Anak muda kembali diingatkan mengenai pentingnya asupan makanan sehat dan bergizi di masa pandemi Covid-19.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Anak-anak muda, apalagi yang tinggal jauh dari orangtua, sering kali lebih memilih makanan cepat saji untuk disantap. Masa Pandemi Covid-19 yang membuat kegiatan jadi lebih banyak di rumah bisa menjadi kesempatan untuk mulai menjalankan gaya hidup sehat di kalangan anak muda, salah satunya lewat makanan sehat.
Di acara webinar Peduli Pangan Series #1 bertajuk ”Belajar Makanan Sehat dan Makan Bersama” yang digelar Campaign.com, Rabu (30/9/2020), dokter spesialis gizi, Diana Sunardi, menjelaskan, makan dan gizi seimbang penting. Untuk itu, setiap orang harus mengetahui status gizi masing-masing. Cara sederhananya dengan mengecek berat badan ideal, indeks massa tubuh, dan lingkar pinggang (perut).
Diana juga menepis anggapan soal sejumlah makanan yang diklaim sebagi super food yang semakin rajin diiklankan untuk penguatan imun di masa pandemi Covid-19. ”Kalau makanan sebenarnya tidak ada yang super food, ya. Sebisa mungkin makan dengan isi piring yang beragam. Nah, anak muda, kan, seringnya kurang banyak makan sayur dan buah, terutama yang murni. Di satu piring usahakan kombinasi berbagai makanan karena tiap makanan ada nilai nutrisi, vitamin, dan serat yang beraneka ragam, yang dibutuhkan tubuh,” tutur Diana.
Diana memberi tips supaya anak-anak muda bisa memaksimalkan saat musim buah tertentu. ”Supaya enggak jebol di kantong, banyak kosumsi buah yang sedang musim saat itu. Bisa dimakan dengan berbagai olahan,” ujar Diana.
Selain itu, Diana juga mendorong agar anak muda jangan malas memodifikasi makanan siap saji jadi lebih begizi. Olahan mi instan yang digemari, misalnya, bisa dilengkapi sejumlah sayuran hijau, untuk menambah gizi sederhana.
Makanan sederhana
Content creator makanan sehat, Adelia Izza Khairina, membagi tiga tips buat kawula muda untuk mulai membuat makanan sederhana. Adelia mengatakan, makanan harus bervariasi.
”Kalau sudah makan nasi putih, jangan ada mi goreng atau perkedel kentang. Makanan harus ganti-ganti, bervariasi, karena ada nilai nutrisi yang saling melengkapi. Selain itu, enggak ada keharusan mengikut tren. Cari saja bahan pangan yang lagi musim supaya murah. Nah, kalau makanan sudah cukup bervariasi, kita enggak perlu bergantung ke super food,” papar Adelia yang berbagi kiat makanan sehat di @delle.kitchen.
Tips lainnya, ujar Adelia, kita harus memasak dengan cara yang berbeda. Makanan tidak semua harus digoreng atau ditumis untuk menghindari lemak jahat. Bisa juga makanan mentah untuk lalapan, dikukus, atau difermentasi.
”Makan nasi goreng, kan, digemari tuh. Bisa dicampur lalapan dan acar yang banyak,” kata Adelia yang mengambil kuliah khusus pangan ini.
Adelia mengatakan, sering kali makanan yang dikukus dianggap membosankan. Padahal, makanan seperti pepes dan botok teknik memasaknya dengan dikukus. Supaya tidak bosan dan lebih berasa, tentunya mengukus dengan menggunakan beragam rempah.
Adelia juga memberi tips supaya kita memperpanjang umur makanan. Ketika ada musim buah tertentu, bisa saja disimpan di freezer kulkas asal diberi label. Buah pun bakal berumur panjang dan bisa diolah kapan saja.
”Sekarang ini, kan, terbatas untuk belaja ke pasar, ya. Mau belanja online, kalau keseringan, ongkos kirim lumayan juga. Jadi, kita mesti pintar-pintar mengolah makanan dan memperpanjang umur makanan supaya bisa gampang dipakai kalau dibutuhkan,” ujar Adelia.
Kesukaan makan makanan siap saji juga disorot Adelia. Soalnya, makan cepat saji gampang dikonsumsi, awet, murah, enak, dan ada label informasi. Namun, tetap perlu diwaspadai karena biasanya tinggi garam dan gula, ada bahan tambahan, nutrisi kurang lengkap, serta tinggi kalori.
”Tipsnya tambahkan sayuran. Makannya juga sesekali saja,” ujar Adelia.
Menurut Adel, makanan sehat sebenarnya sederhana. Kombinasi berbagai jenis bahan pangan yang sehat sudah membantu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sehari-hari.
Donasi lewat kompetisi
Guna mengajak anak muda peduli pangan di masa pandemi ini, Campaign.com menggelar kompetisi daring. Anak muda diajak untuk menunjukkan komitmen mendukung perbaikan krisis pasokan pangan di Indonesia dengan mengikuti dan menyelesaikan program Aksimu untuk Perbaiki Krisis Pasokan Makanan Indonesia.
Peserta diminta menyelesaikan lima tantangan aksi di aplikasi Campaign #ForChange. Tiap peserta yang menyelesaikan aksi berarti sudah menyumbangkan donasi Rp 20.000 untuk empat komunitas isu pangan, yakni IAAS Indonesia, Food Sustainesia, Buang Di Sini, dan Tani Panen. Kompetisi daring berlangsung hingga 21 Oktober.
Pemenang kompetisi daring diumumkan pada 26 Oktober 2020. Pemenang akan mendapatkan hadiah sesi privat dengan Celebrity Chef. ”Ayo ambil bagian untuk bantu memperbaiki krisis pasokan makanan di Indonesia,” kata Founder Tani Panen, Whisnu Febry.