Normalisasi Kanal Banjir Timur Kota Semarang Dikebut
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS – Proyek pengendalian banjir Kota Semarang berupa normalisasi Kanal Banjir Timur atau KBT dikebut. Selain cuaca mendukung, sebagian besar bangunan kios pedagang di bantaran sungai tersebut sudah rata dengan tanah. Akhir 2018, sejumlah pekerjaan utama ditargetkan rampung.
Berdasarkan pantauan, Jumat (20/4/2018), sudah tidak ada lagi bangunan di sisi timur KBT, dari kawasan Jalan Majapahit hingga Jalan Kaligawe. Di sisi tersebut, deretan bangunan yang terakhir dirubuhkan yakni di kawasan Jalan Unta Raya. Sementara itu, sejumlah alat berat mengeruk tanah di area utama sungai.
Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jaringan Sumber Air Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Pemali Juana, Tesar Hidayat, menuturkan, meskipun kontrak pekerjaan baru berakhir 2019, pihaknya mengebut pekerjaan. “Setiap titik yang sudah terbebas (dari bangunan), langsung kami kerjakan,” kata Tesar.
Tesar menambahkan, saat ini, fokus pekerjaan yakni galian alur sungai. Di wilayah hulu atau sekitar Jalan Majapahit, normalisasi akan membuat lebar sungai dari 15 meter menjadi 60 meter. Sementara di muara, lebar sungai yang saat ini sekitar 20 meter nantinya akan dibuat menjadi 100 meter.
Menurut Tesar, masalah utama di KBT yakni penyempitan dan pendangkalan sungai, akibat tidak ditangani selama bertahun-tahun, sehingga air meluap dan menyebabkan banjir. Karena itu, ke depan, akan ada pengelolaan secara berkelanjutan dari BBWS Pemali Juana sehingga kondisi sungai bisa terawat.
Proyek normalisasi KBT, sepanjang 6,7 km terbagi dalam tiga paket, yakni Jembatan Rel Kereta Api-muara (Paket I), Jembatan Citarum-Jembatan Rel Kereta Api (Paket II), dan Jembatan Jalan Majapahit-Jembatan Citarum (Paket III). Total anggaran Rp 485 miliar, dengan kontrak tahun jamak hingga Desember 2019.
Proyek yang melewati 4 kecamatan (Gayamsari, Semarang Timur, Semarang Utara, dan Genuk) tersebut merupakan tahap I dari total panjang normalisasi KBT, yakni 14,6 km. Adapun tahap II, dari Jembatan Jalan Majapahit hingga Bendung Pucang Gading, sepanjang 7,9 km, masih dalam tahap perencanaan.
Tesar mengemukakan, akhir 2018, pekerjaan inti ditargetkan rampung. “Galian alur sungai, pembuatan retaining wall (pemasangan batu), pembuatan parapet (beton) diharapkan tuntas akhir tahun ini. Tahun depan tinggal finishing serta yang melibatkan pihak lain, seperti peninggian jembatan rel kereta api,” ujarnya.
Sebelumnya, Kepala BBWS Pemali Juana Ruhban Ruzziyatno mengemukakan, KBT akan lebih bagus dari Kanal Banjir Barat (KBB) yang telah rampung dinormalisasi beberapa tahun lalu. Ke depan, di KBT pun akan tersedia fasilitas umum yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
“Target kami, ke depan, tentunya masyarakat terhindar dari banjir. Namun, di sepanjang KBT pun nantinya akan dibuat lanskap yang akan menjadi ruang fasilitas umum. Dengan mengedepankan estetika, bantaran sungai nantinya dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Misalnya, basket, futsal, dan bulutangkis,” ujar Ruhban.