Tingkat Pengangguran di Banten Tertinggi di Indonesia
Oleh
Dwi Bayu Radius
·1 menit baca
SERANG, KOMPAS — Tingkat pengangguran terbuka di Banten sebesar 8,52 persen atau tertinggi di Indonesia. Ketidaksinkronan berbagai pihak dinilai memicu persoalan itu sehingga koordinasi lintas sektor harus ditingkatkan.
Anggota Dewan Riset Daerah Banten yang juga Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta), Abdul Hamid, di Serang, Sabtu (8/12/2018), mengatakan, berbagai pihak harus menghilangkan egosektoral untuk mengatasi pengangguran.
”Sekarang, kalau kita ngobrol dengan orang dinas tenaga kerja, SMK (sekolah menengah kejuruan) tidak dibahas karena fokusnya BLK (balai latihan kerja),” katanya. Sementara dinas pendidikan tidak pernah membahas BLK karena berkutat mengelola sekolah.
”Padahal, orang-orangnya sama, pemda (pemerintah daerah) juga yang seharusnya mengentaskan para penganggur,” ujar Hamid. Ketidaksinkronan juga terjadi antara industri dan SMK sehingga banyak lulusan sekolah tersebut yang tidak bekerja.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Banten, tingkat pengangguran terbuka (TPT) Banten pada Agustus 2018 tertinggi di Indonesia disusul Jawa Barat 8,17 persen. Pada Februari 2018, TPT di Jabar tertinggi atau 8,16 persen disusul Banten sebesar 7,77 persen.
”Sekarang, TPT Banten tertinggi. Itu problem kecepatan bekerja. Jumlah penduduk bekerja di Banten meningkat tetapi provinsi lain bergerak lebih cepat,” katanya. Menurut Hamid, pemda-pemda di Banten bergerak lamban. Koordinasi lintas sektor harus diperkuat.