WONOGIRI, KOMPAS — Terpengaruh musim kemarau, tinggi muka air Waduk Gajah Mungkur di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, terus menurun. Hari Selasa (29/8), ketinggian air berada di level 130 meter di atas permukaan laut. Dengan ketinggian itu, Gajah Mungkur masih menyimpan sekitar 130 juta meter kubik air sehingga masih mampu mengairi sawah di wilayah Sukoharjo, Wonogiri, Karanganyar, Klaten, dan Sragen.
\\10.11.1.70\pbDebit yang dialirkan ke keluar sekarang ini 22 meter kubik (m3) per detik ke Saluran Induk Colo Barat dan Colo Timur, serta ke hilir (sungai Bengawan Solo),” ujar Kepala Divisi Jasa Air dan Sumber Air III, Perum Jasa Tirta I Wilayah Sungai Bengawan Solo, Erwando Rachmadi di Wonogiri, Jawa Tengah, Selasa kemarin.
Menurut Erwando, ketinggian air waduk Gajah Mungkur telah jauh menurun jika dibandingkan dengan saat puncak musim hujan yang bisa menyentuh tinggi maksimal 136 meter di atas permukaan laut (mdpl). Adapun level terendah ketinggian air Waduk Gajah Mungkur 127 mdpl.
”Debit air yang dialirkan keluar dibagi ke Saluran Induk Colo Barat 4 m3/detik, Colo Timur 12 m3/detik, dan sisanya ke hilir 4 m3/detik untuk perawatan sungai,” ujarnya.
Erwando mengatakan, luas baku sawah yang teraliri dari saluran induk Colo Timur dan Colo Barat di wilayah Wonogiri, Sukoharjo, Karanganyar, Sragen, dan Klaten mencapai 23.200 hektar. ”Kami berharap air yang ada tersebut bisa dioptimalkan pemanfaatnya oleh petani dengan berbagi,” ujarnya.
Kami berharap air yang ada tersebut bisa dioptimalkan pemanfaatnya oleh petani dengan berbagi.
Berdasarkan pantauan Kompas di Sukoharjo dan Karanganyar, lahan persawahan yang terjangkau jaringan irigasi saluran induk Colo Barat dan Timur tampak ditanami padi. Sementara itu, lahan sawah yang tidak terjangkau irigasi teknis ditanami palawija, tembakau, dan ada yang dibiarkan menganggur.
Ngadiman (63), petani warga Desa Sidorejo, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo, mengatakan, area sawah di Sidorejo saat ini masih mendapat pasokan air dari waduk Gajah Mungkur. Untuk pemakaian air dilakukan pembagian oleh Perkumpulan Petani Pengguna Air.
”Penggunaan air digilir beberapa hari sekali. Sampai saat ini air masih cukup,” katanya.
Ngadiman berharap pasokan air dari Gajah Mungkur terus ada hingga panen awal Oktober. Namun, bila pasokan air terhenti, ia bersiap menggunakan sumur bor untuk mengairi sawah.