MALANG, KOMPAS - Puluhan barista di Kota Malang, Jawa Timur, Jumat (11/5) menggelar diskusi bersama dan public cupping atau mencicipi bersama kopi Papua. Kegiatan dilakukan atas kerjasama Harian Kompas dengan beberapa kedai kopi di Malang Raya.
Setidaknya ada 20-an barista dari berbagai kedai di Malang Raya, hadir pada acara tersebut. Mereka diajak mendengarkan paparan singkat dari Ketua Tim Jelajah Kopi Nusantara Harian Kompas Siwi Yunita Cahyaningrum mengenai asal dan kisah kopi Papua tersebut. Selanjutnya, peserta mendapat paparan singkat mengenai skoring kopi dan berbagai indikatornya, lalu mereka diajak mencicipi dan menilai rasa kopi tersebut.
Penilaian dilakukan karena ada empat hasil sangraian biji hijau kopi papua yang saat itu dicicipi. Empat hasil sangraian tersebut tersebut memiliki karakter kopi berbeda-beda.
"Pada dasarnya saya senang dengan kopi ini. Hanya memang masing-masing kedai bisa memilih cupping sesuai karakter pasar masing-masing," kata Nugroho, barista Apresio Cafe.
Untuk mendapatkan cita rasa bagus, biasanya hasil sangrai kopi masih bisa disortir usai sangrai. "Saya melakukan sortir juga tapi tidak banyak. Yang terlihat sangat jelas saja yang saya sortir," kata Derry Pradana dari kedai Remboeg Pawon membagi kisahnya.
Dari keseluruhan peserta, disimpulkan bahwa kopi Papua Nabire sangat layak untuk dipasarkan. Hanya saja, memang untuk mendapatkannya tidak mudah.
"Untuk mendapatkan kopi Papua, biasanya ada peran romo yang ada di sana. Mereka yang akan membeli kopi tersebut dari petani, dan mendistribusikan kopi tersebut pada pembeli," kata Siwi.