Corona Go dan EndCorona, Aplikasi Karya Mahasiswa UI Saat Pandemi
Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia (UI) membuat aplikasi yang dapat mengedukasi masyarakat untuk dapat melakukan tindakan preventif tertular dari virus korona jenis baru.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·5 menit baca
Melawan pandemi Covid-19 di Indonesia dilakukan secara luas sejak penyebarannya merebak pada 2020. Tak ketinggalan, perguruan tinggi mengerahkan sivitas akademika, mulai dari dosen hingga mahasiswa, untuk proaktif menawarkan ide, gagasan, dan inovasi yang dapat mengatasi penyebaran virus korona. Pemanfaatan teknologi digital jadi salah satu solusi yang ditawarkan.
Anak muda yang akrab dengan dunia digital tak ketinggalan berkontribusi mengatasi Covid-19. Sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia membuat aplikasi yang dapat mengedukasi masyarakat untuk bisa melakukan tindakan preventif tertular dari virus korona jenis baru ini.
Almer Hafiz Yusuf dari tim mahasiswa Laboratorium Product Development and Innovation Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik UI menghadirkan aplikasi mobile game bernama Corona Go. Gim di gawai ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran mengenai langkah preventif penyebaran Covid-19 yang menguji variabel kesehatan, kesadaran, dan pengetahuan pengguna.
”Idenya, karena melihat sebelum banyak kasus Covid-19, pas di awal PSBB (pembatasan sosial berskala besar) tahun lalu, banyak orang yang tidak mau mengikuti anjuran pencegahan 3M: memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Ternyata ini terjadi yang karena tidak mau tahu, tidak tahu, atau tidak menerima informasi dengan baik,” ujar Almer, mahasiswa semester 8 Program Studi Teknik Industri, dari Jakarta, Sabtu (27/2/2021).
Almer bersama tim delapan orang di bawah bimbingan Kepala Laboratorium Product Development and Innovation Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik UI Amalia Suzianti berkolaborasi dengan Anoman Studio mengembangkan aplikasi ponsel Corona Go pada kurun waktu Juli-September 2020. Didukung dana hibah Direktorat Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat UI, saat ini aplikasi Corona Go telah dikembangkan hingga tahap purwarupa.
Almer menuturkan, aplikasi gim yang interaktif diharapkan dapat menarik minat masyarakat karena tidak membosankan agar pengguna aplikasi dapat mengidentifikasi langkah-langkah tepat yang harus diambil saat pandemi ini. ”Pengguna bisa mengambil peran sebagai mahasiswa, karyawan kantor, atau ibu rumah tangga. Lalu, mereka menjawab pertanyaan dan bermain gim, yang benar dapat poin, yang salah dikurangi poinnya,” kata Almer.
Setelah pengguna memilih peran, mereka akan menghadapi berbagai gim mengenai aktivitas sehari-hari yang telah disesuaikan dengan peran masing-masing. Di samping itu juga telah disisipkan sejumlah mini-gim interaktif bagi pengguna, yang diharapkan dapat membuat metode edukasi tidak membosankan.
Kami merasa senang bisa berkontribusi untuk mitigasi penyebaran Covid-19.
Menurut Almer, ketua tim mahasiswa pengembang Corona Go, pendekatan gim di gawai digunakan agar dapat lebih mudah memperkenalkan langkah-langkah preventif persebaran Covid-19. ”Melalui gim, kami memberikan rasa tertarik dan pengertian mengenai apa yang harus dilakukan dalam skenario-skenario yang dilalui dalam Corona Go,” ujar Almer.
Permainan Corona Go digambarkan seperti simulasi kegiatan sehari-hari dalam masa pandemi ini. Dalam keseharian terkadang orang-orang melalui beberapa hal yang tidak terduga, ada 100 kombinasi variasi event yang dapat ditawarkan.
Skala kegiatan yang ditawarkan oleh Corona Go berawal dari rumah tangga hingga bepergian menggunakan kendaraan umum. Dalam gim tersebut juga ada beberapa event yang dilalui, seperti saat adanya PSBB yang diberlakukan untuk warga Jakarta. ”Sejauh ini baru selesai pengembangan. Sudah sempat diuji coba ke pengguna untuk mendapatkan input pengembangan selanjutnya,” lanjutnya.
Almer berharap, ada peluang aplikasi Corona Go dimanfaatkan secara masif. Pengembangan untuk variasi event dalam gim bisa dilakukan menyesuaikan perkembangan pandemi virus korona yang menuju ke era normal baru.
”Kami merasa senang bisa berkontribusi untuk mitigasi penyebaran Covid-19. Artinya, kami sudah bisa sampai menghasilkan produk yang dapat mengedukasi masyarakat dengan memanfaatkan gadget yang selalu dipakai orang saat ini,” ujar Almer.
Aplikasi untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang dihasilkan mahasiswa UI tak hanya Corona Go. Salah satu aplikasi itu bernama EndCorona, karya tim mahasiswa lintas ilmu UI yang digagas Arya Ananda Indrajaya Lukmana, mahasiswa Fakultas Kedokteran UI. Aplikasi ini dikenal publik sejak April 2020.
Dengan aplikasi EndCorona, masyarakat bisa mengetahui apakah mereka rentan terkena Covid-19 atau tidak dengan melakukan asesmen secara mandiri lewat aplikasi ini. Aplikasi ini memiliki beberapa kategori, seperti risiko rendah, hati-hati, rentan, atau sangat rentan.
Selain itu, aplikasi EndCorona memberikan kemudahan bagi masyarakat umum untuk mengakses informasi dan edukasi tentang Covid-19, mulai dari akses peta rumah sakit rujukan Indonesia, informasi statistik dari kasus Covid-19 terkini, hingga pembasmi hoaks seputar Covid-19 yang disusun berdasarkan jurnal.
Targetnya, membantu masyarakat dan pemerintah untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru. Membantu masyarakat tetap sehat dan ekonomi bisa pulih pelan-pelan.
Gagasan Arya menghadirkan aplikasi EndCorona mendapat apresiasi Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia Awards 2020 kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi pada Oktober tahun lalu.
”Targetnya, membantu masyarakat dan pemerintah untuk menjalani adaptasi kebiasaan baru. Membantu masyarakat tetap sehat dan ekonomi bisa pulih pelan-pelan,” ujar Arya.
EndCorona juga hadir di platform Instagram. Berbagai infografik terkait kesehatan dan kebijakan pemerintah di masa pandemi Covid-19 disajikan dengan sederhana sehingga mudah dipahami.
Kolaborasi juga dilakukan EndCorona, salah satunya dengan Gerakan UI Mengajar 10 yang menggelar webinar series hidup sehat melawan pandemi. Ada juga penggalangan donasi untuk menjaga kesehatan anak-anak dengan membagikan masker, sabun cuci tangan, penyanitasi tangan, dan faceshield.
Pada puncak perayaan dies natalis ke-71 secara virtual, Selasa (23/2/2021), Rektor UI Ari Kuncoro menjelaskan, tema ”UI Tangguh untuk Indonesia Bangkit” menyiratkan meskipun di masa pandemi, UI tetap berkontribusi melalui riset dan bentuk pengabdian lainnya semaksimal mungkin. Kontribusi ditujukan sebagai solusi bagi bangsa dalam upaya penanganan pandemi Covid-19.
UI berupaya memberikan apresiasi setinggi-tingginya bagi warga UI yang berkontribusi di masa pandemi. Ada penghargaan penanggulangan wabah Covid-19 yang dibagi menjadi tiga kategori. Pertama, untuk warga UI yang memberikan kontribusi bagi upaya pemerintah dalam menanggulangi pandemi.
Kategori kedua, untuk kontribusi pencerdasan dan edukasi serta yang ketiga kategori inovasi. Penghargaan ini diberikan kepada lebih dari 280 sivitas akademika yang dianggap berkarya dan berinovasi dalam memberikan solusi bagi upaya penanggulangan pandemi Covid-19.