Bagaimana rasanya diminta merancang pakaian untuk personel ”boy band” K-Pop? Tanyakan saja kepada perancang busana muda Indonesia, Raden Mas Radinindra Nayaka Anilasuta.
Oleh
DENTY PIAWAI NASTITIE
·5 menit baca
ARSIP BABAM BRAMADITIA
Desainer Raden Mas Radinindra Nayaka Anilasuta (22) atau yang biasa disapa dengan Nayaka membuat heboh pencinta K-Pop ketika busana batik rancangannya dipakai oleh Jay dan Donghyuk, member iKON, boy band asal Korea Selatan. Menggunakan kain batik tradisional, Nayaka berusaha membawa budaya Indonesia agar dikenal masyarakat luas.
Desainer Raden Mas Radinindra Nayaka Anilasuta (22) atau yang biasa disapa dengan Nayaka membuat heboh pencinta K-Pop ketika busana batik rancangannya dipakai oleh Jay dan Donghyuk, dua anggota iKON, boy band asal Korea Selatan.
Cerita ini bermula ketika Nayaka mendapat kesempatan merancang pakaian untuk Kim Jinhwan alias Jay dan Kim Donghyuk. Busana itu, menurut rencana, akan dipakai dua anggota iKON tersebut untuk menghadiri ajang pencarian bakat The Indonesian Next Big Star.
Setelah menyerahkan rancangan busananya, Nayaka sempat merasa waswas karena tidak ada kepastian dari pihak penyelenggara. ”Aku sampai enggak bilang ke siapa-siapa, saking takutnya ada apa-apa,” ujar Nayaka.
Betapa senangnya dia ketika mendapat kabar bahwa iKON suka dengan rancangan Nayaka dan tertarik memakainya pada November 2022. Busana yang dikenakan Jay dan Donghyuk berupa jaket modern terbuat dari kain batik. Yang juga menyenangkan, Nayaka mendapat kesempatan langsung untuk bertemu dan berbincang dengan mereka berdua.
Pengalaman ini sangat berarti untuk Nayaka karena menunjukkan kepadanya bahwa produk budaya Jawa bisa diterima oleh siapa saja. ”Kain batik bisa dipakai oleh orang-orang yang bahkan bukan berasal dari Indonesia,” ujarnya.
Nayaka lahir di Jakarta, 8 Februari 2001. Mahasiswa Jurusan Art & Design Binus University, Jakarta Barat, ini semula tidak tertarik dengan dunia mode. Namun, lantaran seorang temannya yang juga aktor, Sri Arawinda Kirana Rustandi, memintanya untuk membuat rancangan busana yang akan dipakai dalam pemutaran perdana film Yuni, Nayaka nyemplung ke dunia mode.
Ia membuat busana yang terbuat dari kain batik. Kain itu dibentuk sedemikian rupa sehingga menjadi gaun panjang yang indah. Sejak awal ia tertarik menggunakan batik karena ia punya misi untuk melestarikan batik dan membuat inovasi dari wastra itu. ”Bisa dibilang aku memang diterjunkan. Jadi, enggak menerjunkan diri di dunia mode,” katanya, Jumat (19/5/2023).
Setelah itu, Nayaka mulai kebanjiran pesanan. Sejumlah aktor dan penyanyi memakai busana rancangannya. Selain Donghyuk dan Jay (iKON), karya Nayaka juga dipakai oleh Vidi Aldiano, Isyana Sarasvati, Nadin Amizah, Aghniny Haque, dan Yura Yunita. Beberapa perusahaan dan institusi juga memesan pakaian dari Nayaka.
ARSIP BABAM BRAMADITIA
Desainer Raden Mas Radinindra Nayaka Anilasuta (22) atau yang biasa disapa dengan Nayaka membuat heboh pencinta K-Pop ketika busana batik rancangannya dipakai oleh Jay dan Donghyuk, member iKON, boy band asal Korea Selatan. Menggunakan kain batik tradisional, Nayaka berusaha membawa budaya Indonesia agar dikenal masyarakat luas.
Nayaka merupakan keturunan ke-4 budayawan dan ilmuwan Jawa Prof Dr RMNg Poerbatjaraka dari Kasunanan Surakarta. Ia juga tercatat sebagai keturunan ke-6 Raden Bei Aria Wirjaatmadja, pendiri Bank Rakyat Indonesia (BRI). Dengan latar belakang keluarga Jawa yang kental, Nayaka ingin menunjukkan identitasnya itu lewat rancangan busana berbahan batik.
Untuk memperlihatkan penghargaannya pada batik, ia tidak memotong kain batik dalam setiap busana rancangannya. Sepengetahuannya, sebelum tahun 1945, tidak ada teknik memotong wastra. ”Aku ingin memperlihatkan budaya asli Indonesia dengan gaya yang futuristik,” katanya.
Proses kreatif Nayaka dilakukan secara manual. Ia menggambar rancangan busana dengan kertas dan pensil. Sambil menggambar, biasanya ia mendengarkan gending Jawa. Gambar itu kemudian dikonsultasikan kepada penjahit untuk dibuat pakaian jadi.
Aku ingin memperlihatkan budaya asli Indonesia dengan gaya yang futuristik.
Referensi Nayaka dalam merancang pakaian adalah keluarganya di Solo, terutama dari Keraton Surakarta. ”Aku melihat busana agung yang dipakai oleh eyang-eyang, sinuhun-sinuhun, pangeran-pangeran, gusti kanjeng ratu, dan leluhur yang lain. Dari merekalah aku punya pondasi kreatif sehingga bisa bikin busana yang memadukan nilai budaya,” ujarnya.
Meski begitu, budaya leluhur tidak begitu saja tertanam dalam benaknya. Ia mengaku sempat juga terpengaruh budaya Barat karena mengenyam pendidikan di sekolah internasional di Jakarta. ”Di sekolah aku kebarat-baratan banget. Dari cara berpikir, berbicara, dan berbusana. Aku sempat mengalami krisis identitas.”
Lama-kelamaan, Nayaka merasa budaya Barat bukanlah miliknya. ”Aku kemudian bereksperimen untuk membuat busana dari kain batik peninggalan keluarga,” ujar pendiri rumah mode House of Radinindra itu.
Setelah merancang busana dari kain batik, ia mulai jatuh hati pada budaya Jawa. Setiap kali merancang busana, ia meminta izin dan restu dari keluarga. Dengan begitu, keluarga merasa dihargai dan dilibatkan dalam proses penciptaan.
Dalam rentang waktu yang belum terlalu lama, Nayaka mendapat sejumlah pengalaman berharga di bidang mode. Selain berkesempatan membuatkan busana untuk Jay dan Donghyuk, ia juga berkesempatan mengeluarkan koleksi perdananya dalam Indonesia Fashion Week 2023. Koleksinya diberi nama ARUNABHINAWA, Jawa Kuno untuk ”Zaman Baru”.
Hanya dalam waktu tiga pekan, Nayaka menciptakan sepuluh pakaian dewasa. Busana itu dikeluarkan dengan nuansa futuristik, tapi tetap mempertahankan budaya berkain. Persiapan peragaan budaya ini tidak semua berjalan lancar. Ia menghadapi kendala ketika ada busana yang harus dijahit ulang. Namun, proses ini dijalani Nayaka dengan tulus. Meski persiapannya pendek, peragaan busana ini bisa berjalan lancar.
Menurut Nayaka, kunci kesuksesannya ada pada kolaborasi dengan banyak pihak. ”Bersama tim aku, kami membuat runway, menyusun musik, pose, dan banyak lagi. Dari sini aku belajar bahwa sebenarnya kita gak perlu hands-on di semua hal. Justru kolaborasi bisa menghasilkan karya bagus yang melebihi ekspektasi,” ucapnya.
Mental kita jadi tidak mudah jatuh saat ada tantangan atau ada orang yang menjatuhkan kita. Justru ini akan membuat seorang perancang busana tumbuh dan sukses.
Untuk selanjutnya, Nayaka akan tetap fokus pada dunia mode karena ia punya misi melestarikan, juga merevitalisasi budaya Jawa. Dia yakin bisa menghasilkan karya-karya yang dimaksudkan untuk misi besar itu.
Bekerja sama dengan aktor, penyanyi, dan para figur publik yang memakai busananya, Nayaka yakin bisa menghasilkan karya-karya yang dimaksudkan untuk misi besar itu.
Nayaka sadar banyak anak muda seusianya yang ingin berkarya di bidang busana. Menurut dia, untuk sukses di bidang ini, seorang perancang busana harus punya prinsip dan rencana mengenai kontribusi yang ingin mereka hasilkan untuk masyarakat di sekitarnya.
”Mental kita jadi tidak mudah jatuh saat ada tantangan atau ada orang yang menjatuhkan kita. Justru ini akan membuat seorang perancang busana tumbuh dan sukses,” ujarnya.
RM Radinindra Nayaka Anilasuta
Lahir: Jakarta, 8 Februari 2001
Kampus: Art & Design Binus University (Semester 7)
Jabatan: Executive Director & Fashion Designer House of Radinindra