BANYUWANGI, KOMPAS — Sebanyak 12 penari, Rabu (4/4/2018), menari gandrung di bawah permukaan laut di Pantai Bangsring, Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Mereka menjadi bagian dari pembukaan Festival Bawah Air atau Bangsring Underwater yang berlangsung selama tiga hari ke depan.
Menggenakan kostum lengkap penari gandung, mereka melengkapi diri dengan peralatan selam. Selain 12 penari, ada 8 pembawa umbul-umbul, 1 pembawa gong, dan 2 kenong. Mereka semua berasal dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang.
Pembukaan Festival Bangsring Underwater dilakukan langsung oleh Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan dihadiri sejumlah pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan. Adapun Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tidak jadi hadir pada kesempatan ini.
”Paling berat adalah saat pelatihan. Kita tidak tahu visibility di bawah permukaan air seperti apa, tergantung alam. Kami latihan dua bulan, mulai dari di darat dulu, lantas pindah ke kolam, terakhir baru di laut. Kondisi arus di sini yang kencang juga menjadi tantangan,” ujar Lukman (23), salah satu penari dari Universitas Brawijaya.
Selain tari gandrung di bawah permukaan air, ada sejumlah kegiatan menarik lainnya, antara lain pengamatan ikan nemo selama 48 jam, lomba kano, pendidikan bahari, lomba lari sisir pantai, dan fotografi bawah air. Ini adalah kali kedua festival tersebut diselenggarakan.
Untuk penyelaman dan pengamatan ikan nemo nonstop ini diupayakan untuk meraih Rekor Muri. Bangsring Underwater sebelumnya juga mencatatkan Rekor Muri ketika 56 nelayan Dusun Krajan, Desa Bangsring, berhasil menyelam selama 28 jam di perairan setempat.