Meskipun tidak mudah, Jadeline berhasil membentuk identitasnya sebagai gitaris perempuan di dunia musik keras.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Raungan gitar musik cadas menarik Jadeline N Aliya Hapsari (27) terjun ke musik. Ia pun merintis karier sebagai gitaris perempuan. Meski tak selalu mulus, Jade bertumbuh di dunia yang didominasi laki-laki itu dengan perlahan tetapi pasti.
Jade mulai tertarik belajar gitar setelah mendengar musik dari berbagai grup punk, rock, dan metal di bangku SMP. Musik cadas lebih menarik di telinganya. Padahal sebelumnya ia telah les piano klasik sejak usia empat tahun.
”Musiknya nge-beatmemacu adrenalin dan ekspresi diri, kita bisa lompat-lompat dan lari kesana kemari. Selain itu, kerumitan musik keras juga yang buat aku tertarik, musiknya dinamis,” kata Jade dalam wawancara virtual dari Jakarta Selatan, Kamis (3/2/2022).
Grup Blink-182, misalnya, menginspirasi Jade untuk bermain gitar sambil bernyanyi. Sementara, grup heavy metal Avenged Sevenfold unik karena mengimplementasikan kerumitan permainan gitarnya berdasarkan classic jazz. Jade akhirnya belajar gitar secara autodidak dari buku dan mulai tampil di acara pentas seni di sekolah.
Seiring meledaknya Youtube, Jade mengunggah video dirinya bermain gitar pada tahun 2009. Beberapa videonya mendapat tanggapan positif, salah satunya adalah cover lagu-lagu milik Superman Is Dead. Video-video itu dilihat lebih dari 100.000 kali.
Beranjak dewasa, karena terinspirasi Blink-182, Jade bersama Seftian Isnan dan Ayub Sholihien saat kuliah membentuk Paper Box! pada 2012. Sebagai vokalis dan gitaris, Jade adalah salah satu personel yang berkontribusi besar menulis lagu untuk grup musik aliran punk ini. ”Aku biasanya nulis lagu dari pengalaman. Kalau fiksi enggak bisa karena malah berpura-pura gitu,” tuturnya.
Paper Box! telah merilis album mini Let The Camouflage Begin! (2015) dan album Angst (2019). Let The Camouflage Begin! terjual sekitar 1.000 keping CD. Trio ini juga meluncurkan beberapa singel, termasuk lagu ”Djakarta” (2017) yang turut menampilkan Bagus dari NTRL.
Grup indie ini pernah melakukan tur di Jakarta, Banten, Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Bali serta tampil di beberapa stasiun televisi dan radio. Paper Box! aktif selama 2012 hingga 2020 lantaran kesibukan setiap anggota.
Anak tunggal dari seniman Nungki Kusumastuti ini tak menyangka tahun 2020 menjadi awal baru baginya. Lewat Instagram, dia awalnya diajak untuk menjadi gitaris tambahan Sunrise, grup musik aliran post-hardcore dan emo. ”Aku kaget banget karena massa grup ini sudah puluhan ribu,” ujar Jade.
Berdiri sejak 2012, Sunrise telah memiliki basis penggemar yang cukup solid meskipun mengalami banyak pergantian personel. Grup ini telah memiliki lebih dari 11.700 pengikut di Youtube dan 21.400 pengikut di Instagram.
Jade akhirnya resmi bergabung ke Sunrise pada 2021, mendampingi Chandra Erin sebagai vokalis dan pendiri Sunrise. Perjalanan baru grup ini ditandai dengan perilisan lagu ”Moving On” pada 14 Januari 2022. Untuk lagu ini, duo ini menggandeng Ashley Green, drumer grup Holding Absence dari Wales.
Pernah diremehkan
Musisi di dunia musik cadas mayoritas diisi dengan laki-laki, baik di luar maupun dalam negeri. Sebagai perempuan, Jade tak jarang menemukan persepsi negatif orang atas dirinya.
”Banyak suka dukanya. Ada beberapa orang yang suka, ada juga yang ngeremehin kalau perempuan gak bisa main musik keras apalagi sebagai gitaris. Padahal zaman sekarang sudah banyak perempuan di komunitas dan skena musik keras,” kata Jade yang juga bisa bermain bas dan drum.
Setelah bergabung dengan Sunrise pun, Jade masih mendapati komentar pedas atas penampilannya. Beberapa mempertanyakan mengapa Sunrise merekrut gitaris perempuan. Salah satu komentator malahan menilai kemampuan Jade masih kurang padahal si komentator sendiri mengaku tidak bisa bermain gitar.
Menurut Jade, musisi laki-laki sebenarnya juga tidak luput dari kritik penggemar musik keras. Namun, komentar tentang musisi laki-laki fokus pada segi keterampilan atau gaya bermain musik. Sedmentara penilaian terhadap musisi perempuan telah berlandaskan asumsi bahwa perempuan tidak bisa bermusik sejak awal.
Jade merasa sedih jika mendapati komentar-komentar tidak membangun seperti itu. Namun, dirinya percaya diri dengan kemampuannya sendiri. Ditambah lagi banyak penggemar yang turut memuji dan berterima kasih karena Jade membantu Sunrise aktif lagi.
Berkarier di dunia musik sembari berkarier di dunia pemasaran digital sudah mantap dijalani penggemar gim The Witcher ini. Pasar musik cadas di Indonesia masih niche, tidak seperti musik pop. Selain itu, dunia metal identik dengan citra negatif, seperti kenakalan dan kekerasan.
Perempuan ini siap menghadapi tantangan yang menghadang, didukung oleh kedua orangtuanya. ”Yang susah itu berkomitmen. Kalau manggung doang gampang. Komitmen itu enggak gampang karena kita harus membangun hubungan dengan personel lain dan menggerakkan band untuk jalan,” ujar Jade.
Jadeline N Aliya Hapsari
Lahir: Jakarta, 4 November 1994
Pendidikan:
D-3 Bahasa Inggris Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Nusa Mandiri
S-1 Program Studi Sastra Inggris Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STIBA) Nusa Mandiri (lulus 2019)
Pengalaman:
Account Manager di Boleh Dicoba Digital (2021-sekarang)
Gitaris grup Sunrise (2021-sekarang)
Vokalis dan gitaris grup punk Paper Box! (2012-2020)