Serundeng Kreasi Pelajar Lamongan Sasar Pasar Malaysia
Oleh
ADI SUCIPTO KISSWARA
·3 menit baca
Arsseliyah Nur Ainni (17), pelajar kelas XI SMA Negeri 1 Lamongan, adalah salah satu pemuda yang menginspirasi. Mengapa demikian? Di usia remaja, ia mampu mengkreasikan ikan sungai menjadi serundeng, sejenis abon makanan yang bernilai jual tinggi. Serudeng itu diberi merek Serundeng Iwak Kali yang artinya ’serundeng ikan sungai’.
Produk serundeng itu bahkan sudah merambah Malaysia karena cita rasanya yang sesuai dengan masakan Malaysia. Setiap bulan, ia mengirimkan 500 hingga 1.000 bungkus serundeng dengan harga 7 ringgit hingga 12 ringgit Malaysia. Omzet bruto mencapai Rp 30 juta per bulan.
Awalnya, remaja asal Karanggeneng, Lamongan, itu hanya berniat membantu orangtua. Kini, usahanya justru menjadi tambahan penghasilan keluarga.
Karena produk yang dihasilkannya itu, ia diganjar penghargaan sebagai Pemuda Utama Bidang kewirausahaan dari Gubernur Jawa Timur. Ia juga menjadi peringkat I pemuda pelopor tingkat Kabupaten Lamongan.
Arsseliyah terpikir untuk membuat serundeng pertama kali saat melihat panen raya ikan di Lamongan. Saat itu, ikan air tawar seperti mujair dan bandeng serta ikan-ikan lainnya melimpah. Ia lalu terinspirasi membuatnya menjadi serundeng. Saat itu, dirinya masih SMP. ”Awalnya, masakan itu hanya dibagikan untuk tetangga, tidak ada niatan memasarkannya,” katanya, Sabtu (27/10/2018).
Tidak disangka, banyak tetangga yang pesan untuk dijadikan oleh-oleh, terutama para tenaga kerja Indonesia yang akan kembali bekerja di Malaysia. Pesanan itu memotivasinya untuk serius menjadikan serundeng ikan sebagai bisnis dan usaha ketika dirinya duduk di bangku SMA.
Untuk membuat serundeng, daging ikan terlebih dahulu diasap, lalu ditambahkan bumbu yang telah digoreng. ”Daging yang lembut dicampur bumbu kemudian digoreng dan dikemas,” kata anak pertama pasangan Setiowadi dan Sumarliah itu. Bahan baku berupa ikan segar biasanya dipasok oleh tetangga.
Kemasan serundeng pun dibuat menarik. Saat ini terdapat dua kemasan serundeng, yakni 120 gram dan 70 gram.
Karena dipasarkan di Malaysia, cita rasa serundeng pun disamakan dengan cita rasa orang Malaysia. ”Pengiriman serundeng ke Malaysia bergantung pada pesanan, sesuai permintaan,” kata gadis kelahiran Malang, 15 Juni 2001, ini.
Arsseliyah ingin terus mengembangkan usahanya itu agar bisa menyerap banyak tenaga kerja. Ia ingin produknya masuk supermarket di Malaysia.
Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Lamongan Muhadjir menyatakan, hal yang dilakukan Arsseliyah bisa mendorong pemuda lain berwirausaha. Ia dinilai layak mendapatkan penghargaan Pemuda Utama Tahun 2018 untuk bidang Kreatif Kewirausahaan tingkat Jawa Timur. Secara akademis, Arsseliyah juga tergolong anak cerdas. Ia adalah peraih nilai ujian nasional tertinggi di Kecamatan Karanggeneng saat SMP.
Pembina wirausahanya di Kabupaten Lamongan, Dimas Tunggul Panuju, menilai, Arsseliyah memiliki daya tangkap cepat dan punya bibit menghasilkan ide cemerlang. Dimas mengenalnya karena turut membantu Arsseliyah membuat proposal bisnis, mendesain kemasan, dan mengenalkannya kepada pelaku usaha kecil menengah. Ia juga bersemangat mengikuti berkompetisi, di antaranya mengikuti ajang kompetisi wirausahawan muda di Yogyakarta.