Tim Siber Disiapkan Awasi Peredaran Hoaks di Sumut
Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan menurunkan total 22.000 personel untuk mengamankan Pemilihan Umum 2019 di Sumatera Utara. Pengamanan difokuskan pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Polisi juga menyiapkan tim siber menekan penyebaran berita bohong terkait pemilu.
Oleh
Nikson Sinaga
·2 menit baca
MEDAN, KOMPAS — Kepolisian Daerah Sumatera Utara dan Kodam I Bukit Barisan menurunkan total 22.000 personel untuk mengamankan Pemilihan Umum 2019 di Sumatera Utara. Pengamanan difokuskan pada tahapan pemungutan dan penghitungan suara. Polisi juga menyiapkan tim siber menekan penyebaran berita bohong terkaitdengan pemilu.
Polda Sumut dan Kodam I Bukit Barisan, Jumat (22/3/2019), menggelar apel gelar pasukan bersama di Lapangan Benteng, Medan, Sumatera Utara. Gelar pasukan dipimpin langsung Panglima Kodam I BB Mayor Jenderal Mohamad Sabrar Fadhilah dan Kepala Polda Sumut Inspektur Jenderal Agus Andrianto.
”Apel gelar pasukan ini untuk menunjukkan kepada masyarakat sinergitas TNI, Polri, dan unsur pengamanan lainnya dalam menyukseskan tahapan inti Pemilihan Umum 2019, yakni pemungutan dan penghitungan suara,” kata Agus.
Apel gelar pasukan ini untuk menunjukkan kepada masyarakat sinergitas TNI, Polri, dan unsur pengamanan lain dalam menyukseskan tahapan inti Pemilihan Umum 2019, yakni pemungutan dan penghitungan suara.
Gelar pasukan dilakukan dengan menunjukkan kesiapsiagaan personel dan persenjataan Polri ataupun TNI. Di Jalan Imam Bonjol, samping Lapangan Benteng, pasukan memamerkan kendaraan lapis baja Panser Anoa milik TNI, kendaraan barakuda milik Polri, water canon, dan pasukan penjinak bom TNI dan Polri.
Puluhan personel bersepeda motor trail dilengkapi senjata laras panjang juga ikut dalam barisan. Selain itu, ada personel satuan lalu lintas dari jajaran Polda Sumut dan tim anjing pelacak. Pasukan TNI dan Polri itu kemudian berkeliling Kota Medan.
Agus mengatakan, mereka menyiapkan tim siber untuk memburu para penyebar hoaks di media sosial. Menurut dia, ada upaya sekelompok orang untuk mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu melalui penyebaran hoaks.
Menurut Agus, Pemilu 2019 berbeda dengan pemilu periode sebelumnya karena pemilihan legislatif dilaksanakan bersamaan dengan pemilihan presiden. Untuk itu, mereka menurunkan kekuatan pengamanan yang lebih besar. Polda Sumut menurunkan total 13.000 personel dan dibantu 9.000 personel dari Kodam I Bukit Barisan.
Ada upaya sekelompok orang untuk mendelegitimasi penyelenggaraan pemilu melalui penyebaran hoaks.
Dia menjelaskan, pihaknya sudah memetakan kerawanan pemilu di setiap wilayah di Sumut. ”Pola pengamanan di setiap wilayah akan dilakukan sesuai karakteristik dan kerawanan masing-masing. Ada yang aman, rawan, dan sangat rawan,” ujar Agus.
Agus mengatakan, berdasarkan indeks kerawanan Pemilu 2019 yang dirilis Badan Pengawas Pemilu, wilayah Sumut tergolong aman. ”Meski demikian, pengamanan tetap dilakukan maksimal. Kami akan menindak tegas siapa pun yang mengganggu setiap tahapan pemilu,” ujarnya.
Sementara itu, Fadhilah menambahkan, apel gelar pasukan berskala besar dan masif tersebut dilakukan untuk memastikan Pemilu 2019 berlangsung aman, nyaman, tertib, dan lancar. ”Kami sadari pengamanan pesta demokrasi ini tidak bisa hanya melibatkan TNI dan Polri, tetapi semua komponen masyarakat,” katanya.
Selain Sumut, kata Fadhilah, Kodam I Bukit Barisan juga mengamankan pemilu di tiga provinsi lain, yakni Riau, Kepulauan Riau, dan Sumatera Barat. Mereka menurunkan total 20.000 personel untuk pengamanan di empat provinsi.