Melyananda Putu memulai karier musiknya sebagai gitaris sejak SMP.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·4 menit baca
Bali menyimpan banyak talenta seni di dunia seni rupa, seni tari, dan seni musik. Melyananda Putu (20) adalah salah satu talenta muda yang sedang membuka jalan berkarier di dunia musik. Berbekal gitar, Mella, begitu dia akrab disapa, sudah tampil di berbagai pentas seni bersama sejumlah seniman ternama Tanah Air.
Mella lahir bukan dari keluarga pemusik. Ayahnya seorang guru SMK dan ibunya ibu rumah tangga. Walaupun sudah lama mengenal dunia seni lewat tari Bali, ia baru tertarik pada musik di usia 10 tahun. Waktu itu, dirinya terpesona melihat ayahnya bermain gitar saat berkumpul bersama teman-teman.
Akhirnya, gadis ini diajari bermain alat musik oleh ayahnya yang juga belajar otodidak dari Youtube. Mella lalu coba belajar bermain drum. Bersama sepupu-sepupunya, ia sering bermain musik di studio dekat rumah sepulang sekolah.
Masuk SMP tahun 2013, Mella fokus belajar gitar. Ia mengikuti kursus di Balawan Music Training Centre, sekolah musik yang dimiliki gitaris kenamaan Balawan. ”Waktu itu aku pilih gitar soalnya jarang lihat gitaris cewek,” ujar Mella saat dihubungi dari Bali, Senin (20/9/2021).
Seperti Balawan, Mella belajar bermain gitar dengan teknik tapping menggunakan gitar dua leher alias double neck. Hal ini termasuk menantang karena gitaris harus melatih otak kiri dan kanan untuk menggunakan dua tangan sekaligus. Mella harus berlatih setiap hari hingga akhirnya terbiasa.
Latihan itu terbayar. Mella yang masih pelajar SMP tampil di sejumlah acara dan festival besar di Bali, seperti Grand Final Puteri Indonesia Provinsi Bali 2014, Sanur Village Festival 2014, dan Nusa Dua Fiesta 2014. Pada Agustus 2017, Mella juga terlibat dalam pementasan besar, seperti lakon ”Laskar Bayaran” oleh Indonesia Kita di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Mella menjadi pembuka lakon ”Laskar Bayaran” dengan memainkan lagu ”What’s Left in Bali” ciptaan Balawan menggunakan gitar dua leher. Meskipun sempat gugup, gadis ini menyelesaikan penampilan dan memerankan perannya dengan baik. Ia pun bisa merasakan kolaborasi dengan nama-nama besar di dunia sastra, teater, dan musik, seperti Lola Amaria, Balawan, Butet Kartaredjasa, Marwoto, serta Agus Noor.
”Sebenarnya pas ditawarin terlibat aku kaget, sih, karena enggak ada dasar akting. Tapi mau enggak mau harus coba untuk menambah pengalaman dan relasi. Pas di sana aku bisa kenal banyak seniman dan jadi tahu bagaimana proses pementasan teater,” ujar Mella.
Menambah jejaring
Ada beberapa musisi yang menjadi panutan Mella. Isyana Sarasvati, Dewa Budjana, Plini, Mateus Asato, dan John Mayer adalah beberapa di antaranya. Menurut dia, musisi-musisi ini memiliki warna sendiri dan berani bereksperimen tanpa memedulikan tren arus utama.
Untuk mewujudkan mimpinya sebagai musisi, Mella rajin mengunggah dirinya bermusik di Youtube. Mella sudah merilis dua lagu yang dia gubah dan nyanyikan sendiri di platform musik digital, yakni ”Kemarau”(2020) dan ”Setangkai” (2021). Lagu-lagu ini dibuat dan direkam di kamarnya. Videoklip untuk ”Setangkai” dibuat Mella bersama adik-adiknya di rumah.
Selain itu, Mella juga mengikuti kegiatan yang bisa memungkinkannya menambah jejaring, bahkan berinteraksi dengan idolanya. Dirinya pernah terpilih mengikuti lomba cover lagu sebuah jenama sampo sehingga bisa tampil bersama Isyana Sarasvati di Jakarta pada 2017.
Tahun lalu, Mella juga berkesempatan bermain musik bersama Ardhito Pramono saat musisi muda ini berkunjung ke Sanur, Bali. Kesempatan ini datang setelah Ardhito pernah melihat unggahan Mella di Instagram untuk sebuah kontes beberapa tahun lalu. Mereka akhirnya berkenalan dan Ardhito mengajaknya untuk main musik bersama suatu saat.
Mella mengakui belum mengenal betul cara kerja industri musik Tanah Air. Ia juga masih mencari warna musiknya sendiri. Namun, ia memutuskan terus melatih kemampuannya bermusik dan berkarya. Ia sempat kursus mixing dan mastering selama sebulan di Jakarta pada 2020.
”Bisa dibilang aku mulai dari nol dan baru mendapat koneksi karena Om Balawan dan media sosial. Menjadi musisi itu tantangannya banyak. Aku juga harus konsisten berkarya dan sekarang sibuk mencari publisher untuk ke depannya,” kata Mella.
Mella sedang mengerjakan mini album perdana. Untuk anak muda yang ingin menjadi musisi, Mella berpesan agar menentukan fokus terlebih dulu, memanfaatkan teknologi yang semakin canggih, dan jangan ragu menghubungi musisi profesional lain untuk belajar.
Putu Melyananda Putri Maharani
Lahir: Gianyar, Bali, 28 Februari 2001
Pendidikan: Mahasiswa S-1 Program Studi Ilmu Komunikasi FISIP Udayana (2020-sekarang)
Pengalaman:
Pementasan ”Laskar Bayaran” oleh Indonesia Kita, Taman Ismail Marzuki, Jakarta (2017)