Kegiatan Warga Desa Tlogolele di Boyolali Sudah Normal
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·2 menit baca
BOYOLALI, KOMPAS — Warga lereng Gunung Merapi di Dusun Stabelan, Desa Tlogolele, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, yang sempat mengungsi akibat letusan freatik Merapi telah kembali ke rumah masing-masing, Selasa (22/5/2018). Aktivitas warga di dusun yang berjarak sekitar 3,5 kilometer dari puncak Merapi itu kembali normal.
Sarti (35), warga Dusun Stabelan, mengaku mengungsi ke tempat pengungsian sementara di Desa Tlogolele pada Selasa sekitar pukul 02.00 beberapa saat setelah terjadi letusan susulan. Namun, sekitar pukul 04.30, banyak warga mulai kembali dari tempat pengungsian ke rumah masing-masing.
”Sekitar pukul 02.00 ada letusan lagi, suara Merapi bergemuruh. Khawatir ada apa-apa, saya dan keluarga ikut mengungsi. Selasa subuh saya sudah balik ke rumah lagi,” kata Sarti.
Tumirah (47), warga Dusun Stabelan yang juga mengungsi ke tempat pengungsian sementara, mengaku kembali ke rumah, Selasa sekitar pukul 05.30, bersama warga lainnya karena kondisi Merapi dianggap telah tenang.
Sebelumnya, ia bersama warga lain beramai-ramai mengungsi setelah terjadi letusan ketiga pada Senin (21/5/2018) pukul 17.50. Meski telah kembali ke rumah, Tumirah mengaku masih khawatir jika Gunung Merapi tiba-tiba meletus lagi.
”Kemarin itu rasanya takut, panik, karena tiba-tiba Merapi meletus. Tetapi sekarang keadaan sudah tenang jadi berani kembali ke rumah dan harus urus kebun,” kata Tumirah.
Menurut Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Boyolali Bambang Sinungharjo, sebanyak 362 warga Dusun Stabelan mengungsi pada Senin malam. Warga mengungsi karena khawatir terhadap letusan freatik yang terjadi hingga tiga kali kemarin.
”Stabelan itu dusun paling dekat dengan puncak Merapi di Boyolali,” kata Bambang.