JAYAPURA, KOMPAS — Cuaca buruk melanda 11 wilayah perairan di Papua dan Papua Barat pada Jumat (23/3). Tinggi gelombang berkisar 2 meter hingga maksimal 6 meter. Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura pun mengimbau pihak-pihak terkait mewaspadai kondisi tersebut.
Wilayah perairan tersebut meliputi Samudra Pasifik Papua Barat, perairan Raja Ampat-Sorong, perairan Manokwari, perairan Fakfak-Kaimana, dan Samudra Pasifik utara Biak. Selain itu, juga perairan Biak Numfor, Samudra Pasifik utara Jayapura, perairan Jayapura-Sarmi, perairan Agats-Amamapare, perairan Yos Sudarso, serta Laut Arafura bagian timur.
Kepala Subbidang Pelayanan Jasa Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah V Jayapura Suroto mengatakan, pihaknya mengeluarkan peringatan badai untuk tiga lokasi, yakni Laut Arafura bagian timur, perairan Yos Sudarso, dan perairan Agats-Amamapare.
Di Laut Arafura bagian timur, tinggi gelombang mencapai 6 meter dengan kecepatan angin 74 kilometer per jam disertai hujan deras dan petir. Sementara tinggi gelombang di perairan Yos Sudarso mencapai 4 meter dengan kecepatan angin 64 kilometer per jam. Adapun di perairan Agats-Amamapare, tinggi gelombang 3,5 meter dengan kecepatan angin hingga 55 kilometer per jam.
”Kami mengimbau semua pihak, khususnya yang berkaitan dengan jasa transportasi laut dan nelayan tradisional, agar memperhatikan kondisi cuaca di 11 lokasi tersebut. Kondisi ini dipengaruhi fenomena angin muson barat yang diperkirakan baru menghilang pada akhir Maret,” ujar Suroto.
Direktur Polisi Perairan Kepolisian Daerah Papua Komisaris Besar Yulius Bambang Karyanto mengatakan telah menginstruksikan seluruh jajarannya untuk memantau kondisi cuaca di sejumlah kabupaten di pesisir Papua.
”Kami terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat dan pihak search and rescue (SAR) untuk mengimbau warga yang membuka jasa transportasi laut dan berprofesi sebagai nelayan agar mewaspadai kondisi cuaca ini,” kata Yulius.
Ia mengatakan, dalam tiga hari terakhir terjadi dua peristiwa perahu motor tenggelam karena dihantam gelombang tinggi. Peristiwa itu terjadi di perairan Kepulauan Yapen pada Rabu (21/3) dan perairan Timika pada Kamis (22/3).
”Dalam peristiwa di Yapen, sebanyak 11 penumpang dapat diselamatkan dan satu penumpang belum ditemukan. Sementara di Timika, sebuah perahu yang mengangkut empat orang tenggelam. Namun, hingga kini baru tiga penumpang yang dapat diselamatkan,” ujar Yulius.