Warga Keluhkan Jalan Rusak di Sekitar Terminal Purwokerto
Oleh
Wilibrordus Megandika Wicaksono
·3 menit baca
PURWOKERTO, KOMPAS — Sejumlah warga di Kecamatan Purwokerto Selatan dan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, mengeluhkan kondisi jalan yang berlubang dan bergelombang di sekitar Terminal Bulupitu, Purwokerto.
Kondisi ini membuat jalan tersebut rawan kecelakaan, apalagi jalan kabupaten itu juga merupakan akses bus.
”Jalan ini ramai dan banyak lubangnya. Bahaya bagi pengendara, terutama sepeda motor,” kata Muhammad Ilyas, warga Desa Karangrau, Sokaraja, yang rumahnya terletak di tepi Jalan Sultan Agung, 500 meter arah timur terminal, Kamis (15/3).
Ilyas yang tinggal di sana sejak 2008 menilai perbaikan jalan tidak optimal, hanya setengah-setengah. ”Sejak dulu perbaikannya ditambal sedikit-sedikit. Tidak ada perbaikan untuk peningkatan jalan,” katanya.
Selain itu, kata Ilyas, saat malam hari dan situasi hujan, jalan berlubang itu semakin berbahaya karena lubang-lubang jalan itu tidak kelihatan.
”Sering kalau malam saya dengar suara motor terperosok lubang. Bahkan pernah dulu di siang hari ada pengendara motor kecelakaan karena rodanya masuk ke lubang kemudian jatuh ke bahu jalan. Untungnya tidak jatuh ke tengah jalan karena saat itu ada bus yang melintas,” paparnya.
Zakaria (36), warga Berkoh, Purwokerto Selatan, juga menyampaikan keluhan serupa. ”Jalan itu sudah sampai pada taraf membahayakan, apalagi kalau malam dan hujan. Minim penerangan juga. Padahal itu jalur truk dan bus,” katanya.
Noviyanti (26), warga Perumahan Grand Harmoni, Sokaraja, mengharapkan jalan tersebut dapat segera diperbaiki karena setiap hari selalu melewati jalan itu untuk berangkat bekerja.
Kepala Kepolisian Sektor Purwokerto Selatan Ajun Komisaris Sutarno juga mengharapkan jalan kabupaten itu segera diperbaiki karena rawan kecelakaan.
”Pengendara cenderung melaju dengan kecepatan tinggi di jalan itu. Jika ada lubang, tentu sangat berbahaya,” kata Sutarno.
Pantauan Kompas, Kamis pagi, di jalan kabupaten sepanjang 6 kilometer—mulai Jalan SMP 5, Jalan Sultan Agung sebagai pintu keluar bus, hingga Jalan Menteri Soepeno, sedikitnya terdapat 302 lubang. Ukuran lubang bervariasi dengan diameter mulai 15 sentimeter hingga 1,5 meter. Kedalaman lubang pun berkisar 5 sentimeter sampai 15 sentimeter.
Beberapa waktu lalu, sebagian lubang pernah diberi kursi dan pohon pisang agar tidak membahayakan pengendara. Kali ini, lubang-lubang itu sudah ditambal aspal dan sebagian lainnya ditimbun dengan sisa-sisa puing bangunan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Banyumas Irawadi mengatakan, perbaikan Jalan Sultan Agung hingga Jalan Menteri Soepeno itu saat ini sudah memasuki proses lelang dan akan segera dilaksanakan bulan depan.
”Pengerjaannya dimulai sekitar pertengahan April. Nantinya jalan itu akan di-hotmix seluruhnya,” kata Irawadi.
Irawadi menyebutkan, biaya pengerjaan jalan sepanjang 5,6 kilometer itu mencapai Rp 14 miliar. Menurut Irawadi, selama ini jalan itu sudah dilakukan pemeliharaan rutin dengan cara menambal lubang-lubang.
”Kami sudah melakukan pemeliharaan dengan menutup lubang selama lima tahun. Tidak setiap kali ada kerusakan, lalu diperbaiki semuanya,” katanya.
Jalan provinsi
Kerusakan parah juga terjadi di jalan provinsi ruas Menganti-Kesugihan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah. Jalur itu merupakan jalur penghubung antara Purwokerto dan Cilacap.
Ruas jalan itu sebagian besar sudah dibeton, tetapi sebagian lainnya belum, hanya berupa aspal yang sudah mengelupas dan berlubang di sana-sini. Kendaraan besar seperti bus dan truk pengangkut batu hilir-mudik di jalur ini.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Cipta Karya Provinsi Jawa Tengah AR Hanung Triyono menyampaikan, total panjang ruas itu mencapai 12,48 kilometer. Dari total panjang itu, masih ada 1,2 kilometer yang belum dibeton.
”Telah ditetapkan pagu anggaran Rp 6,7 miliar untuk melakukan pembetonan jalan itu,” kata Hanung. Menurut rencana, akhir Maret pembangunan dimulai dan ditargetkan selesai sebelum Lebaran.