Berkelana sembari menghabiskan waktu bersama keluarga atau kolega adalah hal yang manis untuk dikenang, apalagi sambil menyantap gelato.
Oleh
Okti Hajeng Kristiadi dan Maria Chriselita Hartanti
·3 menit baca
FARID BAGASKARA
Varian rasa gelato di toko Legato Gelato, Gading Serpong, Tangerang, Senin (22/11/2021).
Berkelana sembari menghabiskan waktu bersama keluarga atau kolega adalah hal yang manis untuk dikenang, mulai dari menyusuri kota, mencari hiburan, hingga berwisata kuliner.
Namun, rasanya kurang lengkap jika tidak mampir sejenak untuk mencicipi nikmatnya si manis gelato. Warna-warni gelato yang ditata rapi dalam etalase kaca tampak cantik dan menarik hati.
Gelato yang dingin dan lembut disajikan dalam balutan cup (wadah/mangkuk) atau cone (wadah berbentuk kerucut) dipermanis dengan berbagai topping (tambahan) yang semakin memikat hati pengunjung. Gelato merupakan salah satu hidangan penutup dari Italia yang dalam bahasa Italia memiliki arti beku.
Meski bukan hidangan khas Indonesia, gelato cukup familiar dan dikenal masyarakat. Gelato mulai dikenal masyarakat Indonesia sejak tahun 2015. Hingga kini, kedai gelato banyak tersebar di berbagai daerah di Indonesia dan tetap melekat di hati masyarakat Indonesia sampai sekarang.
Sekilas, gelato dan es krim memiliki bentuk yang mirip sehingga keduanya kerap disamakan. Kenyataannya gelato dan es krim merupakan dua hidangan yang berbeda.
Perbedaan antara gelato dan es krim itu sudah diketahui oleh beberapa penikmat gelato. Keduanya memiliki berbagai perbedaan mulai dari komposisi, proses pembuatan, hingga karakteristik produknya.
FARID BAGASKARA
Varian rasa gelato di toko Legato Gelato.
Menurut karyawan Mondo Gelato di Semarang, Maulidya, Selasa (23/11/2021), gelato mengandung lebih banyak susu dibandingkan dengan es krim yang cenderung lebih banyak dicampur krim. Kandungan lemak pada gelato pun lebih rendah, yakni 4 persen-8 persen. Sementara es krim memiliki kandungan lemak sekitar 10 persen.
Dari proses pembuatannya, gelato melalui proses pengadukan dengan kecepatan rendah dan biasanya disimpan pada suhu -3 derajat celsius.
Keistimewaan gelato
Rasa unik seperti vanilla charcoal di Mondo Gelato Semarang dan rasa squid games yang terinspirasi dari serial Netflix di Iconic Gelato & Bistro Yogyakarta dapat kita pilih dengan bebas. Gelato memang memiliki berbagai varian rasa yang mampu membuat bimbang pengunjung untuk menjatuhkan pilihan rasa yang ingin dinikmati. Selain varian rasa yang beraneka ragam, lembutnya tekstur gelato mampu menjadi daya tarik tersendiri di lidah pengunjung.
Varian cookies and cream merupakan favorit Diva, pengunjung Iconic Gelato & Bistro, Yogyakarta, yang ditemui pada Minggu (21/11). Diva mengatakan, dirinya lebih menyukai gelato dibandingkan es krim karena gelato memiliki rasa yang pekat dengan varian yang lebih beragam.
Selain itu, gelato juga memiliki segudang manfaat. Komposisinya yang kaya akan susu (kalsium) dapat memperkuat tulang dan memperlancar pencernaan. Rasanya yang bervariasi dan menarik hati pun mampu menambah energi ketika penat, melepas stres setelah lelah beraktivitas. Bahkan, gelato mampu menghambat radikal bebas.
Kompas
Desain Koran Magangers Kompas Muda Batch XII
Gaya penyajian
Umumnya, gelato disajikan di atas cone cantik atau cup unik untuk dinikmati. Cone dan cup yang digunakan pun memiliki berbagai bentuk dan ukuran.
Mulai dari ukuran small (kecil) yang terdiri dari dua rasa, medium (sedang) yang terdiri dari tiga rasa, dan ukuran yang lebih besar lagi. Varian dan ukuran dapat disesuaikan dengan takaran scoop (sendok) yang diinginkan.
Harga untuk penyajian menggunakan cone dan cup pun berbeda meskipun variasi ukurannya sama. Mulai dari Rp 20.000, kita sudah bisa mencicipi si manis dari Italia ini.
Crepe kering, chocolate chip, marshmallow, dan berbagai jenis manisan lainnya merupakan topping yang kerap disajikan di atas gelato. Tentunya topping tersebut tidak lupa diberikan sebagai sentuhan akhir yang mempercantik penyajian gelato.
Kompas
Kelompok Komunikasi Magangers Kompas Muda Batch XII
Diliput oleh Magangers Kompas Muda Batch XII
Okti Hajeng Kristiadi, Universitas Diponegoro Semarang
Maria Chriselita Hartanti, Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta
Farid Bagaskara, SMK Bhakti Anindya Tangerang
Riany Handiana, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta