Jagung Bantuan dari Industri Pakan Sudah Masuk ke Blitar
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
BLITAR, KOMPAS-Bantuan jagung dari industri pakan ternak dengan harga subsidi sudah masuk ke Blitar, Jawa Timur. Jagung tersebut ditujukkan untuk meringankan beban peternak ayam petelur (layer) di wilayah itu yang selama beberapa pekan terakhir mengeluhkan tingginya harga jagung di pasaran. Jagung dari industri pakan dihargai Rp 4.600 per kilogram.
Mengenai masuknya jagung dari industri pakan (Feedmill) dibenarkan oleh Wakil Ketua Paguyuban Peternak Rakyat Nasional Kabupaten Blitar Sukarman, Jumat (19/10/2018). Namun Sukarman tidak menyebutkan secara detil berapa banyak jagung yang telah masuk dan nama-nama perusahaan yang telah mengirimkan.
“Jagung sudah masuk mulai Selasa (16/10/2018) kemarin. Jumlahnya 100 ton dari pabrik-pabrik. Mereka menyisihkan jagungnya untuk peternak dengan harga lebih murah dari pasaran,” ujarnya.
Bantuan jagung ini merupakan salah satu poin hasil pertemuan antara wakil peternak di Blitar, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar, dan Kementerian Pertanian (Kementan), dalam hal ini Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) di Blitar.
Berdasarkan rilis dari Kementan nomor 145/R-Kementan/10/2018, beberapa perusahaan yang menyisihkan jagungnya, antara lain PT Charoen Pokhphand 50 ton, PT Japfa Comfeed 40 ton, PT Panca Patriot 100 ton, PT Malindo 20 ton, Bisi 2 ton, dan CV Purnama Sari 10 ton. Perusahaan lain segera menyusul.
Bantuan jagung dari feedmill terwujud lantaran adanya imbauan dari Dirjen PKH I Ketut Diarmita agar perusahaan-perusahaan tersebut membantu peternak dengan memberikan subsidi (dari program pertanggung jawaban sosial) Rp 500-Rp 6.000 per kg (harga jagung dari Rp 5.200 menjadi Rp 4.600 per kg). Kebutuhan jagung bagi peternak di Blitar sendiri cukup besar, yakni 1.000-1.500 ton per hari.
Menurut Sukarman pihak Kementan saat ini tengah mencari jagung ke daerah lain, salah satunya di Jombang, Jawa Timur. Faktanya cukup sulit mencari jagung pipil kering. “Yang ada jagung pipil basah panen. Kalau jagung pipil basah ada banyak, sehari bisa dikirim 10-15 truk ke Blitar tetapi peternak belum siap dengan proses pengeringan,” katanya.
Saat ini, menurut Sukarman, pihaknya tengah mencari lahan untuk pengeringan jagung. Kementan memberikan bantuan alat pengering jagung untuk peternak di Blitar. Perihal harga jagung di pasaran, Sukarman mengatakan saat ini mulai turun jadi Rp 5.000 per kilogram (kg) dari sebelumnya Rp 5.200 per kg.
Masuknya jagung dari feedmill ini ternyata belum diketahui oleh semua peternak. Didik Mariyono, salah satu peternak di Desa Selorejo, Kecamatan Selorejo, Blitar, mengaku belum tahu dengan perkembangan harga terbaru. Didik sendiri masih membeli jagung giling dari pedagang beberapa hari lalu sebanyak 2 ton dengan harga Rp 5.200 per kg.
“Saya belum dapat kabar soal perkembangan harga jagung terbaru. Saya beli terakhir beberapa hari lalu. Di sini harga jagung Rp 5.200-Rp 5.500 per kg,” ujarnya. Sementara itu harga telur di Selorejo masih Rp 15.800 per kg, masih di bawah titik impas Rp 17.500 per kg.
Sementara itu Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blitar Wawan Widianto, yang dikonfirmasi melalui pesan pendek, membenarkan bahwa telur dari feedmill sudah masuk ke wilayahnya sejak 16 Oktober kemarin.