Mi adalah salah satu makanan favorit anak-anak muda, termasuk bagi tiga dara ini yang kemudian membuat mi berprotein tinggi.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Kegemaran menyantap mi membuat tiga mahasiswa yang baru lulus dari Universitas Surabaya membuat mi dari terigu, tempe, dan daun sengkubak yang disebut mi Tebak. Ternyata, mi buatan mereka mengandung protein lebih tinggi daripada mi berbahan terigu lainnya.
Ketiga mahasiswa itu adalah Victoria Diana Indah Lestari (22), Audrey Layana Tjahyadi (21), dan Maria Fabiola Vanessa (22). Mereka semua baru lulus dari Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan Fakultas Teknobiologi Universitas Surabaya.
Victoria menceritakan, mereka awalnya membuat inovasi mi Tebak untuk tugas kuliah. Kebetulan mereka bertiga suka menyantap mi dan tempe.
Pada saat yang sama, mereka ingin memperkenalkan daun sengkubak ke masyarakat luas. Daun sengkubak biasa dipakai oleh etnis Dayak sebagai pemberi rasa gurih pada masakan. Mereka pun memutuskan untuk memasukkan daun sengkubak pada mi-tempe buatan mereka.
Mereka memulai langkah dengan mempelajari cara membuat mi, tepung tempe, dan penggunaan daun sengkubak pada Oktober 2021. Setelah itu, mereka mencoba membuat mi dari ketiga bahan tersebut. Mereka memperoleh daun dari kawan yang tinggal di Kalimantan Barat.
Percobaan mereka tidak berlangsung mulus. Adonan mi dari campuran terigu dan tempe ternyata kekenyalannya tidak sesuai harapan mereka. Ketika bahan ketiga dimasukkan, yakni bubuk daun sengkubak, adonan malah mengering. Mi yang dihasilkan jadi patah-patah. Warna mi juga kehijauan. Mereka pikir, masyarakat pasti enggan mengonsumsi mi seperti itu.
Mereka pun melakukan serangkaian percobaan berikutnya. ”Berkali-kali kami mencoba, berkali-kali gagal. Tapi, inovasi itu harus jadi dan selesai karena ada batas waktu penyelesaiannya,” ujar Victoria.
Ketiganya tidak putus asa. Mereka mencoba terus hingga sepuluh kali. Akhirnya, pada Desember 2021, mereka menemukan komposisi campuran bahan yang pas, yang menghasilkan mi nan kenyal, enak rasanya, dan bergizi.
Setelah menemukan komposisi yang pas, Vanessa, Audrey, dan Victoria mengundang 40 kawan sekampusnya untuk mencicipi mi biasa dan mi Tebak. Hasilnya, sebagian besar mahasiswa suka mi Tebak yang menurut mereka lebih enak. Mereka lega bukan main.
Selain enak, mi buatan mereka pun bergizi. Dari studi literasi yang mereka lakukan, mereka mengklaim kandungan protein pada mi Tebak sebesar 5,4 persen. Lebih tinggi daripada kandungan protein pada mi terigu yang hanya 1,6 persen.
”Jadi, kalau makan mi Tebak, kita tak hanya kenyang, tapi juga dapat tambahan protein lebih banyak,” ujar Audrey yang berharap mi Tebak bisa menjadi pengganti makanan pokok, Rabu (5/10/2022).
Sayangnya, inovasi mi Tebak itu sampai sekarang belum ditindaklanjuti. Audrey dan kawan-kawan ingin bekerja sama dengan pihak lain untuk melanjutkan karya itu sehingga bisa dinikmati banyak orang dan menambah angka kecukupan gizi masyarakat.
Audrey Layana Tjahyadi
Lahir : Lumajang, November 2000
Pendidikan : Alumnus Program Kekhususan Bionutrisi dan Inovasi Pangan
Fakultas Bioteknologi Universitas Surabaya, Jawa Timur (2022)
Organisasi :
• Sekretaris Pekan Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya IX atau Pimus (2019)
• Ketua Panitia BAG 2020
• Anggota Sie Kesekretariatan dan Evaluasi Masa Orientasi Bersama (MOB) Fakultas
Teknobiologi 2020
• Wakil Ketua I PIMUS X (2020)
• Wakil Ketua DPM FTb 2020/2021
• Steering Committee Kongres Mahasiswa Universitas Surabaya 2021
• Steering Committee BAG FINA 2021
Pengalaman Bekerja dan Magang:
• Magang Industri (Kerja Praktik) Quality Control di PT. Mahesi Agri Karya (Agustus –