”Fun Run”, Cara Anak Muda Seru-seruan dengan Sehat
Kebersamaan bersama teman-teman menjadi cambuk semangat Hana menuju garis finis. ”Fun run” sangat ramah bagi pemula.
Oleh
DWI AS SETIANINGSIH
·4 menit baca
Anak muda sedang melirik olahraga lari. Terlebih kini bermacam jenama tengah gencar menggelar lari santai yang akrab disebut fun run. Melalui fun run, anak muda menyalurkan hasrat agar makin sehat, sekaligus mencari kesenangan.
Fania Liman atau Fani (21) gemar mengikuti berbagai ajang fun run, terutama yang memiliki tujuan berdonasi. Fani mulai melangkah ke dunia lari sehat melalui Bayrun for Charity 2023, acara lari yang menggalang dana untuk pasien kanker di Indonesia.
”Sekalian kita lari, sekalian dapat medali, sekalian beramal. Karena itu, untuk pertama kalinya, aku cobain fun run,” ungkap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Tri Dharma Widya itu, Rabu (28/2/2024).
Ketertarikan Fani mengikuti acara lari santai itu bermula dari ajakan teman. Menurut dia, ajang itu memberikan nuansa ramai dan asyik. Setelah menginjak garis finis, semangat Fani untuk mengikuti fun run lainnya makin membara. Ajang fun run kedua yang diikuti Fani masih mengusung tajuk donasi, yakni Sociolla Bestie Run for The Earth, dengan konsep kesehatan dan kecantikan.
Sekalian kita lari, sekalian dapat medali, sekalian beramal.
”Aku nyari olahraga yang simpel, waktunya fleksibel, dan enggak butuh biaya besar. Dari situ, yang aku pikirkan adalah olahraga lari,” ujar Hana Safira, lulusan Institut Teknologi Bandung. Ketertarikannya untuk kembali memulai olahraga lari tersebut juga didorong oleh semakin maraknya konten seputar fun run dan lari maraton dari para figur publik yang menghiasi lini masa media sosial Hana.
Jauh sebelum itu, Hana pernah mengikuti fun run di Color Run 2015 yang digelar di Sentul, Jawa Barat. Kala itu, ia belum serius mengejar target 5 kilometer. Namun, keseruan dari ajang lari santai itu membekas dalam memorinya.
Maka, ketika tahun ini mulai serius berolahraga lari, Hana meningkatkan latihan untuk mengejar target medali 5 km. Ia berusaha mencapainya melalui ajang Milo Active Indonesia Race 2024.
Kebersamaan dengan teman-teman menjadi cambuk semangat Hana menuju garis finis. Tak harus menjadi pelari profesional, ajang fun run sangat ramah bagi pelari pemula yang mengejar keseruan.
Rasa santai dan seru ini juga yang menurut Hana menjadi kelebihan ajang fun run. ”Bahkan, kita lari sambil bercanda, sambil ketawa-ketawa,” katanya.
Momen seru juga dirasakan Hana lantaran banyaknya fotografer yang menawarkan jasa foto di sepanjang lintasan lari. Menurut dia, berburu foto saat ajang lari bisa sedikit mengurangi rasa lelah.
Selain mengincar medali, foto-foto bagus ini juga jadi kenang-kenangan yang menarik.
Sebagai hiburan, Hana dan teman-teman sesekali mencari para fotografer dan bergaya saat momennya tepat. ”Selain mengincar medali, foto-foto bagus ini juga jadi kenang-kenangan yang menarik,” ucapnya.
Bahkan, menyaksikan kebersamaan pelari yang menikmati waktu bersama orang-orang tercinta juga menjadi pengalaman berharga untuknya. Apalagi, di ajang Milo Active Indonesia Race yang ia ikuti, konsep yang diusung adalah lari bersama keluarga.
”Jadi, anak-anak kecil juga ikutan lari bareng keluarganya. Terus, aku lihat ada yang disemangatin orangtuanya, ’Ayo, Dek, dikit lagi kamu bisa minum susu Milo sepuasnya’,” ujar Hana. Ia tersenyum mengingat kenangan manis itu.
Sementara bagi Fani, poin yang menarik dari fun run adalah keleluasaan dalam mencapai target. Ia merasa lega karena tak terikat kompetisi adu cepat untuk bisa sampai garis finis.
”Asalkan kita bisa selesai dalam jangka waktu yang ditentukan, kita tetap akan dapat medali. Jadi, sembari mengeluarkan keringat, kita juga tetap having fun, merasakan kebersamaan bareng orang-orang terdekat,” tuturnya.
Meski lari untuk bersenang-senang, persiapan tetap penting dilakukan. Selain rutin mengasup vitamin, hari-hari sebelum hari-H digunakan Fani dengan berolahraga setiap malam. Ini siasatnya agar tubuhnya, terutama kaki, tetap prima setelah mengikuti ajang lari. ”Dengan olahraga kecil-kecilan, kita jadi mampu menempuh jarak yang lebih jauh atau untuk meningkatkan aktivitas fisik dari yang biasanya kita lakukan,” katanya.
Hana pun demikian. Latihan lari secara rutin dan bertahap menjadi strateginya agar makin prima saat ajang berlangsung. ”Sebelum hari-H, aku menjadwalkan untuk lari maksimal seminggu dua kali. Dimulai dari 2 km, terus ditingkatin lagi, dan akhirnya bisa mencapai 5 km,” ujarnya.
Enggak perlu tertekan melihat progres orang lain. Yang penting, nikmatin aja prosesnya.
Tak hanya persiapan, memupuk niat di awal juga esensial. Hana punya tips unik untuk anak muda yang akan mengeksplorasi olahraga lari: belilah barang atau perlengkapan lari terlebih dahulu!
”Punya printilan untuk lari bisa jadi motivasi sebelum lari. Misalnya, aku kalau habis beli topi jadi semangat lari karena aku punya topi baru yang lucu,” kata Hana seraya tertawa kecil.
Punya pola pikir yang tepat sebelum lari pun tak kalah penting. Jika terhambat dengan rasa minder, menurut Hana, takutnya malah tak menikmati lari yang seharusnya seru. ”Enggak perlu tertekan melihat progres orang lain. Yang penting, nikmatin aja prosesnya, sampai akhirnya bisa mencapai target diri sendiri. Temukan pace (kecepatan) ternyaman untuk diri sendiri,” ujarnya.