Langkah Seorang Duta Pariwisata
Semangat yang membara untuk berbagi ilmu memberikannya ruang untuk berkembang.
Menjadi Duta Pariwisata bukanlah tujuan akhir bagi Jesica Maranatha (22). Itu sekadar jembatan untuk meraih mimpinya: bermanfaat bagi banyak orang.
Jesica adalah Duta Pariwisata Jawa Timur 2022. Titel itu ia peroleh lewat perjalanan yang tidak singkat. Sebelumnya, dara cantik ini rajin mengikuti ajang kontestasi menjadi duta sejak 2021. Informasi terkait ajang-ajang seperti ini ia peroleh dari Yayasan Duta Pariwisata Indonesia.
Setelah menimbang-nimbang, ia akhirnya memutuskan ikut pemilihan Duta Pariwisata Kabupaten Malang pada 2021. Ia sukses menjadi juara pertama. Ia pun melangkah ke ajang sejenis untuk tingkat provinsi. Hasilnya berujung manis: ia didaulat menjadi Duta Pariwisata Jawa Timur 2022.
Tidak berhenti sampai di situ. Ia naik lagi ke ajang lebih tinggi, yakni Duta Pariwisata Indonesia. Ia berhasil masuk Top 5 dan menempati posisi runner up ke-4.
Serangkaian seleksi ketat mesti ia jalani selama mengikuti ajang pemilihan duta pariwisata di semua tingkatan, mulai dari wawancara, presentasi, hingga advokasi. Selama proses seleksi, Jesica membawa isu yang jadi fokus utamanya, yakni modernisasi dalam pengembangan pariwisata Indonesia. Dengan isu itu, ia tidak hanya ingin memenangi lomba, tetapi juga memperjuangkannya.
Di era digital, urai Jesica, strategi promosi pariwisata harus dipikirkan secara matang dan relevan dengan konteks kekinian. ”Kalau kita hanya mengandalkan cara konvensional, mungkin (pariwisata) kita enggak akan menarik lagi untuk menjadi sebuah destinasi yang dilirik,” tutur Wakil Presiden BEM FISIP Universitas Brawijaya 2023 itu.
Jesica melihat, media sosial punya peran penting dalam promosi pariwisata lokal. ”Misalnya di bidang ekonomi kreatif, UMKM itu sangat bisa dibantu dan diangkat melalui promosi media sosial seperti di Tiktok. Itu (engagement) bisa mudah banget untuk naik,” katanya.
Selain media sosial, lanjut Jesica, pemanfaatan laman obyek pariwisata juga menjadi strategi yang tak kalah efektif, terutama jika diisi dengan informasi paket wisata dan sebagainya.
”Sesederhana ticketing. Ticketing obyek wisata kita itu sebisa mungkin dioptimalkan ke ranah digital supaya saat beberapa hari sebelum kedatangan pengunjung sudah bisa pesan dan pegang tiket dengan mudah,” kata Jesica.
Baca juga: Widya Arafah, Merajut Kisah Manusia melalui Rumah Produksi Film
Setelah berhasil menjadi duta, apa sih yang ia kerjakan? Selama menjabat sebagai duta pariwisata di lingkup provinsi dan nasional, Jesica terlibat aktif dalam aneka kegiatan sosial. Sebut saja menjadi pengisi seminar, juri kontes pariwisata, audiensi dengan pemerintah, hingga membagikan konten-konten promosi pariwisata di media sosial.
Ia sungguh mencintai kegiatan seperti itu selama menjabat. Semangat yang membara untuk berbagi ilmu memberikannya ruang untuk berkembang.
”Aku percaya, sekalipun saat aku hanya bisa memberikan perubahan kecil, perubahan kecil itu akan sangat berarti kalau dilakukan terus-menerus,” ungkap mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Brawijaya itu pada Rabu (21/2/2024).
Kini, Jesica telah lengser dari Duta Pariwisata Jawa Timur. Namun, kontribusi yang ia berikan untuk masyarakat tak berhenti di sana. Berkat proses belajar yang dilalui Jesica selama di Duta Pariwisata, ia terinspirasi untuk membangun sebuah platform edukatif seputar public speaking.
”Sebagai seorang duta, tentunya kami dibekali ilmu seputar public speaking dan personal branding selama karantina. Jadi, aku pengin ilmu yang aku punya bisa dibagikan kepada siapa pun yang mau belajar,” ujarnya bersemangat.
Platform yang baru ia rintis itu diberi nama Bicarakan. Bicarakan akan berbagi dengan mengadakan sesi diskusi dengan para public speakers dan bedah buku komunikasi. Selain itu, diisi pula dengan video-video edukatif seputar public speaking.
”Target audiens platform ini tentunya semua kalangan. Harapannya, semua bisa mengakses, semua bisa belajar.”
Baca juga: Nasywa Adivia Wardana, Menghapus Asap Menjadi Asa
Sebagai anak muda yang ingin terus bermanfaat bagi orang banyak, perjalanan Jesica untuk mencapai hal itu tak selalu mulus. Tantangan terbesar yang ia rasakan bersumber dari dirinya sendiri.
Ia cenderung selalu ingin membantu dan menyenangkan hati banyak orang, tapi ternyata hal ini bisa jadi hambatan. Istilah yang lebih dikenal adalah people-pleasing.
”Ketika menjadi seorang duta, aku diminta banyak hal, rasanya mau enggak mau harus mengiyakan. Padahal, aku bisa menolak karena belum tentu bisa melakukannya,” tuturnya.
Seiring berjalannya waktu, ia mencari solusi agar kecenderungannya untuk people-pleasing tidak menghambatnya untuk maju. Caranya, ia selalu berupaya untuk berani ketika harus meminta bantuan orang lain.
Tantangan eksternal juga terkadang dirasakan oleh Jesica. Dalam proses menggapai impian, lanjut Jesica, pasti ada orang yang mendukung kita dan ada yang mungkin punya tanggapan kurang baik. ”Tapi, tentunya itu enggak bisa kita kontrol. Yang bisa kita kendalikan hanyalah diri kita sendiri untuk tetap terus belajar,” ujarnya. (*/**/BSW)
Jesica Maranatha
Lahir: 3 Januari 2002
Penghargaan, antara lain:
- Duta Pariwisata Indonesia Persahabatan 2022
- Duta Pariwisata Indonesia Best Public Speaking 2022
- Juara I Duta Pariwisata Jawa Timur 2022
Tulisan ini hasil kolaborasi dengan intern Kompas, Kamila Meilina, Mahasiswa Antropologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, dan Chelsea Anastasia, Mahasiswa Jurnalistik Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran.