelola tidak memberlakukan pungutan apa pun, termasuk biaya kebersihan pasar ataupun parkir.
Menurut Wahab, pihaknya pun telah berupaya menertibkan keberadaan pedagang kaki lima itu, tetapi tidak berhasil. Saat pedagang ditertibkan, para preman malah mendekati dan mengancam petugas.
Sejak pembangunannya dimulai 2014, pembangunan Pasar Modern Angso Duo berulang kali menuai masalah. Mulai dari pembangunan yang tersendat tiga kali hingga masalah fasilitas minim. Gubernur Jambi Fachrori Umar sebelumnya telah mengingatkan pengelola pasar agar segera melengkapi fasilitas pendukung dan memperbaiki penataan.
Pasar Angso Duo yang berlokasi di tepi Sungai Batanghari itu merupakan kerja sama investor dan Pemerintah Provinsi Jambi dengan sistem Bangun Guna Serah atau BOT (built operate and tranfer).