KEFAMENANU, KOMPAS — Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia Unifah Rosyidi menyampaikan guru harus menjadi inspirasi untuk para siswa. Dengan begitu, siswa akan berubah baik dari segi perilaku maupun kognitif.
”Guru inspiratif itu adalah guru yang kehadirannya dirindukan,” kata Unifah di hadapan 80 guru dari berbagai jenjang pendidikan di Desa Sekon, Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Rabu (13/12). Para guru berkumpul setelah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Ikatan Alumni SMA Taruna Nusantara (Ikastara) dan PB PGRI.
Bagi Unifa, guru inspiratif mengajar dengan cinta. Dengan cinta, guru akan mendedikasikan hidupnya untuk memcerdaskan para siswa.
Selain itu, guru yang inspiratif lebih banyak memberikan contoh kepada siswa. ”Guru inspiratif tidak memerintahkan siswa untuk memungut sampah, tetapi langsung memgambil sampah untuk dibuang ke tong sampah,” kata Unifah disambut tepuk tangan para guru.
Dalam dialog tersebut, perwakilan guru, antara lain mempertanyakan kecilnya honor yang diterima guru honorer selama ini. Terkait hal itu, Unifah menyatakan akan menyampaikan persoalan tersebut ke pemerintah pusat. ”Kami yakin pemerintah punya komitmen agar hal-hal yang mengganggu pekerjaan guru diselesaikan dengan baik,” ujarnya.
Guru honorer di NTT rata-rata diupah Rp 250.000 per bulan. Upah itu diterima sekali dalam tiga bulan.