Perkembangan Teknologi Fotografi Perluas Peluang Kreasi
Perkembangan teknologi fotografi dapat dimanfaatkan kaum muda untuk mengembangkan kreativitas. Namun, teknik dasar fotografi mesti dikuasai dulu.
Oleh
SEKAR GANDHAWANGI
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Perkembangan teknologi fotografi—mulai dari fotografi analog, digital, hingga kecerdasan buatan—memungkinkan kaum muda untuk memperluas kreativitas. Dengan kreativitas, kaum muda diharapkan mampu mengikuti perkembangan zaman sekaligus menjadi inspirasi bagi kemajuan bangsa.
Hal ini mengemuka pada sesi Klass Photography, Kompasfest Creation 2023, di Senayan Park, Jakarta, pada Sabtu (17/6/2023). Fotografer Andry Dilindra mengatakan, perkembangan teknologi fotografi membuat hal yang sebelumnya terbatas menjadi tak terbatas. Ia mencontohkan bahwa dulu kamera adalah barang yang hanya dimiliki oleh kalangan tertentu. Kini, semua orang yang memiliki ponsel pintar bisa dipastikan memiliki kamera. Hasil foto mereka pun kini bisa dipublikasi dengan mudah lewat media sosial.
”Saat ini, hampir semua orang secara tidak langsung adalah fotografer. Semua orang bisa berbicara secara visual dengan gawai mereka,” kata Andry.
Kondisi ini memperluas peluang kaum muda untuk berkreasi. Kemudahan membuat karya fotografis juga sejalan dengan kemudahan berkomunikasi ke masyarakat. Sebab, masyarakat masa kini kerap mengonsumsi konten visual.
Andry menambahkan, mengikuti perkembangan teknologi fotografi perlu dimulai dengan menguasai teknik dasarnya, yakni segitiga eksposur (exposure). Segitiga eksposur terdiri dari aspek aperture (banyaknya cahaya yang masuk ke lensa), shutter speed (kecepatan waktu aperture terbuka saat menerima cahaya), dan ISO (sensitivitas sensor kamera).
Hal lain yang mesti diperhatikan individu saat memotret adalah komposisi gambar, posisi pengambilan gambar, serta momen pengambilan gambar. Untuk melatih keterampilan, Andry merekomendasikan untuk mengamati banyak karya fotografi, menirunya, lalu memodifikasinya sesuai kreativitas tiap-tiap orang.
”Selalu mulai dari yang sederhana, misalnya dengan kamera handphone. Basic foto, kan, segitiga exposure. Pahami dulu basic-nya, baru nanti (menjajal fotografi) AI (kecerdasan buatan), dan lain-lain,” kata Andry yang juga pendiri komunitas fotografi analog Photo Walk Ramean.
Adapun dasar-dasar fotografi tersebut diajarkan saat Klass Photography kepada sedikitnya 30 peserta. Setelah belajar teori, mereka diberi waktu sekitar 20 menit untuk memotret suasana Kompasfest Creation 2023. Menurut Andry, para peserta sudah bisa menerapkan prinsip dasar fotografi dengan baik.
”Selain kemampuan teknis, fotografer juga butuh kemampuan berkomunikasi dengan tim dan klien, harus sabar dan teliti ke hal-hal kecil saat pemotretan, tekun dan disiplin, terbuka terhadap kritik, serta update terhadap perkembangan fotografi,” ujarnya.
Sementara itu, Head of Brand Communication Astra Karnanda Kurniadhi mendorong kaum muda agar membuat foto yang tak hanya bagus secara visual, tetapi juga bermakna. Harapannya karya anak muda bisa jadi inspirasi kemajuan bangsa. ”Jadilah generasi muda yang bisa bermakna dan memiliki warna untuk negara tercinta,” ujarnya.