Tim Avicenna Cinere Hasilkan Produk Multifungsi dalam Satu Formula
Tim pelajar dari SMA Avicenna Cinere membuat Sekunder, sebuah produk dari serai, kulit lemon, dan lavender yang berfungsi untuk mengusir nyamuk, cairan disinfektan, pembunuh jentik nyamuk, dan aromaterapi.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Alangkah nyamannya ada produk yang bisa menjawab beragam permasalahan kesehatan yang sering kita alami. Itulah yang diciptakan oleh lima pelajar dari SMA Avicenna Cinere. Berbekal serai, kulit lemon, dan lavender, mereka membuat produk bernama Sekunder yang memboyong pulang enam medali dalam pelbagai perlombaan.
Lima pelajar itu tidak lain adalah Haekal Ode Kelana (16), Muhammad Syamil Ramadhan (15), Naura Refa Adalati (16), Muhammad Baqir Bustami (16), dan M Andito Putra Pratama (16). Mereka sekarang duduk di bangku kelas 11 IPA.
Berawal dari tugas sekolah pada tahun 2021, Haekal membuat produk untuk mencegah gigitan nyamuk. Guru kimia, Dewi Suryana, melihat potensi karya itu untuk dikembangkan menjadi berlaga dalam lomba. Akhirnya, tim Sekunder, berasal dari akronim serai, kulit lemon, dan lavender, dibentuk pada Juli 2021.
”Jadi, awalnya hanya untuk mencegah gigitan nyamuk. Lalu, Sekunder kami kembangkan jadi lebih multi fungsional sebagai cairan pembunuh jentik nyamuk, cairan disinfektan, dan aromaterapi,” kata Haekal dan kawan-kawan dalam wawancara virtual dari Cinere, Depok, Jawa Barat, Kamis (1/9/2022).
Untuk membuat produk itu, tim Sekunder yang diketuai Haekal ini mengolah ekstrak serai, kulit lemon, dan lavender. Ada beberapa pertimbangan dari tim Sekunder sehingga memilih tiga bahan ini. Yang pertama, serai adalah tanaman murah dan gampang tersedia di Indonesia. Tanaman ini mengandung sitronelal, sitronelol, dan geraniol yang bisa mengusir hingga membunuh nyamuk.
Sementara itu, kulit lemon yang sering terbuang mengandung asam sitrat sehingga bersifat antibakteri yang bisa membunuh bakteri dan jamur. Lalu, lavender yang cocok tumbuh di iklim tropis seperti Indonesia mengandung senyawa linalool yang berperan penting memberi efek relaksasi. Penggunaan bahan alami tersebut tidak memberi dampak negatif pada pemakainya.
Pengembangan Sekunder menjadi produk multifungsi adalah untuk menjawab kebutuhan di masa pandemi. Kebutuhan akan cairan disinfektan meningkat pesat. Di sisi lain, produk ini juga bisa mengurangi permasalahan klasik di Indonesia, yaitu wabah demam berdarah (DBD), sekaligus menjadi pelega bagi mereka yang mengalami masalah pernapasan. Sekunder dibuat dalam tiga kemasan berbeda sesuai fungsinya.
Proses pembuatan produk Sekunder sederhana. Tim ini memotong serai menjadi potongan kecil sebanyak 200 gram, mengupas kulit lemon sebanyak 100 gram, dan memotong lavender sebanyak 50 gram. Bahan-bahan ini kemudian menjalani proses distilasi selama 3 sampai 5 jam.
Tim Sekunder telah melakukan sejumlah uji coba untuk mengukur efektivitas produk tersebut. Sebagai cairan pengusir nyamuk, Sekunder ampuh mengusir gigitan nyamuk hingga 60 menit. Sementara sebagai cairan pembunuh jentik, satu hingga dua tetes Sekunder bisa membunuh 81 persen jentik yang berada di dalam 100 mili air dalam waktu 1 sampai 2 menit. Agar efektif membunuh jentik nyamuk, komposisi yang digunakan terdiri dari cairan distilasi dan alkohol dengan perbandingan 10:15.
Dalam riset kecil yang dilakukan, Sekunder sebagai aromaterapi turut mendapat ulasan baik dari para penggunanya. Mereka mengklaim napas menjadi lega (55,6 persen), merasa segar (22,2 persen), dan merasa mengantuk (11,1 persen).
”Sekunder bisa digunakan di era normal ini karena multifungsi. Bahannya juga murah dan mudah ditemukan. Namun, proses pembuatannya lama dan produk ini gampang dibuat sehingga penjualannya ada kompetisi,” ujar Andito, menjelaskan Sekunder dari segi SWOT Analysis.
Produk Sekunder sudah digunakan di lingkungan SMA Avicenna Cinere, termasuk di beberapa RT sekitar. Produk ini juga dijual dengan harga Rp 10.000 untuk ukuran 10 ml di mana hasil penjualannya disalurkan sebagai donasi.
Enam medali
Seiring dengan inovasi yang dilakukan, Sekunder berprestasi dalam berbagai lomba yang digelar secara virtual setahun terakhir ini. Perjalanan mereka selama lomba didampingi oleh guru dan pelatih Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMA Avicenna Cinere mereka, Dewi Suryana, yang menghasilkan enam medali.
Sekunder mendapat medali perak dalam World Invention Competition and Exhibition (WICE) Malaysia pada 2021, medali perunggu dalam Global Competition for Life Sciences (GloCoLis) 2021, dan medali emas dalam Indonesia International Applied Science Project Olympiad (I2ASPO) 2021.
Berlanjut ke tahun ini, Sekunder kembali meraih medali emas dalam International Avicenna Youth Science Fair (IAYSF) Iran pada 2022 dan medali perak dalam Youth International Science Fair (YISF) 2022. Yang paling baru, Haekal dan teman-teman membawa pulang medali emas dalam World Youth Invention and Innovation Award (WYIIA) 2022 tingkat internasional pada 26 Agustus 2022.
Dikutip dari situs resminya, WYIIA 2022 adalah kompetisi sains yang digelar Indonesian Young Scientists Association (IYSA) bersama UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. WYIIA 2022 diikuti oleh 254 tim dari 26 negara, antara lain Indonesia, Malaysia, Thailand, Arab Saudi, Korea Selatan, dan Meksiko.
Sedikit berbeda, dalam lomba ini tim ini menamai ulang Sekunder sebagai Morela (lemon, serai, dan lavender) dengan jargon Naturally Beautiful Killer. “Kami melakukan berbagai inovasi hingga produk terakhir lebih kuat dan tahan lama,” tutur Naura.
Andito menambahkan, Tim Sekunder tidak memiliki tantangan berarti selama riset hingga mengikuti kompetisi-kompetisi itu. ”Awal-awal lomba itu, kami harus (meng)garap presentasi dan paper jadi harus menyeimbangkan waktu dengan tugas, pekerjaan rumah, acara sekolah, dan pembuatan produk. Namun, kami enggak menganggap itu sebagai kendala,” katanya. Bravo SMA Avicenna Cinere!