Penyanyi asal Amerika Serikat, JoJo (30), berbagi cerita soal kesehatan mental.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
EMMA MCINTYRE/GETTY IMAGES FOR GLOBAL CITIZEN/AFP
Penyanyi JoJo menghadiri acara Global Citizen Live pada 25 September 2021 di Los Angeles, California, Amerika Serikat.
JoJo (30) berbagi cerita soal kesehatan mental. Penyanyi kelahiran Vermont, Amerika Serikat, ini menceritakan bagaimana menjadi bintang sejak kecil berdampak buruk pada persepsi tentang dirinya sendiri.
”Itu memberi perasaan palsu tentang harga diri. Anda percaya bahwa harga diri berkaitan secara langsung dengan apa yang Anda hasilkan dan bagaimana itu terlaksana. Saya tidak berpikir itu sehat, terutama untuk ditanamkan pada anak usia 13 tahun,” kata JoJo, dalam wawancara bersama Verywell Mind, Jumat (1/10/2021).
Pelantun ”Too Little Too Late” ini membutuhkan waktu untuk menyadari harga dirinya lebih dari itu. Ia belajar untuk seharusnya melihat siapa dirinya dilihat dari dalam. JoJo juga akhirnya menyadari lebih baik untuk menceritakan ganjalan dalam hidup ketimbang menyimpan di hati saja.
”Saya tidak pernah merasa malu. Itu sangat biasa, setidaknya di keluarga saya dan orang-orang yang sangat dekat. Rasanya seperti kemajuan yang alami untuk berbicara dengan penggemar saya tentang hal itu—tidak harus sesuatu yang sudah saya alami. Rasanya lebih berat menahan sesuatu seperti itu daripada membaginya,” kata penulis lagu ini.
Pengalaman itu juga yang menjadi inspirasi untuk album baru perempuan ini, Trying Not to Think About It (2021). JoJo tidak lagi mencoba untuk tidak mengabaikan hal-hal yang mengganjal di hati. Sebaliknya, ia menyalurkannya dengan menulis lagu, membuat jurnal, dan berbicara dengan terapis. ”Dari situlah semua lagu-lagu ini berasal,” ucapnya. (PEOPLE/LSA)