SIDOARJO, KOMPAS — Stok beras yang disimpan di gudang-gudang Perum Bulog Divre Jatim saat ini mencapai 260.000 ton. Stok itu mampu mencukupi kebutuhan penyaluran beras untuk masyarakat prasejahtera hingga sepuluh bulan mendatang atau sampai 2019.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Perum Bulog Divre Jatim Muhammad Hasyim disela acara kunjungan kerja Komisi IV DPR RI di gudang Desa Banjarkemantren, Kabupaten Sidoarjo, Kamis (31/5/2018).
”Dengan jumlah stok beras yang banyak ini, kebutuhan masyarakat jelang Lebaran dipastikan tercukupi,” ujar Hasyim.
Dengan stok beras yang banyak itu, Bulog menyuplai para pedagang beras di sejumlah pasar tradisional, salah satunya di Pasar Wonokromo, Surabaya.
Perum Bulog memasok beras kualitas medium kepada pedagang dengan harga Rp 8.300 per kg. Selanjutnya beras dijual Rp 8.600 hingga Rp 8.900 per kg kepada konsumen.
Kehadiran beras Bulog di pasar agar masyarakat memiliki banyak pilihan untuk memenuhi kebutuhan pokoknya. Selain itu, hadirnya beras Perum Bulog sebagai upaya menjaga stabilitas harga pangan agar fluktuasinya tidak tinggi.
Salah satu anggota Komisi IV DPR RI, Sutisna, mengatakan, berdasarkan hasil kunjungan kerjanya di Pasar Wonokromo, harga beras masih stabil dan berada di bawah harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah. Adapun hasil kunjungan ke gudang Perum Bulog menunjukkan stok beras di Jatim aman.
”Jatim merupakan salah satu lumbung pangan nasional. Produksi beras di sini mengalami surplus sehingga dipasok ke luar daerah,” kata Sutisna.