Di Balik Segudang Prestasi Si Jenius Catur
Dalam mengatasi hambatan mental sebagai atlet, satu-satunya cara adalah dengan menerobos tembok-tembok ketakutan.
Catur menjadi jalan Theodora Paulina Walukow (19) untuk mengharumkan nama Indonesia. Di usia yang masih belia, berbagai penghargaan nasional dan internasional berhasil dikoleksi.
Perjalanan sang jenius catur, Dora, demikian panggilannya, dimulainya sejak usia 7 tahun. Kala itu, orangtua Dora menanyakan minatnya, dengan niat memfasilitasi sang putri untuk berkegiatan di luar sekolah. Dora mengaku, saat itu, sebenarnya ia paling ingin menjelajahi dunia musik.
“Aku bilang mau kursus piano, tapi (terhalang karena) rumah kecil. Akhirnya, karena Papa jago catur, aku dikenalin sama catur,” tutur mahasiswi Teknik Informatika Universitas Padjadjaran (Unpad) itu, Senin (4/3/2024).
Tak sia-sia, berkat ajaran sang ayah, perjumpaan pertama Dora dengan catur langsung membuatnya jatuh hati. Ia pun didukung keluarga untuk bergabung di Sekolah Catur Utut Ardianto (SCUA) Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Di sana, Dora dilatih Susiana Handayani. Kemudian, ia lanjut kursus privat dengan bimbingan master nasional (MN) Sutarno, yang mengantarkannya hingga juara satu dalam World Schools Chess Championships U-11 di Juiz de Fora, Brasil, pada 2014 lalu.
“Dulu saat SD (sekolah dasar), kalau buat les caturnya itu dari sekitar dari jam 5 sore sampai jam 10 malam,” katanya.
Bagi Dora yang telah berusaha menyeimbangkan akademik dan catur sejak SD, tentu tantangan psikologis jadi hal yang tak terhindari. Mental yang kuat dan terlatih, otomatis jadi salah satu manfaat yang ia rasakan sebagai atlet cilik.
“Pastinya ada tantangan psikologis. Karena, catur yang dimulai karena minat dan hobi, tiba-tiba jadi suatu kewajiban di mana aku harus menang,” ujar Dora.
Dalam mengatasi hambatan mental sebagai atlet, bagi Dora, satu-satunya cara adalah dengan menerobos tembok-tembok ketakutan itu.
“Kalau aku overthinkingsebelum tanding, aku membiarkan overthinking itu nyerang sejenak. Tapi, setelah itu langsung terobos aja. Let it flow dan hadapi,” lanjutnya.
Menurut Dora, justru yang tidak wajar adalah kalau merasa tidak ada beban sebelum tanding. Jadi, adanya beban dalam derajat tertentu itu perlu, agar timbul motivasi yang lebih kuat.
Kalau suka atau merasa punya bakat dalam sesuatu, jangan kebanyakan overthinking, langsung ditekuni. Dan juga, percuma punya kemampuan kalau tidak ada motivasi. Jadi, motivasi harus terus dijaga.
Mentalitas ini juga yang ia terapkan saat membawa nama Tanah Air pada 21st ASEAN+ Age-Group Chess Championships, Bangkok, Thailand, pada 2023 lalu. Dora bercerita, momen pertandingan ini sebenarnya cukup mepet dengan pekan ujian di kampus. Tentunya, takut dan ragu ialah perasaan yang pertama muncul padanya.
Namun, akhirnya Dora memutuskan tetap terbang ke Bangkok dan bertanding. Meskipun sempat khawatir, dari pertandingan itu Dora berhasil membawa medali perunggu untuk Indonesia.
Baca juga: Pesan Taylor Swift untuk Anak Muda
“Kesempatan memang enggak datang dua kali, tapi yang bahaya kalau kesempatan tersebut datangnya pas kita enggak siap. Jadi, harus selalu siap,” ujar Dora mengenang pelajaran berharga yang didapat dari pertandingan itu.
Kepiawaiannya juga tampak jelas saat ia berkompetisi pada PON XX 2021 Papua. Pada babak ke-8 kategori catur cepat, Dora berhasil mengalahkan Irene Kharisma Sukandar, sosok Grand Master Internasional Wanita (GMIW) yang dikenal sebagai singa catur putri Indonesia.
Pada akhirnya, Dora meraih medali perunggu pada ajang tersebut. Kemenangan ini diraihnya berkat sifatnya yang lebih fokus pada diri sendiri daripada memikirkan lawan.
Karena itu, sebelum pertandingan, ia lebih memilih menjaga kondisi dan istirahat. Dora menyadari bahwa dirinya justru bisa tampil maksimal saat ia santai dan tak terlalu terbebani untuk menang.
Catur sebagai identitas
Catur seolah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari diri Dora. Selain banyak mengukir prestasi dalam berbagai lomba, Dora juga mendapatkan banyak dukungan dalam perjalanan perlombaannya. Terlebih, dari ibunya yang rela resigndari pekerjaannya, demi bisa totalitas mendukung Dora saat bertanding di Brasil.
Berkat dukungan penuh dari keluarga dan para pelatih untuk terus mendalami catur, catur makin melekat dengan identitas Dora. Kadang, Dora merasakan jenuh dalam dirinya. Namun, saat istirahat dari catur selama beberapa hari saja pun, ia akan selalu kembali lagi karena rindu bermain catur. “Jadi, (catur) seperti udah nempel, sih,” lanjutnya.
Prestasi dalam dunia catur juga membawa segudang manfaat baginya. Tak hanya mendapatkan medali dan uang dari kemenangan, manfaat akademik juga dirasakannya. Ini amat terasa dalam mudahnya mendaftar sekolah melalui jalur prestasi.
“Saat SMP ke SMA, masuk ke SMAN 21 Jakarta melalui jalur prestasi. Kemudian saat kuliah, juga masuk Unpad melalui jalur prestasi,” ujar Dora.
Baca juga: Hobi Tonton Video Pendek, Anak Muda Jadi Susah Fokus?
Sebagai genius catur, Dora memiliki impian untuk menyandang gelar Grand Master. Meskipun begitu, ia tetap berusaha menyeimbangkan prestasi olahraga dengan bidang yang ia ambil dalam perkuliahannya. Sebab, menurutnya, jurusan teknik iInformatika yang diambilnya juga memiliki peluang kerja yang tak kalah menjanjikan.
Bagi Dora, kunci keberhasilan adalah keberanian untuk melangkah demi menggapai cita-cita. Dengan begitu, menurutnya, motivasi dan aksi nyata adalah hal terpenting dalam menggapai impian.
“Kalau suka atau merasa punya bakat dalam sesuatu, jangan kebanyakan overthinking, langsung ditekuni. Dan juga, percuma punya kemampuan kalau tidak ada motivasi. Jadi, motivasi harus terus dijaga,” pungkasnya.
Theodora Paulina Walukow
Tanggal lahir: 1 Agustus 2004
Prestasi Nasional
• Juara 2 Beregu Putri Pomnas (Pekan Olahraga Mahasiswa
Nasional), Kalimantan Selatan, 2023
• Juara 1 Kejuaraan Nasional Catur Putri KU-19, Jakarta, 2023
• Juara 3 Kejuaraan Nasional Catur Putri KU-17, Belitung, 2021
• Juara 3 PON (Pekan Olahraga Nasional) XX Catur Perorangan Putri
(Kilat), Papua, 2021
• Juara 1 Kejuaraan Nasional Catur Putri KU-11, Sulawesi Selatan, 2014
• Juara 1 O2SN (Olimpiade Olahraga Siswa Nasional) Tingkat Nasional
Catur Putri (Klasik), Jakarta, 2014
• Juara 3 O2SN Tingkat Nasional Catur Putri (Cepat), Jakarta, 2014
Prestasi Tingkat Internasional
• 3rd Place Best Indonesia at 14th Rector Cup USK 2023-Online
International Chess Championship University and School, 2023
• 3rd Place 21st ASEAN+ Age Group Chess Championships Girls 20
(Blitz), Thailand, 2023
• 2nd Place Team Category Girls 18 at Asian Youth Chess
Championship (Standard), Indonesia, 2022
• 3rd Place Team Category Girls 18 at Asian Youth Chess
Championship (Rapid), Indonesia, 2022
• 3rd Place Team Category Girls 18 at Asian Youth Chess
Championship (Blitz), Indonesia, 2022
• 1st Place Team Category E at 42nd Chess Olympiad, Azerbaijan, 2016
• 1st Place World Schools Chess Championships Girls U-11, Brazil, 2014
Gelar Internasional
• Women Candidate Master (WCM), Azerbaijan, 2016
Artikel ini hasil kolaborasi dengan peserta program magang Kompas:
Chelsea Anastasia, Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran
Kamila Meilina, Mahasiswa Antropologi Sosial Universitas Indonesia