SURABAYA, KOMPAS - Intoleransi merupakan ancaman serius bangsa saat ini. Bisa menjadi sebab ancaman perpecahan, persatuan dan kesatuan NKRI. Intoleransi mengancam kelangsungan kehidupan kenegaraan.
Penolakan terhadap intoleransi harus dipilih sebagai standar sikap warga negara Indonesia saat ini. Dengan menolak intoleransi warga berarti juga menolak segala bentuk sikap, ujaran dan tindakan yang mengancam keberagaman di Indonesia sebagai salah satu warisan terpenting bangsa ini.
Penegasan bahwa penolakan intoleransi harus menjadi standar sikap warga negara Indonesia ini disampaikan anggota Dewan Pertimbangan Presiden Sidarto Danusubroto, saat memberikan kuliah umum di depan mahasiswa dan sivitas Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya (UKWMS). “Sikap menolak intoleransi harus menjadi sikap setiap warga negara Indonesia termasuk di dalamnya menolak segala bentuk intoleransi. Bila terjadi sesuatu yang mendesak, jangan ragu-ragu agar segenap sivitas UKWMS turut ambil bagian secara tegas menyatakan say no to intolerance action,” katanya.
Kuliah umum terlaksana Sabtu (8/9/2018) merupakan bagian dari perayaan Dies Natalis ke-58 tahun, UKWMS yang mengusung tema “Bersama seluruh komponen bangsa, UKWMS peduli membangun negeri yang bhinneka dengan transformasi sosial melalui kepemimpinan yang visioner dan inklusif.” Sidarto Danusubroto memberi kuliah umum dengan judul “Pancasila dan Demokrasi Indonesia.”
Sebanyak 500 mahasiswa UKWMS hadir. Menurut Humas UKWMS Vonny K Wiyani saat ini Pancasila menjadi amat relevan sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Pancasila juga menjadi ideologi yang dianggap bisa menangkal segala bentuk aksi intoleransi yang terjadi di Indonesia.
Sidarto mengatakan, kuliah umumnya diharapkan bisa menumbuhkembangkan jiwa toleransi para mahasiswa di tengah kebinekaan Indonesia. “Mahasiswa tidak perlu ragu-ragu untuk berani mengekspresikan sikap menolak terhadap realitas intoleransi yang mengancam persatuan dan kesatuan NKRI,” kata Antonius Yuniarto, Ketua Panitia.
Kuliah umum berlangsung dalam bentuk dialog interaktif ini digelar di Auditorium Benedictus, kampus UKWMS Dinoyo Surabaya. “Ini saatnya Pancasila yang selama ini diabaikan, kini Pancasila harus ditanamkan, dibudayakan dan diberdayakan. Hormati pula keberagaman, jangan bicara anti keberagaman,” ujar Sidarto.