Berjaya di Kompetisi Calon Dokter Dunia
Tim mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta meraih juara 1 SIMPIC.
Hubungan pertemanan yang akrab membawa keberuntungan bagi Rivaldi Ruby, Erlangga Saputra Arifin, Alver Prasetya dan Eric Ricardo Yonatan. Mereka yang masih menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta berhasil meraih juara pertama di ajang bergengsi Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition (SIMPIC) di Mahidol University, Thailand.
Kompetisi internasional ini berlangsung secara daring pada 13-14 Maret 2022.
”Tahun ini, kami mendaftar yang ketiga kalinya. Pertama kali mendaftar tahun 2020, tetapi karena pandemi, kompetisinya ditunda. Lalu, 2021, kami sampai second round, dan tahun ini mendapat juara pertama,” kata Rivaldi, yang menjadi ketua tim, saat diwawancarai secara daring, Kamis (31/3/2022).
Kompetisi bertema infeksi dengan skala internasional ini diikuti para mahasiswa kedokteran dari 13 negara dengan jumlah peserta 82 tim. Setiap tim beranggotakan empat orang. Dari Indonesia, banyak universitas yang mengikuti kompetisi. Selain itu, peserta datang dari Thailand, India, China, dan beberapa negara Eropa.
SIMPIC yang merupakan ajang tahunan diselenggarakan oleh Faculty of Medicine Siriraj Hospital, Mahidol University, Bangkok, Thailand. Ajang ini menjadi peluang yang baik bagi mahasiswa kedokteran untuk bertukar pengetahuan terkait infeksi, mikrobiologi, imunologi, dan parasitologi.
”Kompetisi ini cukup bergengsi, diadakan oleh Mahidol University dan Siriraj Hospital yang menjadi pusat infeksi terbaik di Asia. Kebanyakan yang dipelajari infeksi di daerah tropis, tetapi kami juga harus mengetahui infeksi dari seluruh dunia, yang biasanya memiliki karakteristik berbeda setiap benua,” ujar Rivaldi.
Kompetisi ini cukup bergengsi, diadakan oleh Mahidol University dan Siriraj Hospital yang menjadi pusat infeksi terbaik di Asia
Selain meraih juara pertama untuk kategori tim, mereka masing-masing juga meraih medali. Kompetisi diawali dengan kategori individu yang diikuti 324 peserta. Rivaldi mengatakan, peserta harus mengerjakan soal pilihan ganda, kemudian dipilih 30 orang dengan nilai tertinggi yang mendapat medali emas (5), perak (10), dan perunggu (15). Lalu, nilai individu digabungkan untuk memilih 40 tim terbaik.
Kompetisi berlanjut untuk kategori tim yang maju ke babak selanjutnya. Mereka harus mengerjakan soal pilihan ganda true or false. Dan, dipilih 10 tim untuk ke babak eliminasi. ”Babak ini lumayan bikin deg-degan. Siapa yang salah menjawab langsung tereliminasi dan hanya ada tujuh pertanyaan untuk bisa terpilih tiga terbaik maju ke final,” kata Rivaldi.
Alver menambahkan, untuk persiapan mengikuti kompetisi, mereka mendapat referensi bahan dari panitia. Selain itu, mereka juga dibantu oleh dosen FKIK Atma Jaya, yaitu dr Sem Samuel Surja, M Biomed, dan Anita Devi Krishnan Thantry, MBBS, MD, DipMEdn., PhD. ”Soal-soalnya berbeda dengan tahun sebelumnya. Kalau ada soal yang harus diskusi, biasanya kami akan memakai Zoom,” kata Alver.
Menjaga kekompakan
Untuk mengikuti sebuah kompetisi dengan persaingan ketat, tentunya mereka harus menjaga kekompakan tim. ”Kami kenal sudah lama, jadi udah nyambung chemistry-nya satu sama lain. Kami malah jarang berdebat,” kata Erlangga sambil tertawa.
Selain sudah saling mengenal satu sama lain, mereka juga sudah sering mengikuti kompetisi di bidang kedokteran. Puluhan penghargaan sudah diraih oleh tiap anggota tim.
Saat mengikuti SIMPIC, semua persiapan yang dilakukan secara daring pun tak membuat hubungan mereka merenggang. Kebiasaan kuliah secara daring selama pandemi juga membantu mereka untuk terbiasa berdiskusi secara daring. ”Sejak awal pandemi, kami lebih banyak kuliah daring, untuk praktik-praktik sebagian besar ditunda. Baru mulai tahun lalu hybrid,” kata Alver.
Tahun lalu, percaya diri berlebihan malah ada beberapa soal yang enggak bisa kami jawab. Itu pembelajaran buat kami untuk selalu humble.
Selain persiapan belajar teori, mereka saling memotivasi untuk meraih kesuksesan dalam kompetisi. Semua kekurangan yang dilakukan pada tahun lalu menjadi pengalaman berharga. Kesempatan terakhir untuk mengikuti kompetisi sebelum meraih sarjana kedokteran tak disia-siakan oleh Rivaldi dan teman-temannya.
”Pengalaman mengikuti kompetisi ini sangat bermanfaat. Dari knowledge, sih, udah pasti ya. Lalu, kebersamaan tim, saling percaya satu sama lain. Saling memotivasi satu sama lain. Kami sempat stres melihat lawan-lawannya, seperti dari NUS Singapura yang masuk top ten dunia,” kata Rivaldi.
Pelajaran lain yang bisa dipetik, menurut Rivaldi, adalah belajar untuk rendah hati. Tahun lalu, mereka sangat percaya diri, yakin akan meraih juara. Sayangnya, mereka hanya sampai di babak kedua. ”Tahun lalu, percaya diri berlebihan malah ada beberapa soal yang enggak bisa kami jawab. Itu pembelajaran buat kami untuk selalu humble. Oke lolos ke babak selanjutnya, tenang… kita harus rendah hati,” ujar Rivaldi sambil tersenyum.
Selain membentuk kepribadian yang tangguh, kompetisi ini juga menjadi ajang untuk membangun jaringan dengan mahasiswa kedokteran dari sejumlah negara. Idealnya, sih, kalau bisa bertemu langsung, pasti mereka akan mendapat teman lebih banyak lagi. Meski begitu, Rivaldi dan tim merasa senang sudah mengenal beberapa teman baru dari Thailand. Pengalaman berkompetisi bisa menjadi bekal meraih sukses di masa depan. Semoga sukses selalu ya para calon dokter….
Rivaldi Ruby
Lahir: Pinrang, Sulawesi Selatan, Januari 2000
Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta (2018-sekarang)
Prestasi, antara lain:
- Juara 1 dan Medali Perak Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition, Mahidol University, Thailand (SIMPIC) (2022)
- Juara 2 Cardiovascular Respiration Branch Indonesia International Medical Olympiad (2021)
- Medali Perunggu Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition Special Edition (SIMPICSED), Mahidol University, Thailand (2021)
Erlangga Saputra Arifin
Lahir: Manado, Juni 2000
Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta (2018-sekarang)
- Prestasi, antara lain:
- Juara 1 dan Medali Emas Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition, Mahidol University, Thailand (SIMPIC) (2022)
- Juara 2 Tropical Infection Branch, Indonesia International Medical Olympiad, Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) (2021)
- Medali Emas Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition Special Edition (SIMPICSED), Mahidol University, Thailand (2021)
Alver Prasetya
Lahir: Jakarta, Oktober 2000
- Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta (2018-sekarang)
Prestasi, antara lain:
- Juara 1 dan Medali Emas Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition, Mahidol University, Thailand (SIMPIC) (2022)
- Juara 1 Digestive Branch Indonesia International Medical Olympiad, ISMKI (2021)
- Medali Perak Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition Special Edition (SIMPICSED), Mahidol University, Thailand (2021)
Eric Ricardo Yonatan
Lahir: Jakarta, Oktober 2000
Pendidikan: Mahasiswa Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Atma Jaya Jakarta (2018-sekarang)
Prestasi, antara lain:
- Juara 1 dan Medali Emas Siriraj International Medical Microbiology, Parasitology and Immunology Competition, Mahidol University, Thailand (SIMPIC) (2022)
- Juara 2 Indonesia International Medical Olympiad Cabang Penyakit Infeksi (2021)
- Juara 1 Lomba Poster WOULD 2022, Universitas Muhammadiyah Palembang