MAGELANG, KOMPAS - Pemerintah Kota Magelang, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Bank Magelang, Jawa Tengah, meluncurkan kredit sanitasi. Peluncuran kredit ini untuk semakin memudahkan masyarakat menjalankan pola hidup sehat dengan membangun instalasi sanitasi di rumah masing-masing.
“Kami menilai bantuan kredit sangat dibutuhkan karena selama ini sebagian warga mengeluh belum mampu membangun jaringan atau instalasi sanitasi di rumah akibat terkendala pembiayaan,” ujar Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota Magelang Handini Rahayu, saat ditemui dalam acara penandatanganan kerja sama program mikro kredit sanitasi di Kota Magelang, Jawa Tengah, Jumat (14/12/2018).
Kredit ini terbuka untuk semua warga, tapi diharapkan bisa membantu masyarakat miskin. Selama ini, Handini mengatakan, pihaknya bisa membangun instalasi atau jaringan sanitasi di pekarangan rumah warga. Namun, pihaknya tidak bisa membantu pembangunan hingga ke kamar mandi dalam rumah.
Biaya penyambungan jaringan tersebut berkisar Rp 500.000-Rp 700.000. Banyak warga miskin mengeluhkan besarnya biaya tersebut dan mengaku membutuhkan bantuan pinjaman dana.
Bantuan kredit ini diharapkan perlahan juga mampu mendorong perubahan perilaku masyarakat dan menghentikan kebiasaan buang air besar (BAB) sembarangan. Berdasarkan hasil penelitian yang pernah dilakukan oleh Pemerintah Kota Magelang, sekitar 1.500 keluarga hingga saat ini masih memiliki kebiasaan BAB sembarangan.
Kadang, WC milik warga miskin tidak dilengkapi dengan saluran pembuangan yang baik. Akibatnya, kotoran langsung dibuang ke sungai atau selokan tanpa diolah terlebih dahulu. Menurut Handini, kendala lain untuk membangun jaringan instalasi dan septik tank yaitu keterbatasan lahan karena banyak warga tinggal di perkampungan padat.
Pengolahan limbah
Menyikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kota Magelang membantu membangun instalasi pengolahan limbah terpusat yang merupakan pembuangan limbah gabungan dari 50 rumah. Ada pula upaya membangun instalasi pengolahan limbah domestik setempat berupa instalasi gabungan dari 20 rumah sekaligus.
Direktur Utama PD BPR Bank Magelang Hery Nurjianto mengatakan, setiap warga bebas untuk mengajukan besaran kredit yang dibutuhkan. Kredit tersebut juga bisa digunakan untuk keperluan lain terkait kebutuhan sanitasi.
“Kredit bisa digunakan untuk membangun septik tank, jaringan dari depan rumah ke kamar mandi, atau bahkan bisa untuk membeli jamban dan merenovasi kamar mandi,” ujar Hery.
Kredit tersebut terbuka untuk jangka waktu enam bulan hingga dua tahun. Adapun, bunga pinjaman per bulan ditetapkan 0,7 persen.
Regional Manager Indonesia Urban Water Sanitation and Hygiene Penyehatan Lingkungan untuk Semua Jefry Budiman menyatakan, perilaku BAB sembarangan termasuk kategori pencemaran lingkungan. Pencemaran tersebut terjadi di sungai yang akhirnya juga mencemari sumur-sumur warga.
“Karena perilaku masyarakat yang tidak sehat tersebut, rata-rata sumur warga di kawasan perkotaan tercemar bakteri E-coli,” ujarnya.
Saat dikonsumsi, air tersebut tidak membahayakan karena sudah terlebih dahulu direbus. Namun, ancaman terhadap kesehatan tetap terjadi karena masyarakat biasa memakai air mentah dari sumur untuk mandi dan cuci tangan.