Kapal Nelayan dan ”Tugboat” Diimbau Tunda Pelayaran
Oleh
Jumarto Yulianus
·2 menit baca
BANJARMASIN, KOMPAS — Mengantisipasi cuaca ekstrem di laut, Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Kelas I Banjarmasin mengeluarkan imbauan agar kapal nelayan dan kapal tunda atau tugboat menunda pelayaran untuk sementara waktu. Sebab, ketinggian gelombang di Laut Jawa bagian timur yang biasa dilintasi kapal-kapal dari Banjarmasin mencapai 2,5 meter.
Kepala Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Kelas I Banjarmasin Takwim Masuku di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Senin (4/12), mengatakan, imbauan untuk menunda pelayaran bagi kapal-kapal tersebut dikeluarkan sejak 20 November. Kemudian, pada 30 November imbauan kembali dikeluarkan karena cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi.
”Penundaan pelayaran itu bersifat tentatif. Jika BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) melaporkan ketinggian gelombang di atas 2 meter saat kapal-kapal itu hendak berlayar, pelayarannya ditunda dulu. Kapal baru diizinkan berlayar setelah laut agak teduh atau ketinggian gelombang di bawah 2 meter,” kata Takwim.
Menurut Takwim, gelombang dengan ketinggian di atas 2 meter sangat membahayakan pelayaran kapal berukuran kecil, seperti kapal nelayan dan kapal tunda yang menarik tongkang bermuatan batubara dari Banjarmasin menuju Surabaya. ”Penundaan berlayar itu juga demi keselamatan semua awak kapal,” ujarnya.
Sejak KSOP Kelas I Banjarmasin mengeluarkan imbauan penundaan pelayaran, sejumlah tugboat yang hendak berlayar ke Surabaya pun terpaksa harus menunda pelayaran selama beberapa hari.
”Selain berkoordinasi dengan BMKG, kami juga selalu berkomunikasi dengan para nakhoda kapal yang baru tiba di Banjarmasin untuk mengetahui kondisi terkini cuaca di laut. Ini dalam rangka meningkatkan kewaspadaan,” katanya.
Sejauh ini, imbauan untuk menunda pelayaran hanya berlaku bagi kapal nelayan dan kapal tunda. Sementara kapal ro-ro (roll on-roll off) dan kapal pengangkut kontainer masih tetap diizinkan berlayar. ”Namun, jika ketinggian gelombang sudah di atas 3 meter, kapal ro-ro juga harus menunda pelayaran,” ujar Takwim.
Said (47), anak buah Kapal Motor Nelayan Saputra Bahagia 03 yang sedang bongkar muatan di Pelabuhan Perikanan Banjarmasin, mengatakan, gelombang di laut akhir-akhir ini memang tinggi karena pengaruh musim barat. ”Cuaca di laut selalu berubah-ubah. Ketinggian gelombang rata-rata 2 meter,” katanya.
Meski begitu, KMN Saputra Bahagia 03 berbobot 29 GT masih berani berlayar. Kapal tersebut mengumpulkan ikan dari nelayan kecil di Pulau Bawean. ”Akibat gelombang tinggi, tangkapan nelayan juga berkurang. Kami sekarang hanya membawa 8 ton ikan. Padahal, biasanya kami membawa 17-18 ton ikan,” kata Said.