PLN Berupaya Pulihkan Aliran Listrik di Daerah Terdampak
Oleh
Khaerul Anwar
·3 menit baca
MATARAM, KOMPAS - PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) Wilayah Nusa Tenggara Barat tengah berupaya memulihkan sambungan listrik di Pulau Lombok, yang terputus setelah gempa berkekuatan 7,0 skala Richter.
Penampungan pengungsi di sejumlah kabupaten, seperti Lombok Utara, Lombok Timur, dan Lombok di Pulau Lombok, menjadi prioritas pemulihan mengingat para pengungsi membutuhkan fasilitas penerangan di malam hari.
Wakil Manager Hukum dan Humas PLN Wilayah NTB, Fitriah Adriana, Selasa (7/8/2018) di Mataram, Lombok, mengatakan, untuk membantu upaya pemulihan jaringan itu, PLN mengerahkan tim gabungan dari Jawa Timur dan Bali.
Tim tersebut akan mengoperasikan perlengkapan seperti genset kapasitas kecil, lampu darurat, derek bergerak, dan mobile station.
Tim Gabungan terdiri atas personel PLN yang meliputi 54 orang dari Bali dan 74 dari Jawa Timur. Mereka diberangkatkan pada Senin (6/8/2018) pagi, dari Kantor PLN Wilayah NTB kemudian menyebar ke berbagai wilayah, guna membantu personel PLN yang bekerja dalam beberapa hari terakhir di lokasi terdampak gempa di Lombok Utara dan Lombok Timur.
Direktur Bisnis PLN Regional Jawa Timur, Bali dan Nusa Tenggara, Djoko R Abumanan, mengatakan, pihaknya sudah memerintahkan jajaran PLN di Lombok untuk memprioritaskan listrik bagi fasilitas layanan publik.
Juga layanan untuk jajaran kantor Pemerintah Kabupaten Lombok Utara dan Lombok Timur guna memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada pengungsi dan layanan publik lainnya.
“Kami pastikan untuk gardu induk dan kabel transmisi tegangan tinggi aman, tidak terdampak gempa. Kami fokus pada perbaikan dan pemulihan jaringan distribusi,” kata Djoko.
Tim pemulihan ini terdiri dari tim Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), tim korektif, tim tanggap darurat. Mereka akan bertugas memperbaiki tiang listrik beton yang rusak, trafo yang jatuh, dan kabel jaringan yang putus akibat goncangan gempa. Di lapangan, petugas PLN menemukan banyak tiang jaringan distribusi miring dan roboh yang memerlukan perbaikan segera.
Dari hasil penyisiran petugas, sedikitnya 50 konduktor lepas dari jaringan. Fakta itu tersebar antara lain di kawasan obyek wisata Senggigi, Lombok Barat dan Lombok Timur. Konduktor perlu untuk mengalirkan listrik antargardu hubung.
Dalam beberapa hari setelah gempa, beberapa gardu hubung dan tiang jaringan yang mirip dipulihkan. Hasilnya, setidaknya di Posko Utama Pengungsian Lapangan Tanjung, di depan Kantor Bupati Lombok Utara, dan sejumlah desa sudah bisa mendapatkan aliran listrik.
Namun, jumlah yang dipulihkan lebih sedikit dibanding wilayah yang warganya belum dipulihkan aliran listriknya. Pantauan Kompas Senin malam, di lokasi pengungsian mandiri Dusun Obel-Obel, Desa Tanjung, Lombok Utara, suasana gelap-gulita karena aliran listrik padam.
Wilayah Desa Medana, kemudian beberapa desa di Desa Melaka, yang merupakan jalur utama transportasi di obyek wisata Senggigi, Lombok Barat dan Gili Terawangan, lampu penerangan jalan dan rumah penduduk gelap-gulita. Kondisi ini mengundang terjadi keamanan dan ketertiban di wilayah itu, mengingat warga yang rumahnya roboh mengungsi ke tempat lebih aman.