Gunung Sindoro dan Sumbing Belum Aman untuk Pendakian
Oleh
Regina Rukmorini
·2 menit baca
TEMANGGUNG, KOMPAS — Kondisi Gunung Sindoro dan Sumbing di Jawa Tengah saat ini belum kondusif untuk aktivitas pendakian. Potensi kebakaran diperkirakan masih tinggi di daerah itu. Tebalnya debu dan menumpuknya abu sisa kebakaran juga berpotensi membahayakan kesehatan para pendaki.
”Tebalnya debu di jalur pendakian saat ini rentan membuat pendaki terpeleset dan abu sisa kebakaran yang belum dibersihkan akan mengganggu pernapasan,” ujar Ketua Forum Pengelola Gunung Sumbing Lilik Setiawan, Kamis (4/10/2018). Forum Pengelola Gunung Sumbing beranggotakan kelompok-kelompok pendaki, pencinta alam, dan pengelola basecamp pendakian.
Dengan kondisi tersebut, Lilik menganjurkan agar jalur pendakian Gunung Sumbing ditutup sepanjang musim kemarau. Selama ini ia memberikan informasi perihal kondisi gunung dan menyarankan rekan-rekan pendaki agar menunda aktivitas pendakian. ”Kami sudah menyampaikan kepada para pendaki bahwa kondisi teraman untuk melakukan aktivitas pendakian adalah saat hujan sudah turun,” ujarnya.
Wakil Administrator Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara, Johni Andarhadi, mengatakan, rencana dibukanya kembali jalur pendakian Gunung Sindoro dan Sumbing masih dalam tahap pembahasan. Perum Perhutani berencana masih menutup jalur pendakian hingga musim kemarau berakhir. Namun, di satu sisi, saat ini banyak warga di sekitar posko pendakian terus mendesak agar jalur pendakian segera dibuka kembali.
”Banyak warga mengeluh, penutupan jalur pendakian ini mengganggu aktivitas perekonomian mereka,” ujarnya.
Warga di sekitar lereng gunung yang mengaku terganggu perekonomiannya tersebut, antara lain, adalah pemilik warung-warung makan di sekitar posko pendakian, warga yang bertugas di basecamp, dan warga yang selama ini menyediakan jasa sebagai pembawa barang pendaki atau porter.
Penutupan jalur pendakian di Gunung Sindoro dan Sumbing sudah dilakukan sekitar sebulan lalu setelah sebelumnya terjadi kebakaran hutan di kawasan hutan lindung di dua gunung tersebut. Saat ini, menurut dia, potensi kebakaran masih tinggi karena hampir semua tanaman di kawasan hutan kini mengering.