CIREBON, KOMPAS — Angin kencang diprediksi masih mengancam wilayah Cirebon, Jawa Barat, dan sekitarnya hingga tiga hari ke depan. Masyarakat diminta waspada karena selain menimbulkan gelombang tinggi, angin kencang juga dapat membuat pohon tumbang.
Di Kota Cirebon, Senin (6/8/2018), angin kencang masih melanda. Batang pepohonan di Jalan Bima, misalnya, bergoyang diterpa angin. Begitu pun dengan spanduk di tepi jalan.
”Meskipun kecepatan angin mulai berkurang dari 56 kilometer per jam menjadi 45 kilometer per jam saat ini, masyarakat harus tetap waspada karena belum mencapai kondisi normal, yakni maksimum 20 kilometer per jam,” ujar prakirawan BMKG Jatiwangi, Ahmad Faa Izyn, Senin.
Sebelumnya, angin kencang hingga 56 kilometer per jam melanda wilayah Cirebon, Kabupaten Indramayu, Majalengka, dan Kuningan atau Ciayumajakuning sejak Jumat (3/8/2018). Hingga Senin, kecepatan angin terpantau berkurang menjadi 45 kilometer per jam.
”Besok (Selasa), kecepatan angin berkurang menjadi 35 kilometer per jam. Tetapi, masyarakat harus tetap waspada,” ujar Ahmad. Kondisi angin tersebut belum normal, yakni kecepatan 20 kilometer per jam. Angin kencang dapat berakibat pada tingginya gelombang laut hingga 2 meter dan menumbangkan pohon.
Jumat lalu, Rawika (47), warga Majalengka, meninggal setelah tertimpa pohon randu setinggi 15 meter dengan diameter mencapai 100 sentimeter yang tumbang di Jalan Pemuda, Kota Cirebon. Seorang lainnya luka berat akibat kejadian itu.
Gelombang tinggi juga diduga membuat Kapal Motor Bunga Hati 2 asal Karangsong terbalik di perairan Indramayu. Sebanyak 13 nelayan selamat dalam peristiwa itu. ”Nelayan harus waspada dengan gelombang tinggi,” kata Ahmad.
Ketua DPC Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Indramayu Dedi Aryanto telah mengimbau para nelayan tidak melaut sementara waktu. ”Akan tetapi, karena nelayan ingin mencari ikan untuk kebutuhan hidup sehari-hari, hal ini kadang diabaikan,” ujarnya.