Pergelaran Tari “Adeging Kutha Sala” Semarakkan HUT Kota Solo
Oleh
erwin edhi prasetya
·2 menit baca
SOLO, KOMPAS — Pergelaran tari berjudul Adeging Kutha Sala (berdirinya Kota Solo) dan karnaval budaya Boyong Kedhaton (pindahan keraton) menyemarakkan peringatan Hari Ulang Tahun Ke-272 Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (18/2). Pergelaran tari dan kirab budaya yang melibatkan ratusan penari dan pemusik ini menyedot perhatian ribuan warga Solo.
Pementasan tari Adeging Kutha Sala digelar di ruas jalan Jenderal Sudirman di depan Benteng Vastenburg. Pergelaran ini melibatkan 135 penari, 35 pemusik, sementara kirab Boyong Kedhaton melibatkan 755 orang yang terdiri dari siswa sekolah, sanggar seni, mahasiswa, dan komunitas-komunitas masyarakat. Kirab Boyong Kedhaton dimulai dari Ngarsopuro menuju tempat pementasan di Jalan Jenderal Sudirman sejauh sekitar 1 kilometer.
Tari Adeging Kutha Sala yang dikoreograferi Agung Kusumo Widagdo mengisahkan sejarah awal berdirinya Kota Solo yang ditandai dengan peristiwa perpindahan Keraton Kartasura ke Desa Sala (Solo). Setelah pindah ke Solo, Keraton Kartasura berubah nama menjadi Keraton Surakarta. Kirab Boyong Kedhaton itu menggambarkan prosesi pindahan Keraton Kartasura ke Solo.
Adegan tari Adeging Kutha Sala diawali penggambaran perang perebutan Keraton Kartasura. Akibat kalah dalam perang itu melawan Sunan Kuning, Raja Keraton Kartasura Paku Buwono II mengungsi ke Ponorogo, Jawa Timur. Paku Buwono II kemudian meminta bantuan Pangeran Cakraningrat dari Madura dan kompeni Belanda untuk merebut kembali Kartasura. Paku Buwono II didukung pasukan gabungan berhasil merebut kembali Kartasura. Karena Keraton Kartasura sudah hancur, diputuskan dipindah ke Solo dan namanya menjadi Keraton Surakarta di tahun 1745.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengatakan, pergelaran tari Adeging Kutha Sala dan kirab Boyong Kedhaton merupakan hadiah ulang tahun bagi masyarakat Solo. Pergelaran seni budaya itu diadakan untuk menghibur warga.