ITB Beri Penghargaan kepada Menristek dan Dikti serta Kepala Bappenas
Oleh
Samuel Oktora
·3 menit baca
BANDUNG, KOMPAS — Institut Teknologi Bandung, Jawa Barat, memberikan penghargaan kategori Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama kepada Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Mohamad Nasir dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro di Aula Barat ITB, Bandung, Rabu (4/7/2018).
Penghargaan diberikan kepada pejabat pemerintah yang telah menunjukkan jasa dan pengabdian yang menonjol atau luar biasa selama menjabat. Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia, Triawan Munaf juga mendapatkan penghargaan serupa. Namun, Triawan tidak hadir dalam acara ini dan diwakilkan istrinya, Luky Ariani.
Mereka menerima penghargaan itu dari Rektor ITB Kadarsah Suryadi dalam acara Peringatan 98 Tahun Pendidikan Tinggi Teknik Indonesia (PTTI) 1920-2018. Peringatan 98 tahun ini merujuk pada pendirian Technische Hoogeschool (TH) pada 1920 yang merupakan perguruan tinggi teknik pertama di Indonesia yang kemudian bertransformasi menjadi ITB pada tahun 1959.
”Menristek dan Dikti telah melakukan sejumlah terobosan fundamental melalui berbagai kebijakan dalam mengawal dunia pendidikan tinggi, riset, dan inovasi, di antaranya telah berhasil mengakselerasi lewat program studi di luar kampus utama, lompatan dalam pendidikan berbasis online, juga reformasi riset secara nasional,” kata Kadarsah Suryadi.
Adapun Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dinilai sebagai inisiator utama reformasi pajak yang sukses meluncurkan pengampunan pajak.
”Pengampunan pajak ini ternyata menjadi amnesti pajak terbaik di dunia, serta menjadi awal program reformasi pajak secara menyeluruh. Selain itu, Bambang juga merupakan menteri keuangan pertama yang menerapkan konsep peningkatan kesejahteraan aparatur sipil negara, TNI, dan Polri dengan menetapkan THR tahun 2016, yang kemudian diteruskan Menkeu Sri Mulyani,” ujar Kadarsah.
Menurut dia, Bambang juga merupakan inisiator pembiayaan investasi bukan anggaran pemerintah yang saat ini menjadi alternatif pembiayaan agar pembangunan tidak saja mengandalkan APBN.
Nasir dalam orasi ilmiahnya bertema ”Kemajuan Teknologi dan Revolusi Industri Generasi Keempat serta Tantangannya bagi Perguruan Tinggi” itu mengatakan, penemuan-penemuan dan inovasi besar saintifik di berbagai bidang diperkirakan terjadi dalam dekade yang akan datang.
Pada 2040, mahasiswa saat ini, sebagian besar akan berkarier menjadi spesialis, integrator, serta inovator ide dan teknologi di sektor publik, swasta, dan akademik.
”Mereka memerlukan kemampuan lintas sektoral dan paradigma yang melebihi keahlian teknis untuk menghubungkan disiplin keilmuan dengan sektor industri,” ujar Nasir.
Bambang mewakili para penerima penghargaan mengharapkan agar ITB tetap terus menghasilkan wirausaha di bidang digital ekonomi.
”Dalam perkembangan digital ekonomi, negara kita masih bergantung pada China dan India. Indonesia dengan jumlah penduduk terbesar ketiga di Asia diharapkan dapat menjadi yang terdepan dalam bidang teknologi, informasi, dan komunikasi,” ucap Bambang.
Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, Alumni, dan Komunikasi ITB Miming Miharja mengatakan, penghargaan yang diberikan kepada perseorangan dan institusi terkait perkembangan ilmu pengetahuan, bangsa, ataupun bagi kemajuan ITB itu terbagi dalam enam kategori penghargaan, antara lain Ganesa Prajamanggala Bakti Adiutama dan Utama, Ganesa Widya Jasa Adiutama dan Utama, serta Ganesa Wirya Jasa Adiutama dan Utama.
”Secara keseluruhan terdapat 31 orang ataupun institusi yang menerima penghargaan kali ini,” kata Miming.
Penerima penghargaan kategori lainnya, misalnya untuk Ganesa Wirya Jasa Adiutama, yakni penghargaan yang diberikan kepada pihak yang telah berjasa atau memiliki prestasi dalam mendukung pengembangan institusi ITB, di antaranya Direktur Utama Kimia Farma Honesti Basyir, Direktur Utama Telkom Alex J Sinaga, juga pendiri Kalbe Farma, Boenjamin Setiawan.