Pertamina Gelar Simulasi Darurat Bencana di Bandara Minangkabau
Oleh
Ismail Zakaria
·2 menit baca
PADANG, KOMPAS — Depot Pengisian Pesawat Udara Bandara Internasional Minangkabau, Sumatera Barat, yang dikelola PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region I Sumatera Bagian Utara menggelar simulasi keadaan darurat penanggulangan bencana gempa dan tsunami, Kamis (4/5).
Operation Head Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Ridwan mengatakan, simulasi keadaan darurat sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya bencana alam atau keadaan bahaya lainnya. Simulasi sekaligus melatih sumber daya manusia di Pertamina, khususnya tim penanggulangan keadaan darurat dalam menggunakan alat-alat keselamatan.
"Dengan latihan ini, kami bisa siap dan siaga jika sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat, seperti gempa, tsunami, dan bencana lainnya. Antisipasi ini penting mengingat Pertamina merupakan obyek vital nasional yang perlu dijaga aset dan keberadaannya,” kata Ridwan.
Sesuai pantauan Kompas, simulasi tersebut dilakukan bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatera Barat, pihak PT Angkasa Pura II BIM, dan Kepolisian Sektor BIM.
Dalam simulasi, diskenariokan terjadi gempa berkekuatan 8,8 skala Richter dan berpotensi tsunami. Begitu gempa terjadi, seluruh pekerja, baik yang di dalam maupun ruangan, mendadak panik dan langsung mencari perlindungan. Akibat kejadian tersebut, operasional di DPPU BIM terhenti.
Setelah itu, sirine berbunyi sebagai tanda bahaya. Tim penanggulangan keadaan darurat kemudian mengevakuasi dan mengamankan puluhan pekerja sesuai prosedur dan mengumpulkannya di titik berkumpul. Tim selanjutnya mencatat dan menghitung jumlah pekerja yang selamat dari bencana.
Kepanikan kian bertambah saat shelter parkiran motor roboh dan area tangki pengisian avtur pesawat terbakar. Tidak lama kemudian, Tim Pertolongan Kecelakaan Penerbangan dan Pemadam Kebarakan (PKP-PK) diturunkan untuk memadamkan api. Api akhirnya dipadamkan 30 menit kemudian. Pada saat bersamaan, tim kesehatan juga dengan sigap mengevakuasi korban, memberi penanganan awal, kemudian membawanya ke rumah sakit terdekat.
Setelah keadaan kondusif dan seluruh pekerja serta korban berada di tempat evakuasi akhir, Operation Head DPPU BIM menyatakan keadaan telah aman dan status keadaan darurat dihentikan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Sumbar Rumainur mengapresiasi simulasi tersebut. Menurut dia, simulasi yang dilakukan DPPU BIM nyaris sempurna. Apalagi, DPPU BIM sudah memiliki skenario dan sesuai dengan rencana kontingensi di Sumbar. “Saya berharap, skenario yang lebih besar bisa dikembangkan lagi. Artinya, tidak hanya di DPPU BIM, tetapi semua kawasan bandara yang merupakan zona merah bisa dilibatkan,” kata Rumainur.