”Jay Park” Pun Hijaukan Hutan Harapan
Pepohonan muda kembali bermunculan berkat 14 muda-mudi yang menanam di lahan yang hanya ditumbuhi alang-alang.
Komunitas penggemar musik Korea tak melulu sekadar menikmati lagu atau bergoyang di arena konser. Rombongan Visit Harapan K-pop membuktikan hal itu. Mereka menghijaukan Hutan Harapan di Jambi dengan menanam pohon.
Hutan Harapan hari itu sungguh meriah. Pepohonan muda kembali bermunculan berkat 14 muda-mudi yang menanamnya di lahan yang hanya ditumbuhi alang-alang. Pagi yang riuh dengan celoteh mereka saat memilah bibit sesuai nama pujaannya masing-masing.
Mereka menyebar di lahan seluas 1 hektar yang tak jauh dari Pos Sungai Jerat. Gerimis yang berangsur mereda menyisakan mendung, tetapi rombongan malah kian nyaman lantaran ternaungi dari terik matahari. Ember, jeriken, hingga tong plastik berisi air tak lupa disiagakan.
Baca juga: Memetik Manfaat sebagai Petugas Survei
Nadira Hapsari (20) yang mengenakan sarung tangan terlihat merobek plastik pembungkus bibit keruing. Pohon tersebut diuruk dengan tanah dan air dituangkan di sekelilingnya. Ia kemudian beringsut sekitar 10 meter untuk menanam jelutung.
Warga Bogor, Jawa Barat, itu meletakkan karton yang mencantumkan keterangan mengenai pohonnya. Tak ketinggalan, nama artis Korsel favorit Nadira tertera lewat tulisan ”Pohon milik Jay Park”. Ia merepresentasikan Jwalkerz, sebutan penggemar solois hiphop tersebut.
Mahasiswi Jurusan Perpustakaan dan Sains Informasi Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, itu menanam empat pohon. ”Bibit lain yang aku tanam, bulian. Sekarang, aku mau foto poca (photocard atau pasfoto) bareng pohonnya,” ujarnya di Jambi, Jumat (9/2/2024).
Cekrek! Cekrek! Jadilah ia mengabadikan ”kehadiran” panutannya di Hutan Harapan. Poca bawaan Nadira sebenarnya bukan potret, melainkan karikatur yang imut-imut. ”Pakai foto supaya terasanya Jay Park sungguhan yang datang dan ikut menghijaukan,” ucapnya sambil tersenyum.
Nunik Muhayani (28) membawa representasi idolanya, Day6, dengan boneka beruang, rubah, kelinci, dan anjing. Kumpulan maskot sekepalan tangan itu masing-masing mewakili personel bernama Sungjin, Young K, Wonpil, dan Dowoon. Boneka ayam yang menyimbolkan Jae pun ditenteng meski ia tak lagi bersama Day6.
”Aku bawa semuanya, dong, supaya Day6 seakan-akan benerannanam juga di Hutan Harapan,” ujar pekerja biro perjalanan yang bermukim di Surabaya, Jawa Timur, tersebut. Nunik yang mewakili fandom MyDay Jars itu menanam durian, merbau, balam putih, jengkol, dan kabau.
Pakai foto supaya terasanya Jay Park sungguhan yang datang dan ikut menghijaukan.
Serupa dengan Ajeng Irawati (26), ia malah menggelar foto yang lebih besar dengan memboyong poster. Warga Denpasar, Bali, itu mengidolakan Kim Junsu yang menyandang nama panggung Xia. Perwakilan Coconut alias fandom penyanyi pop, balada, dan R&B tersebut menanam nangka, bambang lanang, dan kabau.
”Semuanya empat pohon. Kalau bisa, aku malah pengin bawa poster seukuran aslinya Xia waktu penanaman,” kata pengajar di sekolah privat itu seraya terbahak. Saat menyimak grup aplikasi percakapan lewat gawai, para partisipan Visit Harapan K-pop mengutarakan niat membawa spanduk, foto, atau bendera.
Hingga menjelang tengah hari, kehebohan masih berlangsung. Para peserta berpose dengan membentangkan spanduk berlatar rimbunnya pepohonan di kejauhan. Mereka juga memotret poca masing-masing dengan membentuk lingkaran lalu menyorongkannya, bahkan saling berbagi.
Melawan beruang
Para peserta Visit Harapan K-pop juga menimba pengalaman dari jagawana, perambah yang sadar lalu beralih menerapkan agroforestri, hingga guru berdedikasi yang dengan kegigihannya mengajar anak-anak masyarakat adat Batin Sembilan di tengah hutan.
Rombongan beranjak untuk makan siang sekaligus berbincang santai dengan mereka. Segera, cerita-cerita seru mengalir begitu bernas. Musadad (46), Koordinator Senior Bisnis PT Restorasi Ekosistem Indonesia (Reki) yang mengonservasi Hutan Harapan, bertutur soal pertarungannya dengan beruang madu.
Saat itu, tahun 2010, ia sedang menyurvei mamalia besar ketika sekonyong-konyong bersirobok dengan satwa yang sedang makan tersebut. ”Beruangnya kaget. Kira-kira, lima menit saya melawan. Selamat, tapi kaki dan tangan saya kena taringnya,” katanya.
Paha Musadad yang digigit meninggalkan luka sedalam sekitar 5 sentimeter. Butuh tiga hari untuk keluar dari hutan hingga akhirnya ia ditangani dokter. ”Jalan kaki, pasang tenda, nunggu perahu lewat, baru bisa diangkut mobil,” ujarnya.
Baca juga: Mahasiswa Sukarelawan di Balik Hitung Cepat Pemilu
Sementara Puput Asmarita (25) sudah enam bulan terakhir mengajar anak-anak Batin Sembilan. Warga Jambi tersebut menemukan banyak kegembiraan yang tak ditemui di sekolah biasa. Ia kerap diajak murid-muridnya ke hutan untuk mencari macam-macam buah dan bermain di tepi danau.
”Motivasinya, saya sangat tersentuh kalau mereka belum kenal huruf, tapi dengan kesabaran jadi bisa membaca,” katanya. Lulusan Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin, Jambi, itu sebelumnya mengajar di bimbingan belajar.
Kebakaran hebat
Wajah-wajah aspiran muda berubah prihatin ketika Kepala Departemen Human Capital and Coporate Services PT Reki Fajar Susilo mengemukakan kebakaran hebat tahun 2019. Luas hutan tersebut 98.555 hektar dan sekitar 4.200 hektar hangus akibat perambahan. Saat ini, 3.878 hektar masih perlu dipulihkan.
Zaenal Arifin (42) sempat merambah Hutan Harapan karena tergiur membeli lahan seharga Rp 1 juta per hektar. Pria asal Temanggung, Jawa Tengah, itu akhirnya insaf. ”Saya juga korban oknum penjual tanah. Sekarang, saya malah jadi Ketua Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani) Hutan Pematang Telang,” katanya.
Perjalanan dilanjutkan dengan deretan kendaraan gardan ganda yang terbanting ke kiri dan kanan. Jalan tergenang disikat iring-iringan mobil berbadan lebar diselingi melahap tanjakan curam yang licin dengan enteng, namun bukan berarti keceriaan berkurang.
Baca juga: Magang Kerja, Bikin Traumatis atau Optimistis?
Seruan-seruan bahasa Korea macam kajja (ayo), gwenchana (jangan khawatir), uljima (jangan menangis), dan annyeong haseyo (apa kabar) acap kali berseliweran. Keesokan harinya, mereka kembali ke Jakarta dengan membawa berjuta kenangan manis.
Sudah lama aku tertarik jadi volunter. Upaya positif yang bisa mengangkat komunitasku. Akhirnya, dapat kesempatan.
Alyssa Oktarina (27) yang membawa poster penyanyi multigenre, Woodz, mengenyam pengalaman langka dan berharga dengan melestarikan Hutan Harapan. ”Sudah lama aku tertarik jadi volunter. Upaya positif yang bisa mengangkat komunitasku. Akhirnya, dapat kesempatan,” kata anggota fandom Moodz itu.
Wirausaha cendera mata K-pop tersebut mendapati spirit yang amat sinkron dengan patronnya. Jika diterjemahkan dari bahasa Inggris, woods berarti hutan atau kayu. ”Moto hidupnya Woodz memang pengin kayak pohon yang betul-betul kuat mengakar,” kata warga Tangerang, Banten, itu.