Hobi membuat robot ditambah kepeduliannya pada kondisi lingkungan yang perlu perbaikan membawa nama Imran (14), siswa kelas 9 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tangerang Selatan, Banten, terkenal ke tingkat internasional.
Oleh
SOELASTRI SOEKIRNO
·4 menit baca
Hobi menciptakan robot ditambah kepedulian lingkungan membawa nama Imran (14), siswa Kelas 9 Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tangerang Selatan, Banten, terkenal ke tingkat internasional. Imran menang di 10 kompetisi robot tingkat regional, Asia, dan dunia. Terakhir, Agustus lalu, ia meraih medali emas International Youth Metaverse Robot Challenge (IYMRC), Internasional Creative Robotic 2022.
Pada lomba secara daring di Korea dan diikuti 30 negara itu, Imran menampilkan robot perahu pembersih kekeruhan (air) perairan. Ia menjelaskan cara kerja perahu tersebut. Awalnya air sungai atau air laut disedot ke perahu melalui pompa ke tangki pemroses. Di tangki itu, air dideteksi tingkat kekeruhannya. Apabila keruh, akan dituangkan zat kimia pembersih air. Setelah jernih kembali, air dibuang lagi ke perairan. Sistem kerja pendeteksi air di perairan, proses penjernihan, hingga pengembalian ke perairan diatur robot buatan Imran.
Sebenarnya, robot perahu tersebut merupakan pengembangan dari robot penjernih air yang ia buat tahun 2018 yang diikutkan ke IYMRC di Thailand. Saat itu, robot hanya beroperasi di darat, misalnya tepi sungai dan bekerja dengan cara air yang keruh dimasukkan ke robot untuk dijernihkan, lalu dikembalikan lagi ke sungai. Waktu itu ia meraih penghargaan excellent medal. Juri menyarankan agar Imran membuat alat tersebut berbentuk perahu sehingga bisa dipakai untuk menjernihkan air di sungai atau perairan jenis lain.
Pembuatan robot perahu itu, menurut Imam, tergolong amat cepat, hanya sekitar satu bulan. ”Itu ngebut banget. Idenya, sih, sejak awal tahun, tetapi banyak banget bermunculan ide liar sampai bingung sendiri. Juli 2022 aku baru memutuskan untuk membuat robot perahu,” kata Imran pada Kamis (22/9/2022) di Jakarta.
Ia sempat kesulitan membuat keseimbangan pada perahu dan hal lain, tetapi ketekunannya membuat ia bisa menyelesaikan prototipe perahu ukuran panjang 70 sentimeter dengan lebar 30 sentimeter itu. ”Aku banyak dibantu guru pembimbing, guru robot, dan doa orangtua,” ucapnya.
Robot perahu hanya satu karya Imran. Sejak kelas 4 SD, ia sudah membuat robot diikutkan kompetisi. Saat kelas 5 SD, Imran membuat robot otomasi kota yang terdiri dari sistem otomatis ganjil genap, mendeteksi gorong-gorong mampet untuk mencegah banjir, dan menjernihkan air yang menghitam. Fungsi terakhir itulah yang ia kembangkan lagi. Ia juga pernah membuat robot yang bisa menenangkan bayi menangis dengan mainan atau suara.
Itu ’ngebut’ banget. Idenya, sih, sejak awal tahun, tetapi banyak banget bermunculan ide liar sampai bingung sendiri. Juli 2022 aku baru memutuskan untuk membuat robot perahu.
Ingin tahu
Kemampuan Imran membuat aneka robot tidak ia dapat secara instan. Ia mengenal robot semula dari mainan sejak masih belajar di kelas 2 sekolah dasar. Rasa ingin tahunya membuat orangtuanya memfasilitasi dengan les dan menyekolahkan di sekolah yang punya ekstrakurikuler robot.
Perihal pembuatan robot untuk membantu memperbaiki lingkungan, misalnya robot penjernih air berangkat dari pengalaman Imran dan abangnya yang sering melihat air sungai dan air danau di sekitar rumahnya di Tangerang Selatan berwarna hitam. Sebagai anak yang senang bermain air, terpikir di benaknya bagaimana cara membantu membuat air jernih kembali.
Imran yang juga juara olimpiade matematika dan rajin ikut lomba penelitian saat ini tengah menyempurnakan fungsi robot pendeteksi dan pemadam api di lahan gambut. Ia terinspirasi setelah melihat berita kebakaran lahan gambut di televisi. ”Saya terus menyempurnakan sistem kerja robotnya agar saat difungsikan tak hanya bisa memadamkan api, tapi juga mencegah kebakaran di atas permukaan gambut dengan cara menggerakkan air ke delapan arah,” kata Imran yang hobi berenang itu.
Robot pendeteksi dan pemadam kebakaran di lahan gambut itu sudah direkomendasikan untuk digunakan oleh Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Demi penyempurnaan aneka sistem di dalam robot itu, Imran ingin bisa melihat langsung ke daerah dengan lahan gambut di Kalimantan.
Imran
Lahir: Jakarta, Agustus 2008
Pendidikan: Kelas IX Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Tangerang Selatan, Banten
Prestasi, antara lain:
- Medali Emas Asian Youth Robot Olympiad (AYRO) Singapura 2017 Internasional Brick Speed (Kecepatan Merangkai Robot)
- Medali Emas International Science and Engineering Festival (ISEF) Indonesia 2017 Internasional Maze Solving (Pembuatan dan Pemrograman Robot Mobil untuk Melintasi Jalur yang Ditentukan)
- Medali Perak Kompetisi Sains Nalaria Realistik 4 Nasional 2022
- Medali Emas International Youth Metaverse Robot Challenge, Internasional Creative Robotic 2022 (Robot Perahu Pembersih Kekeruhan Perairan)