Penutupan Sekolah Menengah Atas Khusus Olahraga Papua di Jayapura sejak April lalu akhirnya terhenti pada Selasa (28/5/2019). Ratusan siswa, yang juga atlet muda Papua, kini dapat bersekolah kembali di sana.
Oleh
FABIO COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Penutupan Sekolah Menengah Atas Khusus Olahraga Papua di Jayapura sejak April lalu akhirnya terhenti pada Selasa (28/5/2019). Ratusan siswa, yang juga atlet muda Papua, kini dapat bersekolah kembali di sana.
Dari pantauan Kompas, pembukaan SMA Khusus Olahraga Papua dilakukan perwakilan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua serta pihak kepolisian setempat di daerah Waena, Distrik Heram, pada pukul 11.00 WIT berjalan lancar.
Sebelumnya, salah satu pihak yang mengklaim sebagai pemilik tanah atas nama Stanley Puraro menutup sekolah itu sejak 18 April 2019. Alasannya, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua dinilai belum menuntaskan realisasi pembayaran untuk pelepasan lahan SMA Olahraga Papua sejak 2014.
Kepala Bidang Pendidikan Khusus dan Layanan Khusus, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Laurens Wantik mengatakan, pihaknya sudah menuntaskan pembayaran kepada pihak yang berhak atas kepemilikan lahan tersebut, yakni Harley Ohee. Ia menyatakan, lahan seluas 10 hektar itu bukan atas milik Stanley Puraro, melainkan keluarga Ohee selaku pemilik hak ulayat.
”Kami telah membayar Rp 2,1 miliar kepada pihak Harley yang disaksikan langsung perwakilan Polda Papua pada Senin (27/5),” kata Laurens.
Ia menegaskan, dengan pembayaran tersebut, secara resmi lahan tempat berdirinya SMA Khusus Olahraga Papua menjadi milik Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua.
”Kami telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian setempat. Apabila ada aksi pemalangan sekolah oleh pihak tertentu yang mengklaim sebagai pemilik tanah, mereka akan mengambil langkah tegas,” ujarnya.
Kepala Sekolah Menengah Atas Khusus Olahraga Papua Yan Ayomi menyampaikan terima kasih kepada pihak Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua dan Polda Papua atas upayanya menghentikan aksi penutupan sekolah ini. Ia mengatakan, saat ini jumlah siswa SMA Khusus Olahraga Papua 118 siswa, yang meliputi 72 siswa putra dan 46 siswa putri. Mereka adalah atlet atletik, sepak bola, basket, dayung, renang, dan petanque.
”Dengan pembukaan kembali sekolah, kami dapat melaksanakan penerimaan siswa pada tahun ajaran baru. Anak-anak juga tak harus menumpang di sekolah lain,” ucap Yan.
Kepala Kepolisian Subsektor Heram Inspektur Satu Iptu Alfrit B Nadek mengatakan, pihaknya akan menggunakan upaya hukum apabila kembali ada aksi penutupan sekolah oleh pihak tertentu.
”Kami tak mau ada lagi aksi pemalangan sekolah sebab perbuatan ini sangat merugikan anak-anak yang ingin menimba ilmu di sekolah,” kata Alfrit.